f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
menikah

Relaksasi PSBB Melanggengkan Herd Immunity di Indonesia?

Apa kabar Indonesia ? Akankah kita menyerah dengan pandemi ini ?. Organisasi Kesehatan dunia (WHO) menyatakan meski kurva kasus positif covid menurun, namun kemungkinan virus ini tidak akan hilang. Maka wacana relaksasi PSBB dengan membuka kembali aktivitas ekonomi menjadi sasaran pengampu kebijakan. Pernyataan yang disampaikan oleh presiden RI bahwasanya rakyat Indonesia harus hidup berdampingan dan berdamai dengan covid-19 agar tetap produktif. Tentu wacana ini menimbulkan pro dan kontra di berbagai kalangan. Ada yang menyebutkan sebagai wacana yang tidak mendasar tanpa melihat data dan kurva penyebaran covid-19 di negeri ini.  

Pemerintah dianggap labil dalam mengambil kebijakan. Sebelumnya dilarang mudik dan berpergian, namun sekarang mengizinkan transportasi beroperasi dan mengizinkan sejumlah kelompok usia berpergian dengan syarat membawa surat keterangan sehat bebas Covid-19 serta surat tugas . Penulis ingin membahas mengenai relaksasi PSBB yang diangkat oleh pemerintah. Di mana seolah-oleh mengarahkan masyarakat pada herd immunity. Meski pemerintah tidak dengan lantang  menyebutkan wacana ini adalah konsep hard immunity. Namun jika kita lihat dengan seksama relaksasi PSBB secara tidak langsung menjadi implementasi herd immunity.

Ada apa dengan herd immunity ?

Mungkin telah banyak diperbincangkan mengenai herd immunity di media sosial. Banyak sekali yang menetang konsep ini, bahkan youtube menghapus video  epidemiolog pendukung herd immunity. Dilansir dari TEMPO.CO (18/5/2020)  epidemolog dari Rocklefeller University Knut M Wittkowski mengatakan bahwa platform video youtube telah menghapus videonya yang mengkritik kebijakan WHO dalam menghadapi pandemic covid-19. Dalam video yang sudah ditonton lebih dari 1,3 juta kali menyatakan bahwa virus corona harus dilawan dengan herd immunity, bukan dengan jaga jarak (physical distancing). Konsep ini sempat dilirik oleh beberapa negara eropa yakni Inggris, Belanda dan Swedia namun ketiga negara tersebut mengurungkan niatnya untuk menerapkan konsep tersebut karena berisiko cukup besar.

Baca Juga  Pola Hidup Sehat: Relevansi antara Hadis dan Sains

Herd Immunity itu sendiri  merupakan situasi di mana sebagian besar masyarakat kebal terhadap suatu penyakit, di mana dengan cara sebagian masyarakatnya harus terinfesi penyakit. Dengan begitu virus akan sulit menemukan inang untuk berkembang. Akhirnya penyakit tersebut  bisa dihentikan penyebarannya. Kekebalan kelompok (herd Immunity) dapat terbentuk dengan 2 cara yaitu dengan vaksinasi dan alami. Seperti yang kita tau melalui vaksinasi seseorang menjadi kebal terhadap penyakit. Yang kedua secara alami, maksud dari alami semakin banyak orang yang terpapar virus  ini dan berhasil sembuh in theory maka mereka akan kebal terhadap virus yang sama.

Kembali Kepada Teori : Melihat Imunitas

Secara teori setiap individu memiliki 2 tipe imunitas yakni pertama, imunitas alami (native imunity) adalah imunitas yang dimiliki oleh individu meskipun tubuh belum sama sekali terkontak dengan virus. Kedua, imunitas di dapat, terjadi setelah lahir. Imunitas yang terbentuk karena sudah pernah mengalami kontak dengan virus misalnya terinfeksi, imunisasi. Nah imunitas di dapat menjadi acuan konsep herd immunity

Setiap individupun memiliki 2 respon dalam menyikapi infeski pertama respon primer. Respon yang didapat ketika individu terinfesi untuk pertama kalinya. Kedua respon sekunder, respon yang mucul ketika individu terinfeksi untuk kedua kalinya. Respon kedua inilah yang diangkat oleh konsep herd immunity

Dimana respon sekunder ini berlangsung lebih cepat  karena adanya sel-sel pengingat dari kontak pertama. Di mana, imunitas mempunyai mekanisme di dalamnya, salah satunya yaitu daya ingat. Bahkan tidak akan lupa bahwa dia pernah bertemu dengan virus yang sama. Maka ada istilah jika sudah terkontak dengan virus, bakteri dll, maka jika kontak untuk kedua kalianya akan cepat teratasi bahkan tidak akan sampai terjadi infeksi alias kebal.

