f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
menata hati

Cara Menata Hati (Qolbun Salim)

Hati manusia seperti cahaya yang menerangi kehidupan. Kilaunya akan terpancar dengan jelas ketika hati bersih. Hati yang jernih akan dapat melihat segala sesuatu menjadi lebih jelas. Ali bin Abi Thalib r.a menceritakan bahwa Rasulullah Saw. Bersabda: “Tiada suatu hati pun kecuali memiliki awan seperti awan menutupi bulan. Walaupun bulan bercahaya, tetapi karena ditutup oleh awan, ia menjadi gelap. Ketika awannya menyingkir, ia pun kembali bersinar. (H.R. Bukhari dan Muslim).

Pada dasarnya hati itu bersih dan bersinar. Hanya saja awan kemaksiatan yang dilakukan seseoranglah yang membuat sinarnya tidak tampak. Maka di sinilah perlunya berusaha untuk menghilangkan awan yang menutupi dengan menata hati.

Terdapat 10 kiat dalam menata dan mensucikan hati. Pada artikel ini akan membahas mengenai cara menata hati yang perlu kita telusuri lagi apakah kesepuluh cara ini telah kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk memancarkan kembali sinar hati yang perlahan mulai redup ini.

Pertama, Introspeksi diri

Hal pertama yang perlu kita lakukan adalah dengan mengenali diri lebih dalam lagi, introspeksi. Penyakit apa yang menyerang hati kita sehingga membuatnya meredup selama ini.

Al-Qur’an surat Al-Hasyr ayat 18 bahwa, “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah keapda Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” Al-Qur’an mengajarkan untuk kita mengintrospeksi diri dengan perbuatan yang kita lakukan.

Kedua, Perbaikan Diri/Taubat

Setelah menyadari dan introspeksi diri tentang kesalahan dan perbuatan yang dilakukan, langkah selanjutnya untuk menjaga hati adalah dengan melakukan perbaikan diri. Apa saja kesalahan yang dapat kita perbaiki saat ini, membersihkan hati yang kotor dengan berusaha meninggalkan kemaksiatan. Inilah penyebab hati menjadi kotor dan tidak dapat memancarkan cahaya yang menerangi jalan hidup kita. Taubat nasuha, taubat yang semurni-murninya telah Allah singgung dalam QS.At-Taubah ayat 8.

Baca Juga  Siap Mendapatkan, Siap Kehilangan
Ketiga, Tadabbur Al-Qur’an

Pernah mendengar kisah masuk islamnya Umar bin Khattab? Orang yang keras kepala pada zamannya dulu tersentuh hatinya dengan hidayah ketika mendengar adiknya Fatimah binti Khattab membaca Al-Qur’an surat Thoha. Al-Qur’an memang selalu menyimpan kekuatan yang dahsyat. “Maka tidakkah mereka menghayati al-Qur’an ataukah hati mereka sudah terkunci?”QS. Muhammad:24

Keempat, Menjaga Kelangsungan Amal Shaleh

Hadis yang satu ini barangkali sering kita dengar, “Beramallah semaksimal yang kamu mampu, karena Allah tidak akan bosan sebelum kamu bosan, dan amal yang paling dicintai Allah adalah amal yang kontinyu (terus-menerus) walaupun sedikit.”(HR. Bukhari). Di antara banyak amal yang bisa kita lakukan, pilihlah amalan yang sekiranya kita mampu untuk menjalankannya secara kontinyu. Dengan puasa kah, atau bersedekah, sholat tahajud, rawatib, berwudhu, atau contoh-contoh ibadah yang lainnya dari para pendahulu kita. Azamkan dalam diri, kuatkan tekad, disiplin melakukan ini secara terus menerus.

Kelima, Mengisi Waktu dengan Zikir

Zikir adalah selalu mengingat Allah, di mana pun dan kapan pun. Ada dua jenis zikir yaitu zikir lisan dan zikir amali. Zikir lisan dengan mengucapkan, zikir amali dengan perbuatan, menerapkan apa yang Allah perintahkan dalam kehidupan. Misalnya jujur dalam berbisnis, tekun bekerja, sabar, dan lain sebagainya. Hati akan tertata dengan sendirinya ketika koneksi dengan-Nya ini selalu tersambung dalam setiap langkah kaki dan gerak kita.

Keenam, Bergaul dengan Orang-Orang Shaleh

Tak dapat dipungkiri bahwa lingkungan akan memberi pengaruh pada pribadi seseorang. Atmosfir kebaikan maupun sebaliknya dapat kita rasakan dari lingkungan sekitar.

Hal ini sangat jelas terekam dalam QS. Al-Kahfi ayat 28, “Dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan senja hari dengan mengharap keridhoan-Nya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia, dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti keinginannya dan keadaannya sudah melewati batas.”

Ketujuh, Berbagi dengan Fakir, Miskin, dan Yatim

Jika ingin membuat hati kita hidup kembali, maka cobalah lebih peka terhadap lingkungan sekitar kita. Perhatikan orang-orang di jalanan yang kita lewati, di bawah kolong jembatan, orang-orang fakir, miskin, dan yatim, mereka saudara-saudara kita yang akan menyelamatkan hati kita dari kegersangan.

Baca Juga  Kiriman Mangga: Kasih Sayang untuk Seorang Anak

Seperti sabda Rasulullah Saw, “Abu Hurairah r.a. bercerita, bahwa seseorang melaporkan kepada Rasulullah tentang kegersangan hati yang dialaminya. Beliau menegaskan, “Bila engkau mau melunakkan (menghidupkan) hatimu, beri makanlah orang-orang miskin dan sayangi anak-anak yatim.” (HR. Ahmad).

Kedelapan, Mengingat Mati dengan Ziarah Kubur

Menata hati berikutnya dapat dilakukan dengan sering mengingat kematian. Rasulullah pernah berpesan, “Dulu, aku pernah melarang kalian berziarah ke kuburan. Namun sekarang, berziarahlah, karena ia dapat melembutkan hati, mencucurkan air mata, dan mengingatkan akan hari akhirat.” (HR.Hakim).

Kesembilan, Menghadiri Majelis Ilmu

Langkah kaki yang tergerak untuk belajar dan mendatangi majelis ilmu maka Allah akan hidupkan kembali hatinya. Rasulullah Saw bersabda, “Tidak ada kaum yang duduk untuk mengingat Allah, kecuali malaikat akan menghampirinya, meliputinya dengan rahmat, diturunkan ketenangan kepada mereka, dan Allah akan menyambutnya pada kumpulan (malaikat) yang ada di sisi-Nya.” (HR. Muslim).

Kesepuluh, Berdoa Kepada Allah Swt

Doa adalah senjata bagi kaum muslim. Karena Allah lah yang dapat berkehendak atas segala sesuatu yang bergerak di muka bumi. Allah jugalah yang berkuasa dalam membolak-balikkan hati manusia. Sebuah do’a yang dapat menjadi penerang hati kita, ”Ya muqollibal quluub, tsabbit qalbi ‘ala diinika”(Wahai yang membolak-balikkan qalbu, tetapkanlah hatiku untuk senantiasa berpegang pada agama-Mu). HR. Ahmad.

Semoga Allah menjaga hati kita agar tetap hidup dan memancarkan cahaya kebaikan sehingga segala sesuatu yang meliputi kita adalah tentang kebaikan. Demikian tadi cara untuk menjaga hati. Semoga bermanfaat.

*Sumber: Ceramah Ustadz Farid Hamidy, LC.

Bagikan
Post a Comment