f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
umat moderat

Kekuatan Umat Islam Sebagai Umat Moderat

Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam, sekalipun tidak memberikan petunjuk langsung tentang suatu bentuk masyarakat yang dicita-citakan di masa mendatang; namun tetap memberikan petunjuk mengenai ciri-ciri dan kualitas suatu masyarakat yang baik. Walaupun semua itu memerlukan upaya penafsiran dan pengembangan pemikiran.

Di samping itu, Al-Qur’an juga memerintahkan kepada umat manusia untuk memikirkan pembentukan suatu masyatakat dengan kualitas tertentu. Dengan begitu, umat islam sangat mungkin membangun masyarakat ideal berdasarkan petunjuk Al-Qur’an. Tetapi al-Qur’an menyebut secara tersurat gambaran ummat ideal yang dicita-citakan, seperti: 1. Ummatan wahidah. 2. Ummatan washatan.

Ummatan Washatan

Istilah lain juga mengandung makna masyarakat yang ideal adalah ummatan washatan. Istilah ini antara lain tertuang dalam firman Allah QS.Al-Baqarah ayat (143). Dari ayat di atas disebutkan bahwa kualifikasi umat yang baik adalah ummatan washatan, terdiri dari kata, wau, shin dan tha. Yang berarti dasar pertengahan, moderat dan menyangkut pengertian keadilan atau keseimbangan.

Al-Raqib menguraikan sebagai sesuatu yang berada dipertengahan yang kedua ujungnya pada persis sama. Kata wasath berarti bagian tengah dari sesuatu. Ia merupakan titik yang jauh dari ujung lain, bagian terbaik dari segala sesuatu.

Dengan demikian, ummatan wasath, umat jalan tengah mengandung arti kelompok orang yang adil, sejajar, seimbang, dan moderat, yang menjauhkan diri dari berbagai bentuk ekstremisme. Karena, sifat moderatlah umat Islam harus menjadi teladan, saksi bagi manusia dan bangsa lain, seperti halnya nabi Muhammad SAW yang menjadi teladan sikap moderat dan jujur bagi kaum muslim. (Ziaudin Sardar, hal: 202).

Lebih lanjut, beliau menekankan bahwa Al-Qur’an tidak mengatakan kaum muslim sebagai umat menengah. Tetapi yang dikemukakannya adalah kaum muslim dapat dan selalu berusaha untuk menjadi “umat jalan tengah”. Ia menyiratkan bahwa keseimbangan harus dicapai diantara kebutuhan fisikal dan kebutuhan spiritual, terutama raga dan tuntunan jiwa. Keduanya sama-sama membutuhkan makanan. Dalam skema Al-Qur’an, tidak ada konflik inheren antara jiwa dan raga. Kita tidak dapat mengabaikan salah satunya, tetapi kita juga tidak dapat terlalu terobsesi salah satunya.

Islam dan Kekuasaan

Salah satu dampak terpenting ummat bukanlah umat Islam sebagai komunitas global. Namun, dampak terpentingnya adalah bahwa umat muslim menjadi satu umat dalam hubungan di antara mereka sendiri, hubungan mereka dengan umat lain, dan hubungan mereka dengan semesta alam. Ummah ada dalam pikiran dan tindakan kita untuk meneladani dan menerapkan ajaran moral Al-Qur’an.

Baca Juga  Masjid Impian

Ummah terdiri atas bangsa dan suku, warna kulit dan bahasa, unit-unit tempat kita lahir, yang menyatukan ummah adalah tujuan moral yang sama. Jadi komunitas ini tidak mengikuti jejak kelompok manapun, melainkan berusaha mencapai tujuan moral yang sama melalui keanekaragaman semua kelompok penyusunnya. (Ngaji Quran Di Zaman Edan, Ziaudin Sardar, hal: 202-203).

Adapun hakikat kehidupan di dunia ini ialah persaingan dalam merebut hegemoni dan kepemimpinan. Hal ini ditegaskan Allah Swt dalam beberapa ayat Al-Qur’an antara lain: QS[6]:32 dan QS[2]:148. Sebagaimana lazimnya persaingan membutuhkan penengah atau wasit. Maka Allah Swt telah mengutus rasulnya yang terakhir, Muhammad SAW dengan perlengkapan sistem nilai yang terpadu, dan sempurna. Sehingga ummat beliau telah diangkat Allah menjadi wasit bagi persaingan hidup manusia didunia ini. “Maka demikianlah telah kami jadikan kamu ummat yang menjadi (saksi) ditengah-tengah kemanusiaan, adalah Rasulullah itu menjadi saksi bagi kamu” (Q.S. [2]: 143). (Islam Sistem Nilai Terpadu, Muhammad Imaduddin Abdul Rahim,Phd, hal: 200).

Sejarah kemanusiaan telah membuktikan, bahwa hampir tidak pernah ada kedamaian didunia ini. Kecuali ketika ummat Islam menjadi super power, serta mampu menjalankan peranan mereka sebagai wasit di tengah-tengah kemanusiaan. Terutama sesudah jatuhnya kerajaan Usmaniyah sebagai kekuatan politik ummat Islam terakhir, maka dunia ini tidak pernah merasakan kedamaian lagi.

Kekuasaan umat islam terpecah-pecah menjadi beberapa puluh negara yang walaupun masih mengaku beragama Islam, namun pada hakikatnya telah meninggalkan aqidah islamiyah sebagai dasar dan falsafah hidup mereka. Kebanyakan negara-negara berpenduduk mayoritas muslim sekarang ini telah merubah landasan dan falsafah hidup mereka menjadi nasionalisme, sosialisme, dan feodalisme dengan sistem otoriatrianisme bahkan sekulerisme yang asing bagi ajaran islam yang asli. (Muhammad Imaduddin Abdul Rahim, Phd, hal: 201-202).