Baca Juga  Membangun Gerakan Sadar Lingkungan

Kekebalan alami bukanlah sebuah pilihan

Meskipun secara terori  dapat mendukung herd immunity namun respon imun tersebut tidak serta merta bisa kita terapkan untuk semua kasus terutama covid-19. Karena kita ketahui bahwa sampai saat inipun belum ada bukti menyatakan bagaimana imun tubuh bekerja dalam menghadapi virus corona.

Maria van kerkhove, seorang ahli epidemiologi penyakit menular WHO, mengatakan tidak di ketahui  apakah orang-orang yang telah terpapar virus menjadi benar-benar kebal terhadap virus ini dan berapa lama kekebalan tersebut berjalan, dilansir dari CNBC Indonesia (18/5/2020). Bahkan orang yang sudah dinyatakan sembuh dari covid 19 bisa tertular kembali dan menimbulkan gejala yang lebih parah.WHOpun tidak merekomendasikan setiap negara untuk menerapkan konsep herd immunity.

Benarkan Relaksasi PSBB Melanggengkan Herd Immunity dan Bukan Sebuah Solusi ?

Jika melihat kompleksitas masalah perhari ini tentu menjadi dilema ketika melihat Covid-19 mengguncang Indonesia. Semua aktivitas terbengkalai, ekonomi berantakan. Namun yang penulis tangkap dari kebijakan yang diambil oleh pemerintah yang mengizinkan warga berusia 45 tahun kebawah untuk kembali beraktivitas. Dengan alasan kelompok dengan usia ini memiliki imunitas yang baik. Numun  tidak semua orang usia produktif memiliki imunitas yang baik. Kelompok ini juga tidak terlepas dari risiko tertular dan memunculkan gejala yang berat. Karena pada kenyataanya banyak penderita juga di usia muda. Berdasarkann data kesehatan dunia hingga April 2020, 60 % pasien covid-19 di bebarapa wilayah di dunia masuk kelompok produktif. Hal ini tak cukup menjadi solusi.

Beberapa ilmuan mengatakan dibutuhkan 60-70 % populasi harus terinfeksi untuk mencapai herd immunity. Dengan jumlah penduduk Indonesia sekitar 271 juta jiwa (proyeksi 2020), maka Indonesia perlu membuat 189 juta rakyatnya terinfesi covid maka akan terbentuklah herd immunity. Belum lagi dilapangan  rumah sakit mulai overload, tenaga medis kewalahan bahkan sampai gugur digarda terdepan.

Baca Juga  Stigma Negatif : "Pembunuh" Tanpa Menyentuh

Menurut hemat penulis relaksasi PSBB ini menjadi pintu masuk untuk melanggengkan konsep herd immunity.  Bagaimana tidak, semua masyarakat akan kembali bergerombol, akan kembali nongkrong,  bahkan mungkin di desa-desa akan bergegas merencanakan ulang hajatan yang sempat tertunda di bulan lalu karena corona. Bisa di bayangkan berapa banyak orang yang akan berkumpul dan pastinya penyebaran virus akan terjadi. Bukanlah telihat persamaan antara pelonggaran PSBB dengan herd immunity yakni membiarkan masyarakatnya terinfeksi

Tentu saja kita tidak tau efek samping apa yang akan terjadi. Membuat kita dihadapkan pada 2 sisi mata uang, ada ririko yang harus ditanggung. Akankan kekebalan yang akan muncul atau sebaliknya angka terinfeksi bahkan kematian yang akan meningkat. 

Tentu ini merupakan hal yang mengerikan jika efek yang tidak diinginkan terjadi, karena alih-alih hidup berdampingan  dan berdamai dengan covid-19. Virus ini akan dibiarkan menyebar sampai menginfeksi sebagian besar populasi di negara ini. Dengan kata lain negara akan membiarkan jika banyak orang yang terinfeksi bahkan meninggal karena pandemi ini.

Jika pemerintah mengizinkan warga berusia 45 tahun ke bawah untuk kembali beraktivitas , bukannya tidak mungkin  Indonesia bisa kehilangan satu generasi yang produktif ?

Bagikan
Post a Comment