f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
menjadi

Menuju Usia ke-23 Tahun

Memasuki usia ke-23 menjadikanku terpacu untuk lebih banyak belajar. Usia yang orang gadang-gadang sudah siap menerima seseorang di dalam hati. Bukan hal yang mudah bagiku untuk membuka hati dengan seseorang. Terlebih lagi dengan sederet tugas yang aku emban saat ini. Terasa berat memang jika kita pikul dan pikirkan sendirian.

Melihat teman-temanku yang sudah menikah dan memiliki anak. Rasanya waktu begitu cepat berlalu. Yang dulunya hanya sekedar main tebak-tebakan siapa yang akan menikah duluan. Dan ternyata teman-temanku yang menikah duluan. Ikut bahagia mendengar kabar ini.

Namun terkadang bagi perempuan sepertiku yang memiliki segudang cita-cita dan impian menomorduakan pernikahan. Karena tuntutan akan janji pada diri sendiri dan orangtua. Sebagai anak pertama, hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan.

***

Ada kalanya diri ini merasa perlu support system dari seseorang dan juga waktu untuk me time meski hanya sekedar jalan-jalan biasa. Bagiku menikah bukan sekedar bertemu, merasa cocok, menentukan tanggal pernikahan dan akhirnya menikah. Butuh effort yang besar bagiku untuk menuju ke jenjang itu.

Terlebih lagi dengan kasus perceraian dan KDRT yang ada di media massa membuatku semakin cemas akan hal itu.

Dosenku menyarankan untuk segera mencari pacar atau suami. WHAT? Agak terdengar geli di telinga dan malu-malu kucing rasanya. Menurutku tidak ada yang salah dari kalimat beliau. Memang benar alangkah baiknya diri ini segera menikah untuk menghindari fitnah dan hal-hal yang tidak.

Tapi lagi-lagi ini bukan hal yang mudah bagiku untuk membuka hati. Di usia yang masih tergolong produktif, rasanya masih banyak tempat yang inginku singgahi. Masih banyak kegiatan yang ingin kulakukan. Dan masih banyak orang yang ingin kujumpai.

Baca Juga  Renungan Untuk Meminimalkan Tangisan Anak

Sebelum budeku meninggal, beliau berpesan untuk menikmati masa muda sebelum menikah. Karena jika sudah masuk di fase itu, kamu akan mengalami hal-hal yang tidak terduga.

***

Sekarang ini aktivitasku sebagai mahasiswa profesi. Sama dengan mahasiswa yang lain. Belajar, belajar, dan belajar. Capek memang. Tapi sudah menjadi kewajiban yang harus dilakukan dengan segenap hati.

Alhamdulillah, saat ini sudah mulai masuk perkuliahan tatap muka. Tapi sayangnya berbicara soal tatap muka. Baru-baru ini ada pemberitaan sebanyak 800 siswa tidak melanjutkan sekolah karena sudah menikah. Sedih memang. Calon generasi unggul masa depan ini tidak meneruskan sekolah karena menikah dini akibat lamanya sekolah daring berlangsung.

Seolah-olah menjadi tantangan bagiku untuk mengubah pola pikir perihal pernikahan dini. Sebagai mahasiswa profesi kesehatan, rasanya seperti panggilan hati untuk tergerak mengubah kebiasaan itu.

Aku berutung memiliki bapak dan ibu yang selalu memberikan arahan serta bimbingan untuk menuju ke depannya. Maka dari itu, ingin rasanya mengubah mindset masyarakat untuk terus maju.

Mendengar pemberitaan itu. Sontak aku terdiam. Hal apa saja yang sudah aku berikan kepada masyarakat? Apakah diri ini sudah bermanfaat bagi orang lain? Ternyata masih banyak hal yang harus aku pelajari.

***

Beruntungnya aku bertemu dengan para sahabat yang senantiasa memberikan masukan agar terus bertumbuh dan berkembang. Menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang-orang sekitar.

Kalau begitu. Menikah itu harus kita segerakan atau bisa kita tunda dulu? Kata temanku sesuai kebutuhan. Bukan hal mudah untuk memutuskan akan hal ini. Menerima seseorang yang akan menua bersama. Butuh persiapan yang sangat matang. Baik seseorang yang kita sudah lama kita kenal maupun baru bertemu. Sama-sama butuh kesiapan.

Baca Juga  Restu Orang Tua dalam Pernikahan yang Islami

Jika kamu memiliki tabungan yang lebih. Aku sarankan untuk mengikuti kelas pranikah. Mungkin terdengar aneh memang. Tapi bagi kamu yang memiliki niat dan kemauan yang kuat untuk menuju ke sana. Sangat disarankan untuk mengikuti kelas itu.

Tantangan dunia saat ini sangatlah berat. Jadi butuh sekali banyak ilmu dan persiapan yang lain untuk menikah. Apalagi saat ini masih berstatus pandemi. Tapi alhamdulillah, kian hari angka positifnya kian menurun.

***

Seiring waktu berjalan dan bertambahnya usia. Kriteria sosok pendamping impian semakin tergerus sesuai tuntutan hidup. Jadi jangan heran kalau ada video yang mewawancarai wanita karir bahwa mereka menginginkan pria yang bergaji 40 juta. Karena semakin ke sini, semakin realistis dengan beban kehidupan yang akan mereka jalani di kemudian hari.

Tapi kembali lagi ke diri sendiri. Jika memang yang diinginkan dunia, yah seperti itu. Kalau yang dicari berhubungan dengan akhirat, mungkin gaji sebesar apapun dari seorang pria tidak akan menjadi masalah.

Kembali lagi ke topik. Lantas di usia ke 23 tahun ini, apakah menikah itu sudah menjadi keharusan untuk disegerakan? Dan lagi-lagi diri ini harus memikirkan akan hal itu hehe.

Bagi teman-teman yang memilih untuk mengembangkan potensi diri terlebih dahulu. Selamat. Masih ada waktu untuk menjadi sosok wanita idaman.

Menjadi sosok wanita idaman adalah kelebihan tersendiri yang dimiliki. Oleh sebab itu, untuk menjadi wanita idaman caranya adalah kurangi rebahan dan melakukan aktivitas yang produktif. Karena kualitas jodoh tergantung bagaimana kita membimbing diri sendiri untuk menjadi jauh lebih baik.

***

Wanita idaman menurutku adalah menjadi wanita yang bisa bermanfaat bagi orang lain. Itu sangat keren dan luar biasa. Menjadi sosok panutan bagi anak-anak kita suatu hari nanti. Menjadi sosok figur harapan masa depan.

Baca Juga  Dakwah di Balik Jeruji Besi

Hal apa saja yang harus dilakukan? Menurutku dengan belajar dan membantu sesama. Apalagi di masa pandemi ini, contohnya anak-anak yang terlantar karena orangtua mereka meninggal akibat positif covid-19. Maka dari itu, teman-teman bisa membatu mengajari mereka. Berat? Itu sudah pasti. Tapi jika dijalani dengan ikhlas karena ridho. Insya Allah akan dipermudahkan.

Semua sesuai dengan keputusan dan pilihan masing-masing. tidak menjadi masalah sahabatku. Jika memang dirimu sudah siap untuk menikah dan tidak masalah juga jika memilih untuk belum menikah tapi jangan lupa untuk tetap senantiasa memantaskan diri. Sekian.

Bagikan
Comments
  • Widji

    Pada dasar y org menika membuat kita lebih dewasa, menjalani kehidupan sehari hari, dlm memikul tugas dan tanggung jawab masing masing.

    November 12, 2021
Post a Comment