f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
islam kontemporer

Corak Pemikiran Islam Kontemporer

Hadirnya era kontemporer tidak hanya diperuntukan bagi dunia global saja, namun terjadi juga pada dunia Islam. Hal ini secara umum menunjukan semangat baru sebagai bentuk dialektika historis. Pada era kontemporer ini tentunya tidak hanya sebatas eksistensi yang diperlihatkan; tetapi dilengkapi dengan banyaknya perangkat yang diperlukan, semisal landasan filosofis bahkan sampai kepada gerakan-gerakan praktis.

Dalam sejarahnya, proses keilmuan Islam telah mengalami alternasi sehingga memunculkan berbagai persfektif baru. Yang mana bila dikaji secara serius perkembangan keilmuan Islam telah diwarnai oleh berbagai realitas untuk memunculkan modernitas. Pada dasarnya kajian Islam kontemporer ini adalah hasil sintesis dari tradisi Islam tradisional dan tradisi Islam Kontemporer.

Kalau disiplin ilmu Islam pada umumnya yang kita kenal bersifat normatif, seperti mengkaji fiqh, ushul fiqh, hadits, ulumul hadits, ilmu mantik, tasawuf, ilmu kalam dan lain-lainnya. Maka pada disiplin ilmu Islam kontemporer tidak hanya konsen terhadap hal tersebut; akan tetapi orientasi yang dihadirkanya lebih kepada menghadapi problematika yang lebih global, seperti permasalahan feminis, gender, pluralisme, sosio-kultural, politik dan masih banyak lagi.

Walaupun demikian, penulis akan mengklasifikasikan menjadi 3 struktur atas masifnya Islam kontemporer ini. Apa saja ketiga struktur tersebut?

1. Fundamentalisme

Secara istilah, fundamentalisme diartikan sebagai paham yang berusaha untuk memperjuangkan dan mengimplementasikan apa yang dianggap mendasar. Munculnya istilah fundamentalisme pada mulanya digunakan untuk menyebut penganut Katolik yang menolak modernitas dan lebih memilih untuk mempertahankan ajaran ortodoksi agamanya.

Sejalan dengan perkembangan selanjutnya, istilah ini menimbulkan suatu citra yang baru, semisal kaum ekstrimisme, fanatisme, radikalisme dan terorisme. Namun dalam Islam pun istilah fundamentalisme juga muncul dan bahkan popular. Pasalnya gerakan fundamentalisme awal dalam Islam itu ditujukan kepada gerakan Khawarij.

Baca Juga  Pandangan untuk Islam Menghadapi Pandemi Covid -19

Secara makro, faktor yang melatarbelakangi munculnya gerakan fundamentalis adalah situasi dan kondisi politik yang kacau, baik di tingkat domesik maupun tingkat internasional. Hal ini dibuktikan dengan ketidak kondusifan situasi politik pada masa akhir Khilafah Ali bin Abi Thalib. Pada masa ini lah perang saudara dimulai antara kelompok Ali dan kelompok Muawiyah karena masalah pembunuhan Utsman.

Pada saat keadaan runyam, kelompok Khawarij yang mulanya berpihak kepada golongan Ali kini membelot dan muncul kepermukaan sejarah klasik Islam. Sederhananya adalah fundamentalis yaitu model pemikiran yang sepenuhnya percaya pada doktrin Islam sebagai satu-satunya alternatif bagi kebangkitan Islam dan manusia.

2. Reformis

Islam reformis (reformasi) diartikan sebagai pembaharu melalui pemurnian agama. Dalam hal ini Islam reformasi kemudian ditafsirkan secara komprehensif sebagai pembaharuan dalam pola pikir dan berusaha untuk merekonstruksi ulang warisan budaya Islam dengan cara memberikan tafsiran baru.

Gerakan pembaharu ini telah berlangsung dari abad ke-13 M sampai abad ke-19 M, yang mana pada saat itu para pembaharu menilai bahwa Islam telah mengalami kemunduran dan keterbelakangan yang disebabkan oleh maraknya praktik ibadah tahayul, bid’ah dan khurafat. Yang pada akhirnya gerakan ini akan menimbulkan suatu citra baru dimasyarakat.

Karena konsep yang dihadirkan kepermukaan publik adalah berupa transformasi pemikian. Dari yang mulanya memahami sesuatu secara tekstual, kini sesuatu tersebut dipahami secara kontekstual dan rasional. Kalau dimasukan ke dalam bidang politik, maka akan muncul ide-ide reformatif; semisal dari yang mulanya bentuk pemerintahan monarki/khilafah menjadi sistem pemerintahan demokratis/republik, dan masih lagi.

3. Modernis

Biasanya diartikan sebagai cara berpikir dengan peradaban Barat, dengan statement merujuk kepada upaya untuk mengejar ketertinggalan Umat Islam selama ini. Struktur modernis semacam ini yakni merespons ide dan gagasan dari barat secara optimis, namun menautkannya lagi dengan Islam.

Baca Juga  Berpolitik dengan Berlandaskan Maqoshid Syariah

Karakter utama dari gerakan Islam Modernis adalah keharusan berpikir kritis dalam soal keagamaan dan kemasyarakatan. Adapun ciri khas dari Islam modernis adalah menghargai rasionalitas dan nilai demokratis. Bagi muslim modernis, Islam telah memberikan sumbangsih yang sangat esensial pada segala aspek kehidupan manusia di dunia.

Oleh karena itu, bagi kaum modernis bahwa tugas seorang muslim sejati adalah mengimplementasikan segala bentuk ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad kedalam kehidupan nyata. Substansi dari pandangan tersebut diambil dari kutipan Firman Tuhan bahwa Islam adalah agama yang universal. Karena ke-universalan itulah, Islam dilihat dari berbagai aspek.

Dari ketiga struktur itulah yang akan menjadi terbentuknya pemikiran Islam kontemporer yang tentunya harus melalui beberapa tahapan uji coba, uji coba ini berupa alternasi konsepsi yang menimbulkan kontroversi (baca: fundamentalisme, reformis dan modernis). Konsep pemikiran Islam kontemporer ini merefleksikan sebuah variasi yang luas dan lugas perihal sebuah intelektual yang kekinian; tentunya mendominasi dunia muslim kontemporer sejak akhir Perang Punia II.

Adapun tokoh pemikiran Islam kontemporer yang paling top di Indonesia menurut penulis; di antaranya ada Harun Nasution, Nurcholis Majdid atau kerap kali disapa Cak Nur dan terakhir Ahmad Syafi’i Maarif kerap kali disapa Buya Syafi’i. Dari pemikiran mereka Islam dapat eksis hingga sampai saat ini, bahkan kalau pada tahun 1970-an Cak Nur tidak melakukan sebuah gerakan pembaharuan, bisa jadi kondisi Islam hari ini masih mengkonsumsi pemikiran tradisionalis.  

Bagikan
Post a Comment