f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
UU cipta kerja

Momentum “Shifting Paradigm”

Perubahan adalah sebuah keniscayaan, sesuatu yang pasti dialami dalam kehidupan sebagai individu sampai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebuah kutipan menarik yang sering kita dengar yaitu hanya ada satu yang tetap dalam perubahan, yaitu perubahan itu sendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia perubahan dapat diartikan sebagai keadaan yang berubah. Perubahan adalah peralihan keadaan yang sebelumnya, perubahan tersebut tidak hanya berupa keadaan saja melainkan bisa berupa perubahan pola pikir, dan perilaku suatu masyarakat.


Saat ini dunia sedang diberikan sebuah tantangan baru yaitu pandemi Covid-19, kenapa saya sebut tantangan? Karena pada akhirnya ketika kita menang melewati pandemi ini, maka manusia yang hidup dalam sebuah bangsa dan persaudaraan global akan mendapati perubahan di setiap bidang kehidupan, baik itu perubahan kecil maupun perubahan secara kompleks. Pandemi ini menurut penulis adalah momentum yang cocok bagi negara berkembang khususnya Indonesia yang menyerukan revolusi 4.0. Ketahanan pangan, pembangunan dimulai dari pinggiriran (dalam hal ini dari desa) dan pembenahan pos-pos pertahanan khususnya kesehatan dan juga infrastruktur non fisik.

Tantangan dan Kesempatan dalam Perubahan

Dalam tulisan ini sudut pandang yang dipakai dalam melihat perubahan akibat covid-19 yaitu pragmatis-realistis dalam artian kita harus cepat mengambil peluang bersifat praktis dan berguna bagi umum dalam realitas yang serba tidak mungkin ke depannya. Tantangan dan kesempatan itu terdapat di berbagai dimensi di antaranya:

1. Ideologi

Awal abad ke-20, Antonio Gramsci mengatakan bahwa; “Uang akan mengalir beserta ideologi dan budaya yang ditawarkan kepada bangsa yang lapar dan terbelakang”. Sudah banyak kasus yang terjadi di berbagai negara dunia belakangan ini, salah satunya proses kristenisasi di pinggiran kota New York dilakukan dengan strategi tersebut kepada para pemulung di kota tersebut, China kepada Korea Utara dan Australia terhadap Timor Leste.

Baca Juga  Publikasi Sedekah di Media Sosial, Kenapa Tidak?

Di tengah pandemi ini Indonesia seharusnya sadar bahwa penguatan Pancasila sebagai ideologi harus terus dilakukan. Pengimplementasian nilai nilai pancasila dalam setiap kebijakan bukan sekedar teks semata, di samping itu perlu penguatan ekonomi dan ketahanan pangan. Kasus seperti negara-negara di atas bukan tidak mungkin terjadi juga di Indonesia; ketika pondasi ekonomi serta pangannya goyah dan mengalami keterpurukan.

Momen ini sangat penting untuk penguatan ideologi selain penguatan ekonomi dan ketahanan pangan terus dilakukan; yaitu dengan keteladanan dari negara dalam mengimplementasikan pancasila dalam setiap kebijakan penanganan pandemi covid-19.

2. Pendidikan

Bidang yang sangat kompleks bagi Indonesia karena merupakan nafas dari perjalanan sebagai sebuah bangsa. Pendidikan menjadi sesuatu yang sangat penting untuk diutamakan sehingga pemerintah mengalokasikan dana pendidikan sebesar 20% dari APBN. Perkembangan pendidikan di Indonesia memang masih pada level stagnan atau jalan ditempat. Sistem pendidikan yang selalu berubah-ubah, kurikulum yang selalu berubah, dan kebijakan-kebijakan yang membingungkan membuat status pendidikan Indonesia belum juga meningkat (Nur Rois, 2012).

Tak perlu kita memaparkan data terkait kesenjangan pendidikan yang ada di Indonesia. Realitas tersebut sudah direpresentasikan dengan dikeluarkannya kebijakan sistem zonasi di sekolah; ini membuktikan secara tidak langsung bahwa kualitas pendidikan tidak tersebar dengan baik di sekolah sekolah baik itu di perkotaan apalagi di pedesaaan.

