f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
akhirat

Hidup Bertetangga dalam Islam di Masa Pandemi

Manusia diciptakan oleh Allah SWT., sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang senantiasa mengadakan hubungan dengan sesamanya, manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.

Rasulullah SAW., memberikan batas pengertian tetangga dalam sabdanya yang memiliki arti: “Tetangga ialah empat puluh rumah ke kanan, 40 rumah ke kiri, 40 rumah ke depan dan 40 rumah ke belakang. Itulah yang dianggap tetangga dekat kita, itulah saudara terdekat kita.”

Sesungguhnya dalam Islam, tetangga mempunyai kemuliaan yang terpelihara dan tidak dikenal oleh undang-undang yang berkaitan dengan norma serta peraturan-peraturan manusia manapun. Menganggap remeh tentang kehormatan dan kemuliaan mereka merupakan hal yang tercela. Sebab pada umumnya meremehkan kehormatan mereka lebih mudah untuk dilakukan, sedikit kesulitannya serta banyak kesempatannya.

Hak dan Kewajiban Bertetangga

Sebagai makhluk hidup yang memiliki kehidupan dengan bertetangga, maka kita pun hendaknya mematuhi hak serta kewajiban bertetangga dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai berikut:

  • Apabila berjumpa mengucapkan salam

“Assalamu’alaikum.” Serta menjawab salam dari tetangga, “Wa’alaikumsalam warahmatullahi wa barakatuh.”

  • Bersikap baik

Kepada tetangga kita seharusnya bersikap baik, serta menjaga nama baik tetangga agar hubungan yang terjalin pun akan semakin akrab.

  • Bersikap sopan santun

Bersikap sopan dan santun kepada tetangga, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Karena, apabila kita berbuat baik maka hal itupun akan berbalik kepada diri sendiri.

  • Ketika tetangga mendapat kesenangan

Jika tetangga kita mendapat kesenangan, maka hendaklah kita mengucapkan selamat sebagai tanda bahwa kita pun turut senang.

  • Menjenguknya ketika sedang sakit dan mendoakannya agar lekas sembuh.

Rasulullah SAW., bersabda : إِذَا عَادَ الرَّجُلُ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ مَشَى فِيْ خِرَافَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَجْلِسَ فَإِذَا جَلَسَ غَمَرَتْهُ الرَّحْمَةُ، فَإِنْ كَانَ غُدْوَةً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ، وَإِنْ كَانَ مَسَاءً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِحَ.

Baca Juga  Jihad Konstitusi sebagai Spirit Perlawanan (1)

“Apabila seseorang menjenguk saudaranya yang muslim (yang sedang sakit), maka (seakan-akan) dia berjalan sambil memetik buah-buahan Surga sehingga dia duduk, apabila sudah duduk maka diturunkan kepadanya rahmat dengan deras. Apabila

menjenguknya di pagi hari maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar mendapat rahmat hingga waktu sore tiba. Apabila menjenguknya di sore hari, maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar diberi rahmat hingga waktu pagi tiba.” (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Imam Ahmad dengan sanad shahih).

  • Memaafkan segala kesalahannya atau kekhilafannya

Apabila seorang tetangga melakukan kesalahan, maka kita harus memaafkan kesalahannya baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.

  • Memberi makanan

Jika kita memiliki makanan, hendaklah kita memberi makanan dengan tetangga yang paling dekat rumahnya, walaupun hanya sedikit.

Rasulullah SAW., bersabda kepada Abu Dzar r.a. :

يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا طَبَخْتَ مَرَقَةً فَأَكْثِرْ مَاءَهَا وَتَعَاهَدْ جِيرَانَكَ

“Wahai Abu Dzar, apabila kamu memasak sayur (daging kuah) maka perbanyaklah airnya dan berilah tetanggamu” (HR. Muslim).

  • Menghormati keluarga atau teman-teman tetangga kita, walaupun rumahnya jauh dari kita.

