f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
kehilangan

Indahnya Kehilangan dan Keikhlasan

Barangkali semua manusia yang hidup di dunia pasti pernah mengalami yang namanya kehilangan. Baik itu kehilangan benda, rasa, sesuatu yang paling berharga, bahkan orang yang paling dicinta. Fenomena kehilangan adalah sesuatu hal yang wajar dan lumrah di kehidupan sehari – hari.

Kebanyakan dari kita ketika memahami arti kehilangan itu adalah sesuatu yang kita miliki tidak terlihat lagi oleh mata dan tidak terdengar oleh pendengaran. Kita menyimpulkan dan menyebutnya dengan istilah “hilang”. Padahal hakikatnya sesuatu yang ada di dunia ini tidak pernah hilang hanya dia berpindah tempat atau menjadi sesuatu yang lain.

Seperti contoh ketika handphone kita diambil oleh pencuri, kita merasa bahwa handphone tersebut hilang. Padahal sebenarnya barang itu tetap ada hanya saja berpindah tempat, dari yang pernah kita miliki menjadi milik pencuri tersebut. Atau contoh lagi seperti air yang direbus hingga mendidih, tadinya sebelum direbus air masih berwujud cair, ketika mendidih wujud cair itu sudah berubah menjadi asap. Jadi pada hakikatnya air tersebut tidak hilang, hanya berubah bentuk menjadi asap. 

Apalagi ketika orang yang kita cintai dan sayangi meninggal dunia. Pasti ada perasaan kehilangan yang sangat dalam, bercampur dengan perasaan sedih, duka bahkan ada juga yang sampai tidak menerima kenyataan dengan kehilangan tersebut.

***

Kehilangan yang didasari dengan perasaan tidak menerima akan berdampak tidak baik bagi kesehatan mental. Karena dapat mengganggu pikiran dan mengganggu jiwa bagi yang kehilangan. Bagaimana tidak, menganggap sesuatu yang tidak ada, seakan – akan masih ada adalah sesuatu yang tidak baik. Jadi ada ketidaksesusaian realita. Kalau terus menerus – menerus rasa tidak terima itu dipendam dalam hati, pikiran pun merasa tidak tenang. Pastinya akan mengganggu aktivitas bagi yang kehilangan.

Baca Juga  Pulang Tanpa Sambutan (2)

Lalu bagaimana baiknya kita dalam menyikapi fenomena kehilangan? Baiknya adalah harus cepat – cepat mengikhlaskan sesuatu yang hilang. Dengan catatan bahwa sesuatu yang hilang sudah tidak bisa kembali lagi atau kita sudah berupaya optimal untuk mencarinya tapi tidak kunjung ketemu juga, seperti contoh kasus kehilangan handphone di atas.

Begitu juga ketika orang yang kita sayangi dan cintai meninggal dunia. Mengikhlaskan adalah cara paling ampuh untuk sampai pada tahap “penerimaan”. Memang benar untuk sampai pada ruang penerimaan itu tidak mudah. Menangis, sedih, berduka adalah hal yang manusiawi dilalui ketika kita kehilangan, karena itu adalah proses untuk sampai ke penerimaan yaitu keikhlasan.

Rasa ikhlas sangat penting untuk kita tanamkan dalam diri kita. Memang tidak mudah dan pastinya sangat sulit. Tapi kalau kita latih terus – menerus untuk merasa ikhlas pada sesuatu hal, maka perasaan tersebut akan terbiasa muncul.  Rasa ikhlas adalah solusi bagi kesehatan mental kita apabila mengalami suatu kehilangan. Dengan adanya rasa ikhlas kehilangan akan menjadi suatu hal yang tidak memberatkan kondisi mental kita.

***

Sama halnya ketika kita memberi sesuatu kepada orang lain, baik itu berupa barang, rasa, pikiran/ilmu dan lain sebagainya. Bisa diartikan juga dengan sesuatu yang hilang atau berkurang dari diri kita. Agar pemberian kita menjadi sesuatu yang baik maka harus didasari dengan rasa ikhlas. Apabila pemberian tersebut tidak kita dasari dengan rasa ikhlas maka akan menjadi sesuatu yang ujung – ujungnya tidak baik. Dan akan menimbulkan rasa sombong, bangga diri, riya’ dan lain sebagainya. Kalau saja setiap apa yang kita berikan kepada orang lain; selalu kita pikirkan mengharap – harap balasan atau imbalan. Maka pikiran kita juga akan merasa tidak tenang, apabila hal itu tidak berjalan dengan keinginan, kekecewaan akan datang.

