f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
ketahanan keluarga

Mewujudkan Ketahanan Keluarga di Masa Pandemi

Pandemi Covid-19 telah mewabah kurang dari tiga tahun di dunia. Sejak awal kemunculannya pada akhir tahun 2019 silam di Wuhan Cina sampai sekarang, telah merenggut setidaknya ratusan juta nyawa dari berbagai belahan dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) merilis jumlah kasus yang tercatat dari berbagai negara, termasuk Indonesia, hingga tulisan ini dibuat (18 September 2022), sejumlah lebih dari 609 juta kasus. Belum lagi, kasus kematian akibat Covid-19, yang saat ini berjumlah lebih dari 6,5 juta jiwa.

Munculnya Berbagai Krisis Akibat Pandemi

Melihat maraknya kasus yang terjadi, pandemi ini berhasil melahirkan sejumlah krisis. Krisis akibat pandemi ternyata tidak hanya sebatas meluluhlantakkan sektor kesehatan saja. Layaknya sebuah gunung es, apa yang tampak di permukaan tidak sebanding dengan apa yang tersembunyi di dalamnya. Melainkan terdapat sektor-sektor lain yang juga ikut terdampak mulai dari sektor ekonomi, politik, hukum, sosial, hingga pendidikan. Dampak dari pandemi ini tentu jelas menuntut masyarakat dunia untuk segera melakukan berbagai perubahan yang bersifat fundamental, dari berbagai lintas sektoral. Inilah yang kita sebut dengan disrupsi.

Disrupsi dapat muncul ketika terjadi serangkaian perubahan besar sebagai akibat dari berkembangnya inovasi atas respon sebuah gejala atau kondisi nyata yang terjadi secara masif hingga dapat mengubah sistem dan tatanan dalam kehidupan masyarakat. Dalam konteks sekarang, krisis akibat pandemi akan melahirkan disrupsi yang akan mudah dihadapi. Apabila masyarakat dunia, tak terkecuali di Indonesia, terus berupaya melakukan kolaborasi dan kerja sama guna memperkuat ketahanan dan ketangguhan dalam rangka memerangi pandemi Covid-19 sekaligus mengatasi beragam dampak turunannya.

Mulai dari menggalakkan misi edukasi, menerapkan protokol kesehatan, melakukan vaksinasi,  hingga memperbaiki dampak turunan Covid-19 baik dalam bidang sosial, ekonomi, maupun pendidikan. Akan tetapi, hal ini ternyata tidak mudah dilakukan. Kehidupan tak selalu berjalan dengan mulus. Pada kenyataannya, hampir sebagian besar dari kita pasti menemukan beragam persoalan atau permasalahan yang kerapkali datang silih berganti.

Baca Juga  Berdamai dengan New Normal adalah Tergesa-gesa
Dampak Pandemi Terhadap Keluarga

Ketidakharmonisan keluarga merupakan salah satu permasalahan sosial yang kerapkali kita jumpai. Hasil survey SMERU pada Oktober-November 2020 silam terhadap 12.216 responden dari 34 provinsi, mengungkapkan bahwa dampak yang muncul akibat pandemi Covid-19 dapat memperparah kondisi keluarga dalam rumah tangga.

Kemudian penelitian Nine dan Stevany (2021) dengan tegas memperkuat hasil suevey di atas yang menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 mampu berdampak memengaruhi tingkat keharmonisan keluarga. Hal tersrbut merupakan konsekuensi logis dampak pandemi Covid-19. Konsekuansi tersebut antara lain : menurunnya pendapatan finansial, meningkatnya kasus perceraian, dan tidak berfungsinya peran maupun fungsi keluarga dengan baik.

Made Suka (2021) menjabarkan bahwa pandemi Covid-19 memiliki dampak yang sangat signifikan bagi keluarga. Dampak pandemi bagi keluarga di antaranya dapat menghilangkan kesempatan kerja anggota keluarga, seperti maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai perusahaan. Selain itu, hal ini juga berdampak pada menurunnya kemampuan daya beli anggota keluarga terhadap pemenuhan kebutuhan sehari-hari, seperti : sembako, tuntutan anak sekolah, membayar cicilan atau kredit, membayar listrik, dan lain sebagainya.

Tidak terpenuhinya kebutuhan sehari-hari dapat berakibat parah terhadap menurunnya status gizi keluarga terutama balita dan anak-anak. Belum lagi mutu pendidikan kian merosot, angka kriminalitas semakin meningkat, dan segudang permasalahan sosial lainnya. Padahal, situasi pandemi saat ini justru bisa menjadi titik balik yang konstruktif dan positif jika para keluarga mampu menyikapinya dengan bijak untuk merajut kembali peran dan fungsinya dalam sebuah tatanan sosial-kemasyarakatan.

