f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
mama

Tahun Terakhir Bersama Mama

Tak terasa sudah tiga tahun lamanya Mama saya meninggalkan dunia yang begitu fana ini. Tepat di tanggal 21 Mei 2018, beliau menghembuskan napas terakhirnya tepat di hadapan saya dan keluarga. Mama saya wafat bertepatan dengan tanggal ulang tahun salah satu saudara sepupu.

Setahun sebelum meninggal, Mama saya sempat menderita penyakit yang begitu kronis. Kejadian tersebut bermula setelah wisuda beberapa hari atau minggu. Hal tersebut pada akhirnya membuyarkan fokus saya untuk melamar pekerjaan dan menahan orang tua saya untuk pulang ke Bandar Lampung.

Pada mulanya saya mengira kalau Mama hanya masuk angin saja. Pada saat itu, beliau hanya menunjukkan gejala seperti muntah-muntah dan sakit kepala saja. Dengan demikian, Papa saya hanya memberi Mama obat-obatan biasa yang ada di warung. Akan tetapi, tidak ada perubahan yang berarti.

Pada akhirnya, Mama saya dibawa ke rumah sakit terdekat dan dirawat di sana. Saya dan Papa bergantian shift untuk menjaganya. Sementara adik saya dititipkan kepada kerabat terdekat. Dalam hal ini, saya mempercayakan kedua Tante saya untuk menjaganya.

Selama menjalani masa perawatan, kesadaran Mama saya semakin menurun dari hari ke harinya. Hal tersebut terjadi karena rasa sakit yang tak tertahankan di kepalanya. Saya hanya bisa berdoa dan berharap kepada-Nya. Namun Allah berkehendak lain.

**

Beberapa hari setelah dirawat, Mama saya kemudian dirujuk ke sebuah rumah sakit khusus otak yang terletak di daerah Jakarta Timur. Sungguh teramat kalut hati saya pada saat itu. Terlebih ketika saya mendengar informasi bahwa Mama harus menjalani prosedur operasi.

Beruntung, keluarga kecil saya tidak sendirian di dalam menghadapi ujian ini. Selain mendapat support langsung dari keluarga besar di Jakarta, keluarga saya juga mendapat doa dari para tetangga di Bandar Lampung  Beberapa di antara mereka bahkan menyempatkan diri untuk menjenguk Mama saya.

Baca Juga  Seorang Anak yang Ditinggal Pergi oleh Ibunya

Sebelum menjalani tindakan operasi, sebuah keajaiban terjadi terhadap Mama saya. Beliau mendadak sadar dan dapat berbicara dengan normal. Padahal kondisi sebelumnya terbilang sangat buruk. Bisa jadi ini adalah jawaban doa-doa dari para keluarga besar dan tetangga saya.

Kesempatan tersebut kemudian dimanfaatkan oleh Mama untuk menyampaikan sebuah amanat. Pada saat itu, beliau berpesan kepada saya untuk menjaga dan merawat adik dengan sebaik-baiknya. Saya mengiyakan sembari meneteskan air mata. Saya seperti menangkap sebuah isyarat perpisahan abadi darinya.

Terlepas dari prasangka tersebut, proses operasi serta pemulihan Mama saya berjalan begitu lancar dan cepat. Alhamdulillah, dokter mengizinkan pulang setelah menjalani perawatan di rumah sakit selama kurang lebih satu minggu.

Kira-kira lima bulan setelah operasi pertama, penyakit Mama saya kembali kambuh. Pada akhirnya, beliau dirujuk ke rumah sakit yang berbeda. Ujian tersebut datang di saat saya sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi tes penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).

Alhamdulillah, Allah memberikan pertolongan-Nya di dalam kondisi yang serba sulit tersebut. Meskipun harus dirawat, kondisi Mama saya terbilang sangat baik pada saat itu. Beliau bahkan sempat memotivasi dan menasihati saya. Dengan demikian, saya bisa lebih fokus dalam menghadapi tes CPNS.

***

Dua hari setelah saya mengikuti tes CPNS, Mama kembali harus menghadapi prosedur operasi. Sama seperti operasi pertama, tidak butuh waktu lama untuk memulihkan dirinya pasca operasi. Beberapa hari kemudian, dokter mengizinkannya pulang.

Memasuki awal bulan Maret 2018, Mama saya kembali harus dilarikan ke rumah sakit. Berbeda dengan sebelumnya, beliau harus menjalani perawatan yang lebih lama di rumah sakit. Kira-kira sekitar dua bulan lamanya. Kemudian, Mama saya kembali harus menjalani operasi untuk yang ketiga kalinya.

Baca Juga  Mamaku Pergi sebelum Aku Tiba (2)

Berbeda dengan dua operasi sebelumnya, kondisinya pasca operasi ketiga benar-benar sangat buruk. Matanya hanya bisa terpejam dan tak mampu terbuka. Sementara mulutnya tak mampu berbicara seperti sebelumnya. Mama saya benar-benar tidak sadarkan diri pada saat itu.

Saya sudah menduga bila hal terburuk itu bakal terjadi. Menurut dokter yang pernah memeriksanya, penyakitnya sudah memasuki grade keempat. Dengan kata lain, penyakitnya terbilang sangat sulit untuk bisa disembuhkan. Bahkan harapan hidupnya pun tergolong sangat tipis.

Memasuki pertengahan bulan Mei 2018, dia dipulangