f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
hidangan idul fitri

7 Strategi agar Hidangan Lebaran Tak Jadi Kambing Hitam Pemicu Kolesterol

Sejatinya Lebaran identik dengan hidangan makanan yang enak dan lezat, serta melimpah. Hidangan daging, bersantan dan berminyak seperti menjadi hidangan (yang pada sebagian masyarakat) wajib di hari fitri ini. Dan sudah menjadi wacana umum jika makanan seperti itu  tinggi lemak jenuh yang berbahaya bagi tubuh.

Namun, walau bahayanya sudah nampak di depan mata, dari tahun ke tahun makanan-makanan khas Lebaran  tetap tersaji dan dinantikan. Untuk para penderita kolesterol tinggi, tentu saja hidangan-hidangan tersebut sangat berbahaya. Pun bagi mereka yang tidak ada masalah dengan kolesterol, dapat saja menjadikannya masuk ke kasta kolesterol tinggi.

Jangan pernah berandai-andai untuk tidak menyajikan hidangan-hidangan khas lebaran di hari kemenangan ini. Dan jangan pernah takut untuk mengonsumsi makanan-makanan tersebut. Rahmania hanya perlu mengatur strategi saja, bagamana menikmati hidangan dengan aman dan tidak memicu kadar kolesterol menjadi tinggi.

Berikut 7 strategi menikmati hidangan lebaran sehingga tidak  mengkambinghitamkannya sebagai  pemicu kolesterol:

1.  Merencanakan Menu Hidangan Lebaran

Makan-makan selalu menjadi agenda wajib dalam merayakan Lebaran. Untuk itu berbagai hidangan diupayakan hadir bersamaan di momen tersebut. Tetapi harus diingat jika tubuh kita mungkin saja tidak siap untuk menerima segala hidangan yang masuk untuk dicerna.

Untuk memberikan haknya kepada tubuh agar tetap sehat, buatlah perencanaan makanan apa saja yang akan dihidangkan. Ingatlah, bahwa macam-macam hidangan lebaran tersebut bukan sesuatu yang wajib harus tersaji semuanya.

Opor ayam dan ketupat, tak bisa disangkal, seperti paket yang harus selalu ada. Jadi,  rendang dan olahan berbahan daging merah lainnya, biarlah tidak masuk dalam list hidangan lebaran tahun ini. Pepes  ikan, pilihan terbaik untuk ikut tersaji bersama opor ayam.

Sambal goreng kentang menjadi teman terbaik opor ayam bersama kerupuk. Jika sambal goreng kentang yang sudah Rahmania pilih, tak perlu lagi memasukan kentang Mustafa atau perkedel dalam daftar menu Lebaran.

Baca Juga  Manfaatkan Bumbu Dapur untuk Kesehatan

Intinya dalam pemilihan menu perhatikan jenis makanan, porsi dan proses memasaknya. Daging ayam dan ikan, lebih baik dari pada daging merah. Jika tidak dapat menghindari proses memasak digoreng, upayakan seminimal mungkin memilih menu dengan proses tersebut.

Manfaat lain dari perencanaan memilih menu juga dapat menghindari makanan  yang terlalu banyak  jenis dan porsinya, sehingga tidak mubazir.

2. Mewajibkan Makan Sayur

Beberapa makanan khas lebaran, memang tidak pernah tersaji jika bukan hari Raya Ied. Kita merasa sayang untuk melewatkannya, dan melahap semua tanpa pertimbangan baik buruknya untuk kesehatan. Untuk mencegah gangguan kesehatan akibat terlalu banyak makan makanan ini, sebaiknya mengkonsumsi sayuran.

Sayuran dapat kita sajikan dalam bentuk salad atau setengah berkuah, seperti capcay. Untuk saya, rebus labu siam kecil dan acar mentimun  andalan  untuk menyeimbangkan akibat-akibat tidak sehat yang ditimbulkan dari hidangan khas lebaran tersebut.

Sayuran mengandung tinggi serat, sehingga dapat memperlancar pencernaan. Melalui pencernaan yang lancar, zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh dapat segera dikeluarkan. Selain itu, beberapa dari sayuran sendiri mempunyai fungsi dan manfaat sebagai penurun kolesterol.

3. Memulai dan Menutup dengan Buah-buahan

Entah sudah dari lebaran berapa belas tahun yang lalu, saya melakukan hal ini. 30 menit atau 15 menit menjelang makan besar, saya mengkonsumsi buah dulu dan 30 menit sesudah makan, mengkonsumsi buah kembali. Atau jika terasa perut masih penuh, buah saya posisikan sebagai camilan, yang saya makan beberapa jam kemudian.