Baca Juga  Di Bawah Ancaman Milenial Homeless, Jadi Ayah Penakut atau Ayah Pemberani?

Ikhlas adalah keterampilan untuk berserah diri, menyerahkan segala pikiran (keinginan, harapan, cita-cita) dan perasaan (ketakutan, kecemasan, kekhawatiran) kembali kepada sumbernya yaitu Tuhan. Oleh karena kita memahami semua ini hanya milik Tuhan. Oleh karena Tuhan kita hidup dan untuk Tuhan kita hidup pula. Ikhlas merupakan kompetensi tertinggi manusia yang dipedomankan oleh Tuhan untuk dimiliki setiap manusia yang ingin berhasil meraih kesuksesan. Fitrah manusia yang sempurna akan tercemar saat dia tidak ikhlas.

Setiap hari kita akan berhadapan dengan berbagai peristiwa yang terjadi dalam hidup yang bisa membuat kita bahagia atau kecewa. Betul? Ternyata tidak. Oleh karena tidak ada yang bisa membuat kita bahagia atau kecewa kecuali diri kita sendiri. Dengan kata lain, kalau Anda memutuskan untuk menilai hal yang terjadi sebagai sesuatu yang mengecewakan. Demikian pula halnya dengan bahagia. Jika Anda memutuskan untuk menilai hal yang terjadi sebagai sesuatu yang membahagiakan, maka anda pun akan bahagia.

***

Bagaimana sih cara mengikhlaskan sesuatu? Kita harus menyadari bahwasanya semua yang ada di dunia ini bukan milik kita. Tuhan jualah yang memiliki segala sesuatunya. Kita hanya di titipkan saja. Tapi di balik itu juga kita dimintai pertanggungjawaban atas titipan tersebut. Seyogyanya kita merawat, menjaga, menghargai titipan tersebut dengan baik. Dan juga kita menyadari bahwasanya sesuatu yang hilang itu sebenarnya tidak benar – benar hilang hanya pindah tempat saja atau menjadi sesuatu yang lain. Ketika merasa kehilangan yang paling dalam; semisalnya di tinggal meninggal dunia oleh orang yang kita sayangi dan cintai, sebenarnya dia hanya tidak ada dunia ini saja dia bertempat tinggal di alam lain. Dan seyogyanya juga kita mendoakannya untuk kebaikan dia di alam sana.

Baca Juga  Rencana Duel yang Berakhir Ambyar

Kalau konsep ini sudah kita pahami dengan baik dan benar, maka akan sangat mudah untuk mengikhlaskan sesuatu. Karena dalam keikhlasan itu juga kita terhindar dari hal – hal yang menjerumuskan kita ke dalam jalan keburukan. Kita akan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Bisa berpikir tenang, fokus, pikiran jernih. Sehingga tidak mengganggu aktivitas kita sehari – hari. Bahkan aktivitas kita bisa lebih positif dan mendapatkan keuntungan yang besar. Dan Tuhan juga akan memberikan imbalan yang sangat besar bagi orang- orang yang ikhlas.

Sebagaimana Allah Swt berfirman, QS. Al Baqarah Ayat 261 : Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipat gandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui. Semoga kita semua menjadi orang-orang yang mudah untuk mengikhlaskan sesuatu sehingga akan mudah mencapai kesuksesaan, kebahagian, dan keberhasilan.

Bagikan
Comments
  • Setuju banget pak, kita harus ikhlas supaya berkah & bisa bersyukur, sekalipun akhirnya kehilangan. Tidak ada yang abadi di dunia ini kecuali perubahan itu sendiri. Perubahan termasuk datang dan perginya apapun & siapapun yang pernah kita miliki. Tetap bersyukur & semangat!

    September 28, 2021
    • Azan

      Terima kasih Bu Anne telah mambalas tulisan di atas. Benar yang Ibu katakan semoga kita selalu menjadi orang-orang yang selalu ikhlas dan bersyukur atas apapun yang terjadi, agar hidup lebih berkah dan bermakna.

      Oktober 1, 2021
Post a Comment