f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
penggunaan smartphone

Orang Tua Harus Batasi Penggunaan Smartphone Pada Anak

Ayah, Bunda apa yang kalian lakukan jika anak kalian menangis? Apakah akan memberikan mereka smartphone? Baguslah jika jawabannya tidak. Belakangan ini smartphone menjadi alat yang dapat membuat anak diam.

Fenomena anak diberikan smartphone oleh orang tuanya saat menangis bisa kita lihat di banyak tempat saat ini. Alasannya adalah mereka bisa lebih cepat diam ketika diberikan video di media sosial ataupun diajak bermain game.

Dan memang ketika anak diberikan video di media sosial baik kartun ataupun video anak mereka akan sangat senang dan fokus untuk melihat video tersebut dan berhenti menangis, sangatlah efektif dan cepat. Tapi apakah dengan demikian kita sudah perhatian kepada mereka? Tentu tidak.

Banyak sekali orang tua yang menganggap bahwa memberikan smartphone kepada anak berusia di bawah lima tahun merupakan jalan cepat untuk membuat anak yang “rewel” menjadi “anteng. Alasan mereka memberikan smartphone adalah karena kesibukan bekerja.

Dampak Pemberian Smartphone Kepada Anak?

Alasan sibuk bekerja dan bosan melihat anak menangis biasanya menjadi alasan utama orang tua memberikan anaknya akses smartphone. Apalagi jika kondisi orang tua sedang bekerja di rumah, agar anaknya tidak mengganggu biasanya anak dibiarkan bermain smartphone tanpa diawasi.

Padahal penggunaan smartphone oleh anak-anak di bawah usia 17 tahun harus diawasi oleh orang tua, baik melihat konten yang di akses ataupun batasan waktu penggunaan smartphone itu sendiri. Namun sayang faktanya banyak tidak peduli terhadap hal tersebut.

Padahal menurut ahli psikolog anak Raviando dalam Kartika Setia (2016) mengemukakan “untuk anak usia di atas 6 tahun, penggunaan gadget hanya boleh 2 jam maksimal per hari. Sedangkan untuk anak 2-6 tahun, penggunaan smartphone hanya diperbolehkan maksimal 1 jam”.

Baca Juga  Orang Tua Bahagia di Usia Senja

Nah pertanyaannya jika kita orang dewasa tidak mengawasi penggunaan smartphone terhadap anak. Apakah dampak negatif yang akan didapatkan anak maupun orang tua dan juga lingkungan sekitar?

Menurut saya ada beberapa dampak yang bisa kita lihat jika anak dibiarkan menggunakan smartphone tanpa diawasi dan dibatasi. Pertama, penggunaan smartphone yang tidak diawasi dan dibatasi menyebabkan anak menjadi apatis.

Ya jika sejak dini sudah dibiarkan menggunakan smartphone anak akan memiliki sifat apatis dan tidak peduli terhadap apapun. Misal ia akan fokus bermain gadget serta melupakan rasa lapar dan kantuk yang anak alami.

*

Kejadian ini saya lihat beberapa kali, banyak sekali anak yang bersikap apatis bahkan terhadap dirinya sendiri, bahkan ia akan marah ketika smartphone yang anak tersebut pegang dibawa oleh orang tua atau kakaknya.

Kedua, secara tidak langsung anak akan menjauhi orang tua jika terus menerus diberikan smartphone tanpa diawasi dan dibatasi, ia akan lebih peduli terhadap smartphone yang menjadi “teman” sehari-hari dan menjadi “penghibur” dikala ia kesal.

Ketiga, kesehatan anak akan menurun, dengan sikap yang apatis tentu imunitas anak akan menurun apalagi jika ia tidak merasakan lapar dan haus. Yang paling terlihat adalah menurunkan kualitas kerja mata yang berdampak pada mata minus.

Keempat, jika terus menerus diberikan smartphone anak akan mengalami kecanduan. Ingat ketika beberapa waktu lalu anak menangis histeris karena di rumah kakeknya tidak ada sinyal? Ya hal tersebut sudah masuk ke dalam tahap kecanduan.

Tentu masih banyak dampak negatif yang akan didapatkan oleh anak maupun orang tua jika penggunaan smartphone tidak dibatasi dan diawasi, namun dampak di atas yang sering saya lihat dalam kehidupan pribadi dan lingkungan saya.

Baca Juga  Ibu, Stimulan Pendidikan Toleransi Sejak Dini
Saatnya Batasi Smartphone

Sudah saatnya orang tua membatasi penggunaan smartphone kepada anak demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, tentu dengan beberapa cara alternatif yang bisa dicoba dan juga dilakukan di rumah.

Pertama, biarkan jika anak menangis meminta smartphone, “loh mengapa dibiarkan? Nanti malah membuat berisik tetangga dan membuat kegaduhan?”. Ya itu benar, tapi cara ini lebih baik daripada memberikan smartphone.

Kita bisa memberikan pemahaman kepada tetangga dibandingkan menghancurkan anak kita secara perlahan, biarkan anak menangis, jika ia lelah maka ia akan diam dengan sendirinya. Sabar adalah kunci utama dalam melakukan hal ini.

Kedua, mengalihkan dari smartphone kepada hal lain. Contohnya jalan-jalan di sekitar Iingkungan, atau mengajak membeli es krim, atau bahkan bisa menceritakan suatu hal menarik kepada anak agar ia lupa dengan smartphonenya.

Atau lakukan yang membuat ia senang misal makan makanan favorit anak, sesekali ajak anak rekreasi dan juga ajak bermain dan berinteraksi bersama anak seusianya di dekat rumah kita. Tentu perlahan ia akan lebih tertarik dengan dunia nyata dibanding dunia maya.

*

Ketiga, jika orang tua bekerja, lebih baik anak dititipkan kepada saudara, tetangga atau menggunakan jasa orang lain untuk menjaga anak kita. Lebih baik anak dekat dengan yang mengasuhnya daripada dekat dengan smartphone.

Ya memang butuh biaya, membeli smartphone dan kuota saja bisa? Mengapa untuk kemajuan anak tidak bisa? Padahal selisihnya tidak terlalu besar. Tentu akan lebih banyak kebaikan jika anak dititipkan dibandingkan diberikan smartphone begitu saja.

Itulah beberapa alternatif menurut saya agar anak tidak terkena dampak negatif dari smartphone. Ingatlah jika orang tua bangga dengan anaknya yang masih usia sangat muda bisa menggunakan smartphone, berati orang tua tersebut bangga juga terhadap kehancuran anaknya di masa depan.

Baca Juga  Child Grooming Bukan Cinta yang Tak Memandang Usia

Semoga dengan adanya tulisan ini, banyak orang tua yang mulai sadar akan bahaya smartphone apalagi jika tidak dilakukan pengawasan dan pembatasan, tentu kita semua berharap generasi penerus kita akan menjadi lebih baik.

Bagikan
Post a Comment