f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
welcome barbie

Welcome to Reality, Barbie!

Sebagai pecinta barbie sejak kecil, saat pertama kali mengetahui kabar bahwa akan ada film Barbie pada bulan Juli di bioskop, aku sangat antusias untuk bisa menonton film tersebut agar dapat menyaksikan boneka idolaku bermain film saat usiaku sudah dewasa. Menyenangkan, bukan?

Sebelum menonton film Barbie, aku tidak banyak membaca ulasan mereka yang sudah menonton film itu terlebih dahulu dengan alasan ingin membuat kesimpulan dan menuliskannya sesuai dengan perspektifku sendiri.

Barbie adalah boneka perempuan cantik dengan penampilan sempurna, memiliki kehidupan yang didamba-dambakan oleh tiap anak perempuan yang mengidolakannya. Ia memiliki bentuk tubuh sempurna, berkulit putih dan bersih, memiliki rambut yang berkilau, dan sehat sesuai dengan standardisasi kecantikan yang ada. Tergambarkan bahwa hidupnya sangat sempurna karena beauty privilege yang ia miliki. Sehingga ia dapat diterima di lingkungan sekitarnya dan mendapat berbagai kemudahan lainnya.

Imajinasi yang dibuat terpampang secara nyata saat film Barbie tengah di putar. Sebagai tokoh utama, Margot Robbie berhasil dengan perannya sebagai Barbie Stereotipikal. Ia dapat merealisasikannya dengan memperlihatkan kehidupan seorang barbie yang sempurna. Tidak seperti barbie-barbie lainnya, Barbie Stereotipikal ini bukanlah seorang barbie yang memiliki profesi di ranah publik. Sampai suatu hari ia merasakan krisis identitas. Ia bertanya-tanya mengenai kematian, bertanya mengenai eksistensinya, serta mengalami berbagai perubahan dalam diri. Kakinya dapat menapaki tanah seutuhnya dan muncul seluit di tubuhnya.

Khawatir dengan perubahan yang terjadi, Barbie Stereotipikal memutuskan untuk bertemu dengan Barbie Aneh agar ia dapat bertanya mengenai solusi atas apa yang ia alami. Setelah tiba di rumah Barbie Aneh, ia menyarankan untuk Barbie Stereotipikal pergi dari Barbie Land. Menuju kehidupan manusia untuk menemukan pemiliknya agar ia mengetahui apa yang sudah pemiliknya lakukan sehingga mempengaruhi pada perubahannya. Karena bagaimanapun para barbie memiliki keterikatan dengan pemiliknya, yaitu manusia.

Baca Juga  Baca Tulisan Ini jika Kamu Sedang Memiliki Kekasih

Saat di perjalanan menuju kehidupan manusia Barbie ditemani oleh Ken menggunakan berbagai kendaraan serta melintasi beberapa medan. Hingga akhirnya mereka sampai di kehidupan manusia yang terasa asing dan membuat mereka kebingungan. Barbie dan Ken menjadi sorotan karena mereka terlihat berbeda dari manusia lainnya, namun Barbie dan Ken menghiraukan para manusia yang melihatnya. Mereka terlihat berbeda karena pakaian yang mereka kenakan terlalu eye catching sehingga para manusia sedikit menertawakan cara berpakaian Barbie dan Ken. Ada satu scene yang membuatku terkejut, saat Barbie sedang berjalan sendiri ia mengalami tindakan pelecehan dan sontak Barbie menampar pelaku tersebut.

Setelah kelelahan mencari di mana keberadaan pemiliknya, akhirnya ia menemukan bahwa pemiliknya ialah Sasha. Ia bersama Ken mengunjungi sekolah tersebut untuk bertanya perihal apa yang sebenarnya terjadi. Saat pertama kali bertemu dengan pemiliknya Barbie mendapatkan kesan yang kurang baik. Sasha tidak lagi menyukainya karena menganggap kehadiran Barbie membuat pergerakan Feminis mundur dan menimbulkan problematika sosial, khususnya terhadap perempuan.

Namun Barbie dengan tegasnya menjelaskan bahwa ia dengan Barbie lainnya tidak hanya sekedar “boneka” yang melambangkan perempuan dengan paras cantik dan tidak melakukan apa-apa. Para Barbie dapat menjadi apapun sesuai dengan keinginannya. Ia pun menjelaskan bahwa Barbie Land dipimpin oleh seorang Presiden perempuan dan banyak profesi lainnya seperti perawat, dokter, desainer ataupun ilmuwan.

