Gen Z Itu Suka Tranparansi dan Efisiensi

Kalau lagi ikut kepanitiaan atau terlibat dalam suatu pengorganisasian, biasanya gen z itu malas kalau jobdesc-nya nggak jelas. Mereka nggak mau buang-buang waktu dengan pekerjaan yang nggak mereka pahami. Kira-kira kenapa, ya?

Fenomena ini menggambarkan bahwa mereka itu punya sikap suka menuntut keterbukaan dan efisiensi. Sikap menuntut keterbukaan ini membuat mereka merasa perlu tahu sebenarnya pekerjaan bagian mana yang membutuhkan bantuannya. Mereka akan mengerjakan sesuatu jika mereka tahu jelas apa yang menjadi tanggung jawabnya.

Gen z tumbuh di era yang digital dan semua serba cepat. Hal inilah yang membuat mereka merasa tidak perlu membuang waktu dan melakukan hal yang tidak jelas.

Faktor yang Mempengaruhi

Ada tiga hal yang mempengaruhi mengapa fenomena ini terjadi. Pertama, mungkin saja mereka pernah terlibat dalam suatu kegiatan yang kurang rapi dalam pembagian pekerjaannya. Hal ini membuat mereka semakin selektif memilih kegiatan mana yang akan mereka berikan kontribusi.

Kedua, adanya media sosial membuat gen z mudah menerima informasi dari mana saja. Dari sini, mereka akan memiliki banyak perbandingan, baik itu pengalaman kerja maupun organisasi. Pada akhirnya gen z mampu melihat mana saja organisasi atau individu yang melakukan sesuatu dengan lebih baik dan transparan.

Ketiga, perubahan dunia kerja. Saat ini, dunia kerja menuntut seseorang untuk bekerja dengan proaktif, kreatif, dan mandiri. Dalam hal ini, gen z akan merasa perlu untuk bisa bekerja secara cepat dan tepat.

Dampaknya bagi Organisasi

Dari sikap gen z ini, membuat setiap organisasi tertantang untuk memiliki cara kerja dan komunikasi yang jelas. Semakin jelas pekerjaan bagi setiap individu, maka semakin jelas pula output seperti apa yang diinginkan dari pekerjaan tersebut. Untuk membantu setiap individu dalam pekerjaannya, sebisa mungkin organisasi memberikan arahan dan bimbingan bagaimana seharusnya mereka melakukan pekerjaan itu. Dengan demikian, bertambah pula keterampilan mereka.

Dari hasil-hasil pembagian kerja dan komunikasi yang jelas, ini akan membantu organisasi agar memiliki budaya kerja yang terbuka. Lingkungan kerja yang baik dapat menciptakan kesempatan-kesempatan baru bagi organisasi dalam berkolaborasi.

Lalu, Apakah Generasi Sebelumnya Tidak Memiliki Sikap Ini?

Sikap keterbukaan dan efisiensi yang ada pada gen z, ternyata juga ada pada generasi sebelumnya. Perbedaannya terletak pada cara mereka mengekspresikan dan tingkat ekspektasinya. Misalnya, jika gen z ingin serba cepat, maka mereka menuntut agar keterbukaan dan efisensi terjadi dengan segera dalam segala aspek kehidupan. Sedangkan generasi sebelumnya, mereka menyadari bahwa keterbukaan dan efisiensi itu penting, namun tidak seintens gen z.

Gen z juga lebih vokal dalam menyampaikan keinginan mereka dan segera bertanya atau memberi masukan jika ada yang kurang jelas. Sedangkan generasi sebelumnya lebih sering menerima kondisi yang ada tanpa menyampaikan pendapat secara langsung.

Keterbukaan dan efisiensi membuat mereka bekerja dengan menuntut fleksibilitas dan kolaborasi. Sedangkan generasi sebelumnya tumbuh dalam budaya kerja yang mungkin lebih formal dan sesuai dengan jabatannya.

Penting untuk Paham dan Saling Memahami

Jumlah gen z yang banyak membuat cara kerja mereka semakin didengar oleh siapapun. Mau tidak mau, lingkungan pekerjaan maupun organisasi menjadi semakin kompetitif dan adaptif. Selain itu, setiap organisasi dan individu akan belajar bagaimana memahami karakteristik dan mengelola ekspektasi dari cara kerja masing-masing generasi.

Keuntungannya, organisasi juga dapat menciptakan lingkungan kerja yang membuat setiap individu merasa dihargai dan berusaha memberikan yang terbaik. Lalu tantangannya, organisasi dituntut untuk mampu memanfaatkan kekuatan dari setiap generasi yang hadir dalam lingkungan mereka.