
Hujan dan Kenangan
1/
Kita menunggu hujan bersama
Saat bulir-bulir airnya tumpah
Kau merenggangkan tangan merasakan
Betapa nikmat aromanya, lembut rintiknya
Dan betapa merdu suaranya melebihi orkestra
Kau berkata “sederas apa pun alirannya dan sekeras apa pun suaranya”
Hujan tetap menghadirkan kelembutan
Dan secara rahasia menebar harapan
Aku tahu betul
Kau ingin menjadi hujan
Meski terkadang tidak menghadirkan pelangi
Tetapi tahu kapan saatnya ia membumi
Kau seorang perindu hujan
Merangkai setiap impian
Kita menari bersama di bawah rintiknya
Mencium aromanya yang sederhana dan menenangkan
Bersama mimpi-mimpi yang bergelantungan di bawah jemarimu
Kau melompat-lompat tersenyum lebar
Merasakan hujan sampai ke dadamu
Memang aneh dirimu
Setiap kali melihat hujan
Kau menari-nari tiada henti
Katamu cinta yang tulus bagai rintikan hujan
Selalu menenangkan dari gelisah dan selalu menyenangkan dari yang resah
2/
Ada yang berbeda dari rinai hujan malam ini
Kudengar nyanyian hujan tak semerdu lagi
Kurasakan hujan tak selembut lagi seperti katamu yang dulu
Dan kulihat hujan hanya menjerit bersama badai
Tak ada lagi tarian atau nyanyianmu bersamanya
Tak ada lagi pluviophilemu yang gila
Karena sekarang
Hujan yang dulu bersamamu
Menguyupkan kenang
Seperti genang sehabis hujan
Menjelma ruang-ruang purba
Tersimpan rapat dalam persahabatan kita
Selamat jalan kawan
Semoga hujan selalu memeluk namamu
Di dalam kalbuku
Menjadi melodi rindu
Melantunkan doa
Agar jiwamu selalu damai bersamaNya
Nama pena Hannashe.Hobi menulis dan membaca karya fiksi maupun non fiksi. Saat ini ia masih aktif mengikuti komunitas COMPETER (Community Pena Terbang ) dan menjadi penulis artikel di kanal media Islam IB.Times.id.