Perubahan sistem pendidikan harus dilakukan di tengah pandemi ini, kurikulum digital literasi, literasi finansial, problem solving, dan kerangka berpikir yang baik agar hoax bisa diatasi. Hal tersebut harus mulai dimasukan kedalam kurikulum pendidikan Indonesia agar siap menghadapi kemungkinan kemungkinan baru yang terjadi di masa depan seperti keadaan pandemi ataupun persaingan global.

3. Bisnis

UMKM menjadi bahasan menarik di tengah pandemi covid-19. Cerita kepahlawanan UMKM ditengah krisis moneter ’98 menjadi suntikan keyakinan bagi pemerintah dan kalangan ekonom untuk merekomendasikan kebijakan yang banyak berpihak pada penguatan UMKM. Penjaminan untuk kredit modal kerja UMKM sebesar Rp.6 T menjadi bukti keberpihakan pemerintah; dan ide menjadikan UMKM pahlawan ekonomi Indonesia di tengah pandemi seperti sekarang.

Baca Juga  Bangkitlah‌ ‌Gerakan‌ ‌literasi‌ ‌Mahasiswa

Momentum gencarnya penguatan UMKM menjadi penggerak perekonomian sangat tepat untuk mewujudkan kembali ekonomi pancasila di tengah kesenjangan ekonomi yang terjadi di Indonesia. Sebesar 97% kue tenaga kerja Indonesia berasal dari UMKM; menjadi hal yang penting bagi semua elemen bangsa setelah pandemi ini tetap mendukung proses internasionalisasi UMKM yang ada di Indonesia. Ketika UMKM maju; pasti akan berdampak pada naiknya derajat kesejahteraan tenaga kerja yang ada di Indonesia juga rasio gini semakin mengecil.

4. Saatnya menjadi Republik MerDesa

Meminjam istilah yang dipakai oleh Dr.Sofiyan Sjaf, salah seorang dosen Institut Pertanian Bogor yaitu Republik MerDesa. Ide ini sangat cocok untuk diterapkan d itengah pandemi dan setelah pandemi ini berlalu. Penanaman keberpihakan terhadap desa di saat pandemi harus mulai dilakukan karena ketahanan pangan Indonesia ada di pedesaaan. Indonesia harus shifting dari paradigma membangun dari perkotaan kepada paradigma membangun dari desa.

Dari hasil data, Potensi infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Indonesia telah mencakup sekitar 90 persen dari populasi dengan lebih dari 126 persen tingkat penetrasi mobile. Selain itu, tingkat pengguna internet juga telah mencapai 51,8 persen dari total penduduk Indonesia. Dan apakah itu tersebar di desa?

Membangun desa dengan perhatian penuh baik dari sumber daya manusia maupun infrastruktur sosial di dalamnya akan berdampak pada kekuatan desa itu sendiri. Kuat secara sosial dan secara kapasitas individu sangat diperlukan untuk membangun pedesaaan, program seperti satu kelompok pemuda inspiratif satu desa sangat dibutuhkan untuk mendukung daya dobrak dari pemuda yang sedang menganggur dan tidak dapat meneruskan pendidikan.

***


Perubahan Indonesia saat ini adalah momentum yang tepat, perubahan dari wacana 4.0 kita konkritkan mulai sekarang di tengah pandemi, wacana membangun dari pinggiran dan menggiatkan UMKM harus menjadi prioritas nomor satu di negeri kita Indonesia, karena pandemi memberikan banyak pelajaran bahwa hal hal yang kita lupakan dan anggap kecil selama ini menjadi pahlawan yang menyelamatkan Indonesia dari krisis. Perubahan itu dimulai dari diri kita sendiri, keluarga, masyarakat dan kemudian bangsa Indonesia. Saatnya Shifting Paradigm itu dilakukan, dari trauma kolonial menuju masyarakat milenial.

Bagikan
Post a Comment