f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
ajar

The Sky is the Limit: Semangat Tanpa Batas Para Penyandang Disabilitas

Terlahir dengan kondisi tanpa kedua belah tangan, apakah membuat Untung menjadi pribadi pemurung? Apakah membuat Untung menjadi beban keluarga dan masyarakat? Bisakah Untung mewujudkan cita-citanya menjadi seorang guru? Bagaimanakah reaksi murid-muridnya saat Untung mengajar di depan kelas?

Namanya Untung, lahir dengan kondisi tanpa kedua belah tangan. Kedua orang tuanya memberi nama Untung, dengan harapan Untung bisa beruntung dalam kehidupannya. Meskipun orang yang pertama kali bertemu pasti akan menganggap Untung sungguh tidak beruntung, karena kondisi fisiknya jauh dari kata sempurna. Doa kedua orang tua Untung terkabul, Untung menjadi pribadi yang beruntung. Dia mendapat undangan sebagai tamu kehormatan pada acara Kick Andy yang dipandu oleh Andy F. Noya. Untung tampil di acara TV yang tayang secara nasional, karena kisah hidup, semangat dan perjuangannya yang sangat menginspirasi dan layak untuk diapresiasi.

Walau lahir dengan fisik tidak sempurna, Untung selalu bersemangat untuk menuntut ilmu. Pada awalnya, kedua orang tua Untung melarangnya pergi ke sekolah karena malu dan takut Untung akan mendapat ejekan dari teman-teman sebaya. Selain itu, kedua orang tua Untung hanya bekerja sebagai petani. Kondisi ekonomi yang sulit, menyebabkan orang tuanya hanya mampu menyekolahkan Untung sampai dengan tingkat SMP. Oleh sebab itu, untuk meringankan beban orang tuanya, selepas SMP Untung memilih untuk memperdalam ilmu agama di pesantren.

***

Lalu bagaimana kisahnya sampai Untung yang hanya lulusan SMP bisa menjadi guru di Madrasah Ibtidaiyah (setara SD) dan Madrasah Tsanawiyah (setara SMP) Miftahul Ulum, Sumenep-Jawa Timur? Pada saat itu, orang-orang yang memiliki pendidikan lebih tinggi tidak ada yang mau mengajar di sekolah tersebut karena nyaris tak memperoleh bayaran. Untung hanya diupah sebesar lima ribu rupiah per bulan untuk mengajar Bahasa Arab, Al-Qur’an dan Hadist, IPS, Fiqih, Aqidah, dan PPKN.

Baca Juga  Meraih Harmoni dengan Kesamaan Visi

Yang membuat Untung ikhlas mengajar karena termotivasi oleh cerita gurunya, bahwa pada zaman perjuangan, KH Wahid Hasyim, KH Ahmad Dahlan, Ki Hajar Dewantoro dan banyak tokoh perjuangan lain, mengajar bangsa Indonesia tanpa pamrih. Untung bercita-cita ingin seperti mereka. Cita-cita tersebut Untung buktikan dengan keikhlasannya mengabdi sebagai guru honorer selama 23 tahun.

Bagaimana cara Untung mengajar? Untung menggunakan kedua belah kakinya untuk bersalaman dengan murid-muridnya, menulis huruf latin dan huruf arab di papan tulis, mengisi daftar nilai, dan mengerjakan semua administrasi kantor. Dan bagaimanakah reaksi murid-muridnya melihat kondisi Untung? Saat pertama kali bertemu, murid-murid Untung malah tercengang dan merasa kagum, karena tulisan kakinya sangat indah. Murid-murid juga menyayangi Pak Guru Untung, menurut mereka Pak Guru Untung lucu, menyenangkan, dan sangat menghibur. Sebagian murid lain malah berpendapat, Pak Guru Untung mampu mengajar lebih baik dibandingkan dengan guru-guru yang lain.

Selain mengajar di sekolah, Untung juga mengajar ngaji anak-anak setempat di musholla miliknya. Untung juga mendapatkan kepercayaan warga sekitar untuk mengurus berbagai urusan agama di tempat tinggalnya. Untuk menambah penghasilan guna mencukupi kebutuhan keluarga, Untung bersama istri memelihara ayam dan burung.