Ketahanan Keluarga

Perlu adanya pengambilan sikap yang bijak oleh keluarga demi memperkuat ketahanan keluarga sebagai modal utama untuk dapat mewujudkan masyarakat yang harmonis dan sejahtera. Tentu hal ini bisa menjadi keuntungan tersendiri bagi keluarga maupun masyarakat luas. Akan tetapi, melihat kondisi saat ini, tidak serta merta hanya melibatkan segelintir keluarga dari sebuah masyarakat yang menginginkan hal itu terwujud. Oleh karenanya, perlu adanya solidaritas yang kokoh dari berbagai komponen masyarakat untuk tetap bertahan pada situasi yang serba tidak menguntungkan, seperti sekarang ini.

Baca Juga  Perempuan Muda, Bergerak Nyata Melawan Covid-19

Disrupsi yang terjadi saat pandemi sekarang ini tentu bukanlah disrupsi yang biasa dan sederhana. Ini bisa kita lihat dari seberapa jauh dan lanjut dampak yang akan timbul. Secara umum, disrupsi ditandai dengan adanya perubahan yang mendasar dalam kehidupan masyarakat sebab akibat dari berkembangnya inovasi dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi guna memenuhi kebutuhan manusia di masa depan (Fitriana, 2019).

Disrupsi yang melahirkan berbagai krisis merupakan sebuah respon terhadap pandemi yang terbilang sangat signifikan dan memengaruhi laju kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Selain itu, krisis yang terjadi saat ini secara langsung juga sangat berpotensi merusak ketahanan keluarga dan berujung pada matinya keharmonisan keluarga.

Tak terbayangkan apabila krisis pandemi ini berlanjut secara terus-menerus tanpa kebijakan strategis pemerintah dan kesadaran masyarakat yang beerimbang untuk mengambil inisatif mandiri agar tetap beradaptasi maupun bertahan. Jika demikian tentulah nasib masyarakat kita dalam waktu dekat akan jauh dari kata ‘sejahtera’.

Namun, ini adalah salah satu perspektif yang sebetulnya tidak dapat dibenarkan secara keseluruhan, melainkan terdapat perspektif lain yang menjadikan momen ini untuk merevitalisasi hal-hal yang mungkin belum disadari oleh kebanyakan orang seperti peran dan fungsi dalam sebuah keluarga.

Solusi Mengatasi Permasalahan di Dalam Keluarga

Pandemi yang terjadi hingga saat ini tidak sepenuhnya dapat dipandang sebagai sesuatu yang destruktif dan negatif. Sebaliknya, pandemi ini bisa menjadi salah satu momen yang dipandang cukup konstruktif dan positif untuk bisa mengurai kembali peran dan fungsi keluarga.

Setiap orang tentunya berkeinginan untuk memiliki keluarga yang harmonis dan bahagia. Tentunya perlu ketahanan keluarga yang baik guna mewujudkan keingingan tersebut. Akan tetapi, yang menjadi persoalannya adalah apakah setiap anggota keluarga dapat menjalankan fungsi dan perannya dengan baik untuk tetap mengedepankan ketahanan keluarga. Setidaknya terdapat tiga indikator ketahanan keluarga berdasarkan nilai dan fungsinya di antaranya adalah ketahanan fisik, ketahanan sosial, dan ketahanan psikologis (Made Suka, 2019).

Baca Juga  Pandemi Covid-19 Membuka Wawasan Baru

Indikator ini juga akan menentukan berkualitas atau tidaknya keluarga dalam menjalankan fungsi dan perannya dengan sebaik-baiknya. Fungsi keluarga merupakan tolok ukur dari hubungan keluarga yang berinteraksi antara satu dengan yang lainnya sebagai unit masyarakat terkecil. Gaya pengasuhan, konflik keluarga, dan kualitas hubungan keluarga merupakan representasi dari bagaimana keluarga menjalankan fungsinya.

Berdasarkan PP No. 21 Tahun 1994 dan BKKBN bahwa setidaknya terdapat delapan fungsi yang harus keluarga miliki. Di antaranya adalah fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta dan kasih sayang, sosialisasi dan pendidikan, perlindungan, reproduksi, ekonomi, dan pembinaan lingkungan. Fungsi-fungsi ini sebetulnya dapat kita tingkatkan kembali. Mengingat masa pandemi saat ini masing-masing anggota keluarga bisa berkumpul, berdiskusi, hingga bercengkerama di rumah secara bersama-sama. Sehingga pada akhirnya akan terbentuk entitas kumpulan keluarga yang membentuk masyarakat yang harmonis dan sejahtera.

Bagikan
Post a Comment