f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
belajar bahasa jawa

Kata Siapa Belajar Bahasa Jawa itu Tidak Penting?

Hari itu Asih, siswi kelas tiga SMP, merasakan kebahagiaan yang tidak terkira dan tidak diduga sebelumnya. Wali kelas mengumumkan bahwa Asih memperoleh juara satu dalam Lomba Cipta Puisi berbahasa Jawa yang sering disebut Geguritan. Dia tak menyangka, geguritan yang awalnya coba-coba telah membuat para juri terkesima dengan keindahan makna yang terkandung di dalamnya.

Tidak hanya lomba cipta puisi, lomba pidato berbahasa Jawa juga pernah ia ikuti dan berhasil menggondol piala Juara Pertama. Hampir semua guru tahu dan jatuh kagum atas prestasinya selama ini. Teman-teman sekelas juga makin bangga memiliki Asih sebagai teman mereka. Prestasi demi prestasi yang telah terukir membuat hubungan mereka semakin akrab.

*

Bahasa daerah khususnya bahasa Jawa, sesungguhnya mudah dipelajari oleh siapa saja. Tua, muda, anak-anak bahkan balita. Bila kebetulan tumbuh kembang anak berada di lingkungan orang-orang yang sehari-hari berbahasa Jawa, sedangkan kedua orang tuanya mengajak berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, anak akan menangkap dua bahasa sekaligus. Inilah yang sering terjadi dan tidak salah.

Dalam prakteknya, bahasa Jawa memiliki beberapa tingkatan yaitu ngoko, madya dan krama. Ini membuktikan bahwa bertutur dengan bahasa Jawa ada aturannya dan tidak asal bertutur. Meskipun tingkatan-tingkatan ini hadir lebih menekankan pada nilai-nilai kesopanan atau unggah-ungguh dengan siapa kita bertutur, namun tak perlu khawatir karena mempelajari bahasa ini tidaklah serumit yang dibayangkan.

Ada banyak cara bagi mereka yang ingin belajar bahasa Jawa. Salah satunya mendengarkan lagu-lagu yang berbahasa Jawa. Lewat teknologi canggih yang berkembang saat ini, kita bisa memilih lagu-lagu berbahasa Jawa yang kita inginkan. Kita juga bisa memilih penyanyi mana yang kita mau karena saking banyaknya penyanyi pop Jawa yang kini sedang naik daun. Dengan menyimak syair lagu dan terjemahannya, kita bisa belajar menangkap arti setiap kata sehingga lebih bisa menghayati lagu tersebut.

Baca Juga  Menyekolahkan Anak di Boarding School? Coba Pertimbangkan Sekali Lagi

Sejak merebaknya lagu-lagu melankolis berbahasa Jawa dari beberapa penyanyi yang cukup menyentuh di hati pendengarnya, sejak itulah para penggemar lagu-lagu Jawa semakin gandrung dengan bahasa Jawa. Apalagi ketika menjumpai lagu-lagu tersebut seolah mewakili isi hati. Sudah barang tentu didengar secara kontinyu hingga hafal syair dan lagunya dengan mudah dan cepat. Ini merupakan salah satu alasan mengapa bahasa Jawa makin disukai.

Di Indonesia, bahasa Jawa adalah bahasa daerah yang paling populer. Di Jawa Tengah khususnya bahkan ada muatan lokal di setiap SD dan SMP yang mempelajari bahasa ini. Bukan berarti merendahkan bahasa daerah lain, bahasa Jawa memiliki keunikan tersendiri dengan beberapa kosakata yang di daerah satu tidak selalu sama dengan daerah lain dalam hal memaknai artinya.

Tidak setiap orang Jawa tahu dan mampu menafsirkan kata demi kata yang tertulis dalam cerita atau berita berbahasa Jawa. Tapi juga tidak sedikit maestro bahasa yang tetap berjuang demi kejayaan bahasa daerah terutama bahasa Jawa. Oleh karena itu, para generasi muda kini mulai giat menekuni dan mempelajari secara lebih serius bahasa daerah yang satu ini.

Banyak penduduk Indonesia yang berada di luar negeri, tetap menguasai dan mahir dalam berbahasa daerah. Apakah bahasa Jawa, Batak, Sunda, Ambon atau bahasa daerah lain yang ada di Nusantara tercinta. Meskipun begitu, bahasa Jawa tetap bahasa yang paling banyak penuturnya karena paling mudah memahaminya.  

Di dunia pendidikan, pelajaran bahasa Jawa tidak mungkin dipandang sebelah mata. Justru dicari solusi yang tepat, bagaimana agar bahasa ini makin meluas di berbagai lini masyarakat dengan bermacam cara supaya tetap lestari. Misalnya diadakan aneka perlombaan yang berbau bahasa Jawa di sekolah-sekolah maupun di masyarakat umum secara berkala. Dengan demikian diharapkan pelan namun pasti upaya untuk menguri-uri warisan yang tak ternilai ini menjadi suatu kewajiban bersama secara tidak langsung.

Baca Juga  Standar Kecantikan Perempuan Modern dalam Perspektif Islam
*

Berdasarkan pengalaman mereka yang kebetulan selalu mendapatkan penghargaan di bidang bahasa Jawa, ternyata dimulai dari rasa cinta. Seperti Asih, sejak kecil dia sudah tertarik dengan bahasa sehari-hari yang dituturkan sang nenek. Meskipun ibu bapaknya selalu menggunakan bahasa Indonesia, bagi Asih hal tersebut tak membuatnya bingung malah ia bisa belajar dua bahasa secara bersamaan.

Asih kecil sudah pandai berbahasa Indonesia tapi ia juga mencintai bahasa Jawa. Saat memasuki usia sekolah, kemampuan berbahasanya semakin terasah. Tambahan pelajaran bahasa asing Arab dan Inggris justru memompa semangatnya untuk lebih mendalami bahasa-bahasa tersebut tanpa mengabaikan salah satu di antaranya.

Bahasa Jawa yang ia pelajari terbukti mampu membuat harum nama sekolah tempat ia menimba ilmu. Geguritan atau sajak berbahasa Jawa, Cerkak atau cerpen berbahasa Jawa sudah banyak ia buat dan selalu mendapatkan penghargaan. Dia yakin banyak prasasti dan peninggalan sejarah yang salah satunya perlu diungkap rahasianya dengan menguasai huruf dan bahasa Jawa.

Dia akan terus-menerus belajar dan mendalami bahasa ini tanpa disuruh atau diminta. Jika masih ada yang menganggap belajar bahasa Jawa itu tidak penting, kita patut bertanya: “Kata siapa?”

Bagikan
Post a Comment