Kondisi fisik Untung memang tidak sempurna, tapi baginya hidupnya kini telah sempurna karena memiliki keluarga, seorang istri dan dua orang putri yang selalu mendukung apapun yang ia lakukan. Alih-alih dianggap sebagai beban keluarga dan masyarakat, Untung malah mampu menebar manfaat bagi keluarga, lingkungan dan anak didiknya.

***

Selanjutnya kita dengar kisah Achmad Zulkarnain alias Zul. Kisah hidup Zul telah viral secara internasional karena termuat di program video harian berdurasi satu menit, Nas Daily, dengan judul “The Photographer with No Hands and Legs”. Ya, Zul hanya memiliki tangan sebatas siku dan kaki hanya sebatas paha. Meski Zul terlahir berbeda, tapi Zul juga bisa melakukan apa yang orang lain lakukan: Zul bisa memfoto, menyetir mobil, dan menyelam di lautan.

Baca Juga  Harta Suamiku Adalah Hartaku, dan Hartaku Hanya Milikku, Yakin?

Saat Zul lahir dengan kondisi tanpa tangan dan kaki, orang tuanya merasa sangat malu, bahkan mereka nyaris membuang Zul ke sungai. Kedua orang tuanya tidak sanggup menerima kondisi Zul, hingga pada suatu titik, Zul sendiri juga merasa putus asa. Pada usia 13 tahun Zul pernah melakukan percobaan bunuh diri. Zul melakukan hal tersebut karena takut menjadi beban bagi kedua orang tuanya.

Pada suatu hari, Zul menemukan semangat hidupnya pada sebuah benda bernama: kamera. Walau hanya memiliki tangan sebatas siku, Zul berusaha sekuat tenaga untuk mengangkat kamera, menjepitnya di leher, dan menekan tombol shutter. Kamera telah mengubah hidup Zul, foto-foto karya Zul sangat indah, hingga tidak ada yang percaya bahwa foto-foto indah tersebut adalah hasil karyanya. Zul terus memfoto, hingga menjadi terkenal dan akhirnya Zul berhasil mendapatkan beasiswa untuk menimba ilmu pada sekolah fotografi.

Selanjutnya Zul belajar menjadi mekanik mobil guna bisa mendesain mobilnya sendiri. Dengan bantuan seorang teman, Zul merancang sebuah mobil. Sebuah mobil istimewa untuk dirinya yang memiliki kondisi istimewa, dengan rem dan mesin yang diambil dari sepeda motor dan dengan setir yang diambil dari mobil go-kart. Zul menamai mobilnya dengan sebutan: mobil formula satu. Dengan mobil tersebut, Zul bisa berkeliling kampung. Berikutnya, Zul berencana untuk menjelajahi lautan. Zul belajar menyelam agar bisa mengambil foto di dasar laut.

***

Mari sama-ama kita renungkan, tanpa kedua belah tangan, Untung bisa menjadi guru, menulis di papan tulis, mengisi daftar nilai, dan mengerjakan semua administrasi kantor. Tanpa tangan dan kaki, Zul bisa menjadi fotografer lepas, menghasilkan foto-foto indah, merancang mobil, dan menyelam di lautan. Untung dan Zul tidak cacat. Cacat adalah kata yang tidak tepat untuk orang seperti mereka, karena orang seperti Untung dan Zul berjuang setiap hari agar tetap hidup.

Baca Juga  Mama : Malaikat Dunia

Dari Untung dan Zul kita bisa belajar tentang semangat untuk terus berjuang di dalam kehidupan. Dari mereka kita bisa belajar bersyukur atas banyaknya nikmat yang telah Tuhan berikan. Berhentilah berkeluh kesah tentang kerasnya kehidupan. Mulailah berkarya, karena Tuhan telah memberikan dua modal terbesar untuk bisa bertahan hidup, yaitu akal dan hati.

Bagikan
Post a Comment