f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
jarak

Jaga Jarak dengan Ciptaan-Nya, Bukan dengan Penciptanya

Kala itu aku sangat bahagia, karena bisa menikmati indahnya kehidupan. Suasana yang damai, aman dan tentram. Aku sangat bahagia bisa melewati hari-hariku penuh dengan rasa syukur. Semua pekerjaan bisa aku lakukan dengan senang hati, tanpa adanya keluhan dari diri sendiri maupun lingkungan.

Langkah yang senantiasa sangat ringan dalam memijakkan kaki ke setiap perkumpulan organisasi, majelis ta’lim, dan rumah Allah (masjid). Raga yang selalu bersemangat dalam mencari ide-ide dan hal baru untuk dikembangkan. Raut wajah yang kerap menunjukkan senyuman manis dalam setiap sapaan. Kesehatan yang terus mendukung agar mendapatkan kenyamanan dalam pekerjaan. Serta, lingkungan yang memberikan suasana indah dan hawa terbaiknya untuk manusia beraktivitas. 

Tapi, itu DULU bukan SEKARANG.

Itu semua hanyalah kenangan dan memori. Memori indah yang akan tetap dan selalu tersimpan rapi dengan alur ceritanya dalam ingatan memori yang paling dalam. Aku sedang tidak bermimpi, bahwa semuanya telah berubah. Lingkungan tak lagi memberikan suasana terbaiknya untuk beraktivitas, kesehatan tak lagi memberikan kenyamanan dalam setiap pekerjaan, raga tak lagi bersemangat dalam menemukan hal baru, raut wajah pun tak lagi memancarkan senyuman manisnya. Sehingga, langkah untuk memijakkan kaki ke tempat beribadah tertutup sementara waktu.

Seluruh pekerjaan kantor, belajar-mengajar, jual-beli, hingga ibadah pun dialihkan agar dikerjakan melalui rumah masing-masing (Work From Home). Hati ini sakit teriris mata perih menangis, tapi ini semua harus kita jalani.

Bersabarlah, dan yakinkan diri bahwa semua ini akan berlalu dengan izin Allah Swt. Saat ini, berjabat tangan tak lagi menjadi budaya, wajah nan indah selalu tertutup oleh masker, jarak yang berdekatan atau kerumunan menjadi sorotan seluruh mata yang memandang. Semua ini untuk memutus mata rantai wabah penyakit yang sedang mengglobal di dunia, yaitu Covid-19.

Baca Juga  Dilema Ibu Hamil Bekerja di Masa Pandemi

Wabah penyakit ini mengajak dan menyadarkan manusia agar terus memperbaiki dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Sebesar keinsyafanmu, sebesar itu pula keuntunganmu.

Membangun Self Awareness

Kebaikan yang kita lakukan manfaatnya akan kembali kepada diri kita sendiri, sebaliknya keburukan hanya akan merugikan diri sendiri. Dengan self awarness kita akan mengetahui  potensi kelebihan dan kekurangan diri, mempunyai self motivation, self corection, and self support.

Mempunyai tujuan yang jelas dalam hidup, mampu membangun hubungan yang baik dengan semua pihak. Karena kemajuan tidak akan tercapai tanpa kesadaran diri. Manusia yang mempunyai kesadaran diri akan berjuang menyempurnakan kekurangannya tanpa paksaan.

Program kesahatan atau 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak); harus kita jalani untuk kesehatan diri sendiri, keluarga, kekasih, orang tersayang, orang tercinta dan lingkungan. Kita patuhi semua anjuran pemerintah, seperti menjaga jarak dan menghindari kerumunan.

Kita sesama manusia boleh saja menjaga jarak demi kemaslahatan ummat, tetapi jangan pernah sekali-kali kita menjaga jarak dengan Sang Pencipta yaitu Allah Swt.

Jika ada jarak antara pencipta dan ciptaan-Nya semua akan terasa hampa, hati tak lagi mempunyai rasa syukur, melainkan penuh dengan kesombongan dan kedengkian. Manusia makhluk paling sempurna yang Allah ciptakan dimuka bumi ini. Dengan kesempurnaannya itu, manusia harus bisa mengupayakan dirinya agar selalu beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Manusia berasal dari tanah, diberikan kesempatan untuk singgah di tempat yang bernama bumi. Setelah waktu persinggahannya habis, manusia akan kembali keasal mereka, yaitu tanah.

Pengumuman yang sering terdengar dari masjid dan musala, tentang “turut berduka cita atas meninggalnya fulan bin fulan…” ini semua seakan-akan menjadi teguran besar untuk para manusia, agar tidak mengejar kesenangan duniawi saja, tapi juga mengejar kesenangan untuk diakhirat kelak. Karena jika akhirat yang diutamakan, niscaya persoalan dunia akan didapatkan. “Jangan lupa bahagia di dunia, tapi tetap akhirat yang utama. Kenikmatan dunia hanya sementara,  jangan sampai terlena olehnya”.

Bersama untuk Sabar

Bersabarlah maka kesabaranmu itu semata-mata dengan pertolongan Allah Swt, jangan engkau bersedih hati, dan jangan (pula) bersempit dada terhadap tipu daya yang mereka rencanakan. Manusia tidak sepatutnya bermalas-malasan, karena manusia ummat yang mempunyai tugas dan misi dalam hidup, menjadi khalifah Allah, pemakmur bumi, hamba Allah yang merealisasikan ibadah dalam berbagai bentuk gerakan kehidupan, serta menjadi penerus estafet perjuangan Rasulullah Saw.

Baca Juga  Daya Lenting Guru Milenial di Masa Pandemi

Banyak kebaikan-kebaikan yang dapat dilakukan manusia agar tetap menjalin kedekatan antara ciptaan dan penciptanya. Komunikasi harus  tetap dijaga dan terus dilakukan agar tidak ada jarak antara manusia dan Allah Swt. Allah itu sangat dekat, lebih dekat dari urat nadi. Tapi terkadang manusialah yang sering kali menjauh dari Allah Swt.

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ.

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran (Q.S. Al-Baqarah: 186).

Sesungguhnya Allah itu sangat dekat dengan hambanya, tidak ada jarak antara manusia dan penciptanya. Jangan jadikan alasan bahwa WFH (Work From Home) mengurangi rasa semangat kita dalam beribadah kepada Allah. Tapi jadikanlah semua ini sebagai motivasi kita untuk terus bersemangat dalam beribadah.

Orang menjadi sesat bisa jadi karena tidak berilmu, maka dia berkewajiban menuntut ilmu untuk menghilangkan syubhat serta mendapatkan keyakinan, bisa juga karena dominasi nafsu (syahwat), maka dia harus terus menerus  bermujahadah, agar ilmu dan akal fikirannya tidak didominasi oleh hawa nafusnya. Melaksanakan Shalat, puasa, zakat, sedekah, berbuat baik dan anjuran lainnya dalam agama Islam, salah satu cara agar tetap menjaga hubungan atau koneksi antara manusia dengan Allah.

Bagikan
Post a Comment