Miskin Nurani
Si kurus terkapar di pinggiran jalan
Hanya beralas kadus usang sisa pembuangan
Asap polusi dan bising kendaraan menjadi saksi
Bagaimana pilunya kisah orang pinggiran
Suara mereka tenggelam di antara kemewahan
Gemerlap duniawi meminggirkan kenyataan
Kenyataan hidup yang bertolak belakang
Dengan para penikmat harta kekayaan
Mereka berteriak pada manusia berdasi
Namun sayang, tak ada yang peduli, si miskin nurani
Rasa manusiawinya sudah tertutup
Terkoyak habis, terselimuti kesenangan duniawi
Lolongan kesakitan mereka dianggap lelucon
Derita di depan mata dianggap adegan sinetron
Hanya bisa disaksikan, tanpa mengulurkan bantuan
Seperti tak ada rasa belas kasihan
Inikah yang dinamakan maju dalam keterbelakangan?
Dunia canggih dengan teknologi
Dihuni oleh manusia-manusia berotak tinggi
Namun sayang, miskin nurani
Mahasiswa Pendidikan IPS UIN Jakarta, Penulis antologi cerpen dan puisi