f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
memakmurkan masjid

Peran Ibu Mendidik Anak untuk Memakmurkan Masjidpe

“Adek ga mau lagi shalat tarawih di masjid”. Si bungsu saya menjawab saat  mengajaknya pergi taraweh beberapa malam yang lalu. Bukan tanpa alasan si bungsu enggan pergi ke masjid. Pada malam sebelumnya, sesaat sebelum rakaat pertama dimulai, seorang ibu menegur saya dan menyuruh si bungsu, yang berdiri di sebelah saya,  untuk mundur ke shaf belakang. Tentu saja dengan suara keras dan orang-orang di sekitar melihat ke arah kami. Padahal kami sudah berdiri di ujung shaf, sebelah tembok. Namun si ibu tersebut ingin berdiri di shaf tersebut, karena shaf yang di belakang sudah terisi oleh jamaah anak-anak semua.

Permasalahan anak-anak berada dalam lingkungan masjid selalu muncul saat seperti Ramadan ini. Ada beberapa kebiasaan masyarakat kita bahwa anak-anak tidak perlu di ajak ke masjid, karena akan menganggu ketenangan beribadah orang-orang dewasa. Namun seiring dengan berubahnya pemahaman bahwa anak-anak adalah bukti nyata sebagai generasi baru yang akan mengisi shaf-shaf di masjid di masa depan. Dan saat masih menjadi anak-anak lah mereka dilatih untuk berada dalam lingkungan masjid.

Idealnya anak-anak pergi ke masjid tentu saja bersama orang tuanya. Anak laki-laki bersama ayahnya, dan anak perempuan bersama ibunya. Tujuannya tentu saja agar orang tua dapat mengajarkan anak-anak untuk bersikap santun dan tenang selama berada dalam lingkungan masjid. Namun apa hendak dikata jika kita mengajak anak-anak usia balita. Kegirangan anak-anak berada dalam lingkungan yang luas dan sejuk tentu saja menambah semangatnya untuk bermain dan mengeksplore situasi baru baginya.

Ibu saya pernah bercerita, saat saya berumur kurang lebih empat atau lima tahun. Pengalaman ini tidak terekam dalam kenangan saya, tetapi saya bisa memprediksikan kejadiannya karena saya pernah mengalami apa yang dialami oleh ibu saya juga, hanya berbeda versi. Saat tersebut ibu saya mengajak saya ikut shalat tarawih di Masjid Raya di kota kami. Masjid yang luas, dengan dinding berwarna putih, suasana yang sejuk tentu saja membuat saya kecil berbahagia. Saya didudukan dekat dengan dinding paling kiri, tentu saja untuk menghindari renggangnya shaf shalat berjamaah.

Baca Juga  Saatnya Tidak Memberi Makan kepada Anak Terlalu Kenyang saat Sahur

Ibu berpesan agar saya tidak bersuara keras karena mengganggu jamaah lain yang sedang shalat. Namun yang namanya anak kecil, tentu saja ada waktu-waktu berperilaku tanpa mengingat instruksi orang tua sebelumnya. Dengan suara lantang saya berteriak saya pengin buang air kecil. Suara lantang tersebut membuat ibu saya membatalkan shalatnya dan mengurus saya dengan segera.

Saya juga pernah bertemu seorang ibu muda menggendong bayi saat shalat Idulfitri. Tentu saja saya tidak pernah melihat hal tersebut. karena lebih banyak ibu-ibu muda tidak berjamaah ke masjid dengan pertimbangan nantinya menggangu jamah lain. Apalagi jika anaknya masih beruusia di bawah satu tahun. Berkaitan dengan ini tentu saja ada beberapa pendapat ulama tentang boleh tidaknya. Namun satu persamaan dari pendapat-pendapat tersebut adalah bahwa anak juga berada dalam  kondisi suci dan tidak ada najis bersamanya.  Berdasarkan kisah-kisah anbiya, Rasulullah juga pernah mengajak cucu-cunya untuk shalat berjamaah. Bahkan pernah menggedong Umamah bin Abil’Ash, ketika berdiri beliau menggendongnya, dan saat rukuk dan sujud beliau menurunkannya.

Dari semua perjuangan ibu membawa anak-anaknya ke masjid tentu saja ada tujuan mulia, yaitu sebagai bagian dari memakmurkan masjid. Sang ibu berusaha mengajarkan anak-anaknya yang masih kecil untuk mulai merasa memiliki dan betah berada di dalam masjid. Juga untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan di masjid. Dari sekian banyak kegiatan yang bisa dilakukan di dalam masjid, sebagian dari kita hanya mengetahui bahwa masjid adalah tempat shalat berjamaah.

Memakmurkan masjid bukan hanya tugas dari pengurus saja, tetapi kita semua yang beragama Islam, mulai dari pemerintah, pengusaha, birokrat sampai masyarakat dalam hal ini peran ibu sebagai orang tua juga penting. Memakmurkan masjid memiliki keutamaan yang banyak dan besar. Sebagian keutamaan dari memakmurkan masjid baik secara fisik maupun non fisik, antara lain akan dibangunkan surga di akhirat, mendapatkan sakinah dari Allah Swt., mendapat jaminan Allah dan ganjaran kebaikan lainnya.

Baca Juga  4 Jam Kehilangan Ibu

Beberapa kegiatan yang mendukung untuk memakmurkan masjid antara lain memakmurkan masjid secara non fisik maksudnya menghidupkan masjid dengan berbagai ibadah-ibadah seperti shalat di masjid, berdzikir di dalamnya, menunjuk imam sholat juga muadzin yang fasih bacaannya, menyelenggarakan kajian-kajian agama seperti halaqah qur’an, tafsir, ulumul hadits, fiqih, syariah, dakwah bahkan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya.

Pada akhirnya saya mendapatkan pengajaran dari ibu bahwa ada janji-janji yang harus dipenuhi saat saya diajak ke masjid, bersikap tenang salah satunya. Tentu saja ajaran-ajaran ini tidak dilakukan hanya sekali. Tetapi berkali-kali. Permasalahannya adalah saat ibu saya dan ibu-ibu lainnya rajin shalat berjamaah ke masjid itu adalah saat Ramadan saja. Hal ini terjadi sampai saat ini. tetapi ini bukanlah masalah besar. Setidaknya ibu-ibu ini mempunyai kesempatan untuk bisa shalat di masjid secara berjamaah. Dan tugas ibu lah yang memahami karakter anak-anaknya sehingga dapat mengajarkan bagaimana harus berperilaku selama berada di masjid. Harapannya tentu saja bahwa anak-anak akan menjadi penerus yang selalu memakmurkan masjid. Seperti generasi para sahabat nabi dulu.

Bagikan
Post a Comment