f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
makanan halal

Perjalananku Meraih Pendidikan Tinggi (2)

Belajar yang Menyenangkan

Perpusatakaan di masa SMA menjadi tempat persembunyian kesendirian saya yang paling sempurna. Melupakan semua kesedihan karena ketidak mampuan saya dalam mata pelajaran yang lainnya. Dan saya sangat beruntung, karena saya ditemani kawan-kawan yang sangat baik dan menyenangkan.

Memasuki masa perguruan tinggi tantangan saya berbeda sekali. Dari sekolah umum ke lembaga pendidikan berlatar belakang Islam membuat saya harus menyesuaikan diri secara cepat. Terutama ketika belajar bahasa Arab. Bukan hal yang mudah karena rata – rata teman saya adalah lulusan pesantren. Saya harus memulai dari awal lagi. Saya merasa, dan berfikir bahwa bapak benar, saya tidak harus bersusah payah dalam studi. cukup di rumah dan berbisnis saja. Hingga kemudian saya bertemu dengan Prof. Zakiyah Daradjat.

Saya meneliti praktek beliau untuk tesis saya. Berkat pertemuan privat yang cukup intensif ini lah, di sela beliau selesai memandu kliennya di ruang tunggu di kediamannya kami bicara dari hati-ke-hati,

“Ima, kamu harus melanjutkan studi untuk master kamu. Saya melihat kamu sangat bersemangat dan berbakat untuk melanjutkan studi kamu.”

Kesempatan di Luar Dugaan

Saya tak bisa lupa kata kata beliau ini. Sungguh, beliau tidak tahu jika kata kata ini telah merubah seluruh cara berfikir saya tentang perjalanan studi saya. Hingga akhirnya, meskipun dengan berat hati orang tua saya merelakan saya untuk melanjutkan studi di Program profesi di UGM.

Sungguh, ini pun kesempatan yang di luar dugaan. Dalam kegalauan saya antara melanjutkan studi atau tidak karena mempertimbangkan keinginan orang tua saya diajak dua orang kawan yang ingin mengikuti tes masuk program profesi psikologi. Kawan saya berkata,

Baca Juga  Kebosanan Melanda Pelajar Indonesia

Udah lah ma, lu musti refreshing jangan sedih terus…ikut kita saja ke Yogya…lu temenin kita saja…kalau mau ikut tes anggap saja iseng-iseng berhadiah”

Dengan berat, orang tua saya mengijinkan. Meskipun saya tidak mengatakan maksud dan tujuan saya untuk ikut tes. Tapi untuk jalan-jalan, ingin tahu Yogya. Karena iseng-iseng berhadiah, saya cukup santai saja. Dan, hasilnya membuat saya kaget. Justru saya yang diterima, kedua kawan saya tidak. Saya berfikir, ‘feeling’ Prof. Zakiyah benar!

Menjalani masa pendidikan profesi sungguh berat saya rasakan. Namun jika mengingat betapa sulitnya saya mendpatkan kesempatan ini saya merasa bahwa kesempatan ini tidak boleh saya sia-siakan. Saya harus mengikuti kawan kawan saya yang lulusan UGM yang sudah terbiasa dengan banyak alat tes psikologi dan pengetahuan yang lainnya. Kadang mereka kesel, karena pertanyaan saya di kelas seperti tidak ada habisnya terutama menjelang selesai kelas. Hihihi, saya tahu mereka terganggu, tapi saya berusaha untuk tidak perduli. Saya tak malu mendatangi dosen di kantor mereka untuk bertanya jika saya tidak paham. Karena hanya dengan cara seperti itulah saya dapat menutupi kekurangan kapasitas kognisi saya.

Saya hanya harus belajar lebih banyak  karena saya tidak sepandai dan sepintar mereka !

Alhamdulillah, saya melalui masa studi dengan baik. Saya selesaikan S1 dengan IPK 3,66; Profesi dengan IPK 3,89, S2 Psikologi 3,96. Kesulitan dan masalah psikologis turatama dengan rasa percaya diri dan kegagapan saya masih saya rasakan hingga kini. Dan saya terus mengobati diri saya sendiri. Tapi saya yakin, jika ima kecil dalam melaluinya dengan baik; maka ima dewasa tentu bisa memaluinya dengan lebih baik lagi. Dengan ketekunan dan kerja keras, insyaAllah akan menghadiahi dengan hadiah yang sesuai.

Bagikan
Post a Comment