Rahmania dapat memilih buah yang pada dasarnya mempunyai manfaat dalam menurunkan kolesterol. Buah yang dimaksud seperti semangka, kiwi, papaya, anggur, jeruk, jambu biji dan pir. Buah tersebut dapat kita konsumsi secara langsung begitu saja, atau dalam bentuk salad dan jus.

Baca Juga  Rahasia Umur Panjang Li Ching-Yuen

Resiko penyerapan lemak dan kolesterol dalam darah dapat dihindari, karena serat yang terkandung dalam buah-buahan berfungsi mengikat asam empedu. Buah-buahan juga mengandung senyawa-senyawa kimiawi yang dapat meningkatkan kadar kolesterol baik dalam tubuh.

4. Perhatikan Pola Makan

Ketika kita sedang berpuasa, waktu makan menjadi pendek dan kapasitas perut terbatas. Menjadi maklum jika pada saat lebaran, keinginan untuk menyantap semua menu meronta-ronta.

Jika tidak ingin hal buruk terjadi pada kesehatan kita, kita harus mengendalikan keinginan tersebut. Alat pengendalinya adalah pola makan. Pola makan merupakan sebuah cara yang dapat kita tempuh untuk memilih makanan dan mengkonsumsinya. Tiga komponen penting yang terdapat dalam pola makan adalah jenis, frekuensi dan jumlah.

Sepulang salat Ied dan sungkeman keluarga inti, kemudian akan berlanjut acara makan besar. Biasanya saya akan memilih ketupat dan opor ayam  dengan acar timun. Tidak ketinggalan tumis cabai hijau dan rebus labu siam sebagai topping. Memilih jenis topping tinggi serat, upaya saya dalam mengurangi jumlah karbohidrat dari ketupat dan menyeimbangi lemak opor.  

Tidak dipungkiri jika terlintas ingin menambah porsi, tetapi saya abaikan, sampai bertemu kembali jam makan seharusnya. Seandainya masih ingin menyantap sesuatu, saya penuhi keinginan tersebut dengan buah.

5. Membuat Target

Walaupun sudah membuat perencanaan menu dan berapa banyak porsi yang akan kita masak sebagai hidangan lebaran, tetap saja semua makanan masih tersedia untuk berhari-hari. Namun demikian janganlah menyerahkan diri pada nafsu dan godaan makanan tersebut.

Satu hari penuh pada hari lebaran dan sarapan esok harinya, waktu yang cukup untuk menikmati hidangan lebaran dengan sedikit berlebihan.  Setelah itu mulailah bersiap kembali  ke resolusi hidup sehat.

Baca Juga  Mencegah Stunting dengan Menyehatkan Perempuan
6. Melaksanakan Puasa Qadha di Bulan Syawal atau Puasa Sunah Syawal

Merujuk kepada info dari sebuah artikel online, puasa Syawal adalah sunah untuk muslim yang tidak memiliki tanggungan puasa wajib. Artinya, bagi yang memiliki utang puasa, wajib membayarnya terlebih dahulu.

Selain sebagai penyempurna amalan wajib, kedua puasa ini merupakan solusi jitu dalam menyelamatkan kesehatan kita. Puasa ini akan mengendalikan masa transisi setelah mengkonsumsi makanan berlemak jahat dan bersantan dalam jumlah besar. Dengan begitu kolesterol jahat tidak akan sempat merusak kesehatan kita.

7. Konsisten Berolah Raga

Saat masih Ramadan, kita pasti mengurangi aktivitas harian. Termasuk mengurangi atau bahkan tidak sama sekali berolah raga. Jeda waktu sebulan tanpa olah raga akan membuat malas-malasan untuk memulainya kembali. Mengingat olah raga adalah cara efektif dalam mencegah dan menurunkan kolesterol jahat, maka perlu memberi paksaan kepada diri sendiri agar tidak dikuasai rasa malas.

Mulailah dengan olah raga ringan, seperti jalan cepat, jogging dan bersepeda. Lakukan setiap pagi dengan durasi 30 menit. Jika sudah mulai terbiasa, jenis dan durasinya dapat kita tingkatkan. Terpenting dari semua ini, lakukanlah secara konsisten! Jadikan olah raga sebagai kebutuhan dan gaya hidup sehat.

Pada hakikatnya setiap makanan tidak ada yang tidak baik. Jika sampai menimbulkan kolesterol dan penyakit lain, permasalahannya ada pada pola makan dan gaya hidup tidak sehat.

Bagikan
Post a Comment