Ken pamit untuk berkeliling di area sekolah dan mencari perpustakaan untuk mengambil buku mengenai Feminisme, patriarki, dan buku lainnya untuk mempelajari lebih lanjut mengenai apa yang ia lihat mengenai superior laki-laki dengan ciri khas maskulinitas yang menjadikan kuda sebagai simbol, karena melambangkan kejantanan.

Film Barbie ini menyadarkan ulang kepada para penonton perihal kompleksitas kehidupan yang manusia ciptakan. Sebagai bentuk dari penciptaan realitas sosial, bagaimana manusia menciptakan dunianya melalui proses interaksi sosial. Saat individu mendekatkan diri dengan individu lain, mereka akan saling bertukar cerita, memberikan pesan dan kesan baru, mendengarkan, mengamati, memahami, serta mengevaluasi.

Baca Juga  Trauma Masa Lalu

Pada saat itulah mereka dapat menilai situasi berdasarkan cara sosialisasi mereka, sehingga dapat memahami dan menyesuaikan diri untuk beradaptasi saat melakukan interaksi. Saat proses pemahaman dan penafsiran peristiwa sedang berlangsung, individu menafsirkan realitas dan membicarakan makna. Masyarakat dibentuk oleh sekumpulan individu yang kemudian individu tersebut mesti memasyarakatkan dirinya melalui tahapan internalisasi atau pemaknaan ulang mengenai nilai-nilai yang sudah lama terbentuk di masyarakat.

Dalam film Barbie ini tidak hanya memperlihatkan kompleksitas kehidupan manusia dengan riuhnya polusi kota dan perubahan sosial secara cepat. Terdapat makna lain yang ingin disampaikan mengenai nilai-nilai perjuangan para Feminis untuk mengakhiri seksisme.

Terdapat dialog dari Gloria yang menggambarkan kondisi perempuan secara universal.

“Kamu harus menjadi kurus, tapi jangan terlalu kurus, dan jangan pernah mengatakan kalau kamu ingin kurus. Cukup kamu bilang kamu ingin hidup sehat, dan katakan bahwa kurus hanyalah bonus. Kamu harus punya uang, tetapi jangan meminta uang karena itu kurang sopan; kamu harus jadi bos, tetapi jangan kejam; kamu harus memimpin, tapi jangan membantah ide orang lain.”

Dialog di atas menggambarkan betapa sulitnya menjalani kehidupan sebagai seorang perempuan di tengah banyaknya tuntutan. Perempuan harus menjaga kondisi tubuhnya agar ramping, mandiri secara finansial, serta mampu menjadi seorang pemimpin ataupun bos dengan syarat tidak boleh kejam dan tidak boleh menolak ide dari siapapun.

Kesan menonton film Barbie kali ini jauh dari ekspetasiku di awal. Banyak adegan dengan makna tersirat yang menggambarkan betapa sulitnya hidup di dunia realita. Di akhir film Barbie Stereotipikal bertemu dengan Ruth Handler yang merupakan penciptanya. Ia ingin bertanya mengenai tujuan penciptaannya dan mengapa ia sangat berbeda dari yang lainnya. Ruth menjelaskan bahwa ia menciptakannya untuk menjadi barbie yang rendah hati. Hal ini terlihat dari bagaimana sikap Barbie Stereotipikal yang amat teman-temannya sukai dan mampu membuat orang di sekelilingnya merasa senang.

Baca Juga  Takut Masa Depan Kok Malah Lupa Tuhan?

Akhir cerita saat jajaran petinggi Mattel tiba di Barbie Land. Gloria memberi saran agar menciptakan Ordinary Barbie, yakni barbie dengan fisik yang tidak sempurna dan terlihat biasa-biasa saja. Hal ini disetujui oleh Mattel dan pembuatan barbie ini akan segera diluncurkan.

Bagikan
Comments
  • Abdi

    Good

    Agustus 9, 2023
    • Ajeng Sri Mulyani

      Halo, thank you 🙂

      Agustus 11, 2023
  • NIce review

    Agustus 9, 2023
    • Ajeng Sri Mulyani

      Thank you, Miss 🥰

      Agustus 11, 2023
Post a Comment