f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
trauma

Trauma Masa Lalu Bukan Hantu yang Mesti Kita Takuti

Pernahkah kita merasakan kondisi di mana ­kejadian yang tidak menyenangkan di masa lalu memengaruhi kehidupan kita di masa kini. Ya, itu adalah sebuah trauma, keadaan di mana diri kita merasa tersiksa dengan emosi, ingatan, maupun kecemasan yang mengingatkan kita  kepada peristiwa tidak menyenangkan di masa lalu; di mana keadaan itu mengganggu kehidupan sehari-hari, kemudian menjadikan diri kita sulit untuk memiliki rasa percaya terhadap diri sendiri.

Dalam keadaan tertentu sebuah trauma dapat menyebabkan seorang menjadi tidak berani mengambil tindakan sama sekali. Kita dapat bayangkan seorang yang mengalami rasa trauma ini dapat mengunci diri di dalam kamar beberapa tahun lamanya. Ia takut untuk meninggalkan kamarnya. Ketakutan yang dialaminya mengalahkan keinginan besar yang ia miliki untuk dapat membali keluar dari kamar tersebut. Kalau saja dia mengambil satu langkah untuk keluar maka jantungnya berdebar kemudian lengan serta kakinya merasakan kesemutan yang membuatnya goyah.

Trauma seakan menjadi sebuah tembok besar yang menghalangi setiap keinginan kita untuk maju. Tembok trauma ini tercipta dari pengalaman pengalamanpahit di masa lalu seseorang. Sehingga logikanya menjadi, kejadian-kejadian di masa lalu (sebab) menentukan keadaan kita sekarang (efek). Inilah yang disebut sebagai aetiologi/etiologi (studi tentang hubungan sebab akibat). Hal ini di perkuat dengan argument dari seorang filosof Sigmud Freud bahwa luka batin seseorang (trauma) menyebabkan ketidakbahagiaannya saat ini.

Trauma dan Masa Lalu

Tapi apakah sebuah trauma dapat diukur dari kejadian yang dialami? Keadaan traumatis tidak dapat diukur dari kejadian yang dialami di masa lalau, melainkan respons dari individu masing-masing. Oleh sebab itu maka di mana ada dua orang yang mengalami kejadiaan yang relatif sama, akan tetapi ketakutan yang timbul dari kejadian di masa lalu tadi memiliki tingkatan yang berbeda. Seorang psikolog asal Austria Alfred Adler memahami bahwa sebuah keadaan di masa lalu yang menjadi sebuah trauma tidak memiliki banyak pengaruh untuk kehidupan saat ini.

Baca Juga  Lalat

Ia mengatakan; “Tidak ada pengalaman pribadi yang bisa menjadi penyebab keberhasilan atau kegagalan dalam hidup ini.” . Adler menjelaskan lebih lanjut bahwa bukan pengalaman masa lalu (trauma) kita yang mempengaruhi kehidupan saat ini melainkan sebaiknya, yaitu karena diri kita sendiri yang menginterpretasikan (memberi makna) pada pengalaman masa lalu itu sendiri sesuai dengan keinginan dan tujuan kita sendiri.

Perlu dipahami bahwa bukan berarti pengalaman menyakitkan di masa lalu itu tidak sama sekali memengaruhi pembentukan kepribadian di saat ini, pasti ada pengaruhnya. Namun, yang perlu kita fokuskan adalah bahwa tidak ada yang benar-benar di tentukan oleh pengaruh masa lalu tersebut. Diri kita sendirilah yang menentukan kehidupan kita sesuai dengan makna yang kita berikan pada pengalaman kita di masa lalu. Kehidupan kita bukanlah suatu yang dikendalikan oleh pengalaman maupun orang lain. Kita sendirilah yang memilihnya, kita sendirilah yang memutuskan bagaimana kita menjalani hidup.

Lepas dari Bayangan Masa Lalu

Misal pada sebuah kasus lain di mana ada seorang yang mengalami penolakan dalam sebuah hubungan. Hal ini menjadikan ia merasa sedih, merasa tidak bersemangat dan mengalami sebuah keadaan takut untuk mengulang kembali kejadian yang ia alami. Jika kita memakai logika yang pertama bahwa keadaan tertolak yang dialaminya di masa lalu yang membuat ia tidak bisa memulai sebuah hubungan kembali. Maka selamanya kita hanya akan terjebak di situ. Ia membuat tujuan mendesak bagi diri sendiri yaitu “untuk tidak tertolak lagi.”

Sejatinya kita dapat memilih dan membuat tujuan lain. Kita dapat memilih untuk memaknai kejadian menyakitkan itu sebagai sebuah kehancuran; kemudian kita terus tenggelam di dalamnya dan tak bisa bangkit. Atau kita dapat memaknai kejadian menyakitkan itu sebagai sebuah batu loncatan yang kemudian menginstropeksi diri kita sendiri sehingga menjadi pribadi yang lebih baik.

Baca Juga  Salahkah Menjadi Perempuan Mandiri?

Dengan demikian sampai sini kita mengerti bahwa persoalan sebenarnya bukan “apa yang terjadi?”, tapi “bagaimana kita menyikapi.” Kita tidak bisa kembali ke masa lalu dengan menggunakan mesin waktu. Kita tidak dapat memutar balik jarum waktu. Waktu akan terus berjalan maju; sedang apabila kita terkurung dalam bayangan masa lalu maka selamanya kita hanya akan seperti katak dalam tempurung. Manusia bisa berubah. Meski perlahan semua akan baik baik saja. Dengan memaknai hidup kita menjadi lebih baik maka kehidupan yang kita miliki juga akan menuju ke jalan yang lebih baik.

Kepercayaan diri akan muncul dengan seiring kita berani mencoba, dan ketida percayaan diri itu ada karena kita tidak pernah berani untuk mencoba. Jadilah kuat, dengan memberi sebuah makna dan tujuan baik di setiap lika-liku kehidupan. Hargailah diri kita sendiri. Dengan demikian trauma masa lalu yang kita miliki, tidak seseram hantu yang harus kita takuti.

Wallahualam Bissawab

Bagikan
Post a Comment