Janganlah kita melakukan hal-hal yang dapat mengganggu dan menyakiti tetangga, antara lain:

  1. Mengeraskan suara radio atau televisi, padahal tetangga kita sedang sakit atau ada yang sedang tidur.
  2. Mengganggu atau menyakiti anak tetangga.
  3. Merusak tanaman tetangga.
  4. Mengganggu binatang peliharaan tetangga.
  5. Menceritakan kejelekan atau aib tetangga kepada orang lain.
Silaturrahim Pada Masa Pandemi

Saat ini kita semua sedang menghadapi penyebaran virus Covid-19, dan untuk tinggal #dirumahsaja sudah menjadi anjuran dan ajakan umum di masa pandemi. Ajakan ini dilakukan agar penyebaran wabah virus tidak semakin luas, namun hal ini tidak membatasi secara total relasi kita dengan tetangga. Walaupun adanya pembatasan sosial tetapi kita masih bisa berkomunikasi dengan tetangga menggunakan teknologi seperti telepon, whatsapp dan lainnya. Apabila ingin berkomunikasi secara langsung dengan tetangga kita hanya dapat sedikit waktu dan ruangnya pun dibatasi.

Baca Juga  Dialog Islam dan Perubahan Sosial (Melihat Pandangan KH. M. Thalhah Hasan)

Salah satu sikap yang diperlukan ketika pandemi saat ini kita perlu menjaga serta menumbuhkan rasa empati kepada lingkungan sekitar dan terhadap pihak-pihak yang terkena dampak dari pandemi ini. Di dalam Islam menumbuhkan empati terdapat dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 8:

وَإِذَا حَضَرَ ٱلۡقِسۡمَةَ أُوْلُواْ ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَٰمَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينُ فَٱرۡزُقُوهُم مِّنۡهُ وَقُولُواْ لَهُمۡ قَوۡلٗا مَّعۡرُوفٗا

“Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik” (QS An-Nisa 4: 8).

Kepada siapakah kita menjaga empati?

  1. Menjaga empati kepada tenaga medis (kesehatan) yang telah berjuang di garis depan dalam memeriksa, merawat dan melayani pasien yang terjangkit covid.
  2. Menunjukkan empati kepada para pasien yang telah terjangkit virus covid agar tetap semangat dalam masa pengobatan.
  3. Memberikan empati kepada masyarakat yang terkena dampak ini seperti kehilangan pekerjaan serta penghasilannya yang menurun secara drastis dengan membantu memberikan kebutuhan pokok agar mempermudah kehidupannya.
Tolong Menolong Kepada Sesama

Memberikan pertolongan kepada orang lain yang sedang kesulitan merupakan hal yang terpuji. Apabila di masa pandemi Covid19 saat ini kita masih diberikan kelancaran rezeki maka kita bisa memberikan pertolongan kepada mereka yang membutuhkan. Tentunya bisa dengan cara memberikan kebutuhan pokok seperti sembako agar kehidupan mereka tetap berjalan.

Selain itu,  misalnya ada seorang pedagang maka kita bisa membeli dagangan dari para pedagang kecil. Hal itu sebagai bentuk uluran tangan yang dapat meringankan beban saudara-saudara kita yang terkena dampak di bidang perekonomian.

Bahwasannya tolong-menolong kepada sesama, tidak hanya saat terjadi kesusahan. Namun, di saat mengalami kesenangan juga perlu saling menolong. Misalnya, jika tetangga kita mengadakan pesta pernikahan atau syukuran maka hendaknya kita membantu dengan berbagai cara. Seperti, membantu dalam hal tenaga, berpartisipasi, meminjamkan uang atau benda, serta memberikan sesuatu yang bermanfaat.

Baca Juga  Palestina di Tengah Kemelut Kezaliman Israel
Memudahkan Orang Lain

Kita hendaknya berusaha untuk memudahkan kesulitan orang lain kita dengan memberikan pertolongan, karena kita yakin bahwa Allah akan membalas dengan kemudahan pula. Sebagaimana sabda Rasulullah, “Barang siapa memudahkan kesulitan saudaranya niscaya Allah akan memudahkan jalannya ke surga.”

Rasulullah SAW., telah banyak mengajarkan kepada kita tentang adab bertetangga, sebagaimana diterangkan dalam salah satu hadisnya antara lain sebagai berikut:

خَيْرُ ْلاَصْحَابِ عِنْدَ اللهِ خَيْرُهُمْ لِصَاحِبِه ، وَخَيْرُ الْجِيْرَانِ عِنْدَاللهِ خَيْرُهُمْ لِجَارِه

“Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah yang terbaik di antara mereka terhadap sahabatnya. Dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah yang terbaik di antara mereka terhadap tetangganya.”

Dengan terjalinnya hubungan yang baik, saling menolong, dan saling menghormati sesama, Insya Allah akan terwujud suasana lingkungan bertetangga yang aman dan damai sesuai dengan ajaran Islam.

Bagikan
Post a Comment