Rahmat Bagi Seluruh Alam

Dengan demikian, peran umat islam sebagai wasit ini dipergeas oleh Allah swt dengan pengetahuan, bahwa dia tiada mengutus rasul Muhammad SAW, kecuali sebagai “Pembawa rahmat bagi seluruh alam”(Q.S. [21]:107). Dari ayat ini dapat difahami bahwa, rahmat yang dibawa Rasulullah saw itu bukan sekedar untuk ummat islam saja; tapi bagi seluruh kemanusiaan dan alam dunia ini semuanya. Rahmat atau kasih sayang Allah yang diperkenalkan oleh rasulullah itu tertuju kepada setiap makhluk di muka bumi; termasuk binatang dan tumbuh-tumbuhan. Bentuk rahmat ada 3 macam:

Baca Juga  Pentinya Studi Pendekatan Islam : Pendekatan Sejarah (Bagian 1)
1. Ummat Muhammad sebagai wasit bagi seluruh kemanusiaan.

Keiadaan bangsa yang pantas dan sanggup memerankan peran ini seperti yang kita lihat sekarang ini ternyata menyebabkan kepincangan dan ketidakadilan merajalela. Bahkan pencemaran alam akibat kesekarahan manusia mengeksploitasi alam telah merata ke seluruh dunia. Kenyataan ini wajib menjadi keprihatianan umat islam, karena mereka belum mampu mengemban misinya sebagai yang dimaksud oleh Allah dan Rasulnya. Karena itu, ummat islam sekarang ini wajib berjihad untuk mengembalikan poisisinya sebagai wasit dunia di tengah-tengah kemanusiaan demi tegaknya kedamaian di antara sesama manusia, dan kelestarian alam semesta; agar terciptanya masyarakat dunia yang damai, adil dan sejahtera.

2. Tegaknya keadilan ekonomi bagi setiap manusia. 

Telah lama terbukti dalam sejarah bahwa kelaparan terjadi di dunia bukan karena bumi secara global kurang mengeluarkan produksinya; tetapi oleh karena politik ekonomi yang tidak menjamin terjadinya distribusi yang merata tersebut. Demikian pula, rasa takut yang terus mencekam sebagian manusia bukan karena adanya bahaya dari Allah atau alam, tapi karena ulah sebagian kecil manusia yang serakah dan ingin memonopoli kekuasaan politik dan ekonomi. Akibatnya, kelompok kecil yang berkuasa ini akan menciptakan segala cara untuk menekan kelompok besar demi mempertahankan kekuasaan mereka.

3. Tegaknya keadilan berpolitik bagi setiap manusia didunia.

Hukum sejarahpun telah membuktikan bahwa, rasa takut telah mencekam manusia selama ini bukanlah karena adanya monster atau raksasa yang selalu diceritakan kepada kita. Namun rasa takut dan tercancam telah mencekam hidup manusia disebabkan karena tidak berjalannya sistem politik dan ekonomi yang di ridhoi Allah swt. Allah swt telah menegaskan bahwa, anak cucu adam ini diciptakan sebagai khalifah Allah dimuka bumi ini. Artinya, setiap manusia punya hak dan kewajiban atau kedaulatan yang sama untuk mengatur, menata, berpatisipasi mambangun masyarakat dan negaranya.

Baca Juga  Perlawanan Perempuan terhadap Ketidakadilan: Refleksi Isu Debat Kamala Harris vs. Donald Trump

Umat Islam adalah Umat Moderat

Oleh karena itu, ummatan washatan adalah salah satu pandangan hidup umat islam dan masyarakat umumnya untuk menjaga kemanusiaan di masa kini, dan untuk melestari kehidupan generasi muda di masa depan nanti. Karena dengan pandangan hidup ummatan washatan, umat islam menempuh jalan pertengahan, moderat, keadilan atau keseimbangan dalam segala aspek kehidupan.

Dari sisi sosial-budaya, ummatan wasthan, mengandung makna bahwa umat Islam adalah kelompok orang yang adil, sejajar, seimbang, dan moderat. Yang menjauhkan diri dari berbagai bentuk ekstremisme. Karena, sifat moderatlah umat islam harus menjadi teladan, saksi bagi manusia dan bangsa lain, seperti halnya nabi Muhammad SAW yang menjadi teladan sikap moderat dan jujur bagi kaum muslim

Dari sisi kemanusiaan, ummat washatan bahwa umat muslim menjadi satu umat dalam hubungan di antara mereka sendiri, dengan umat lain, dan dengan semesta alam. Ummah ada dalam pikiran dan tindakan kita untuk meneladani dan menerapkan ajaran moral al-Qur’an. Ummah terdiri atas bangsa dan suku, warna kulit dan bahasa, unit-unit tempat kita lahir, yang menyatukan ummah adalah tujuan moral yang sama.

Jadi komunitas ini tidak mengikuti jejak kelompok manapun, melainkan berusaha mencapai tujuan moral yang sama melalui keanekaragaman semua kelompok penyusunnya. Dengan demikian, ummatan washatan adalah salah satu jalan untuk melestarikan (warga-masyarakat) kemanusiaan di masa kini dan melindungi (remaja-dewasa) generasi-generasi masa depan. Karena ummat washatan adalah jalan untuk melindungi harkat dan martabat kemanusiaan dalam segala aspek kehidupan.

Kemudian, ummat washatan menghindari perilaku ekstrimisme dan terorisme, dan menebarkan kedamaian dan kecintaan sesama manusia. Juga, ummatan washatan jalan umat islam untuk berpikir menebar welas asih dan berperilaku menebar cinta kasih bagi seluruh umat manusia.

Editor: Ananul Nahari Hayunah

Bagikan
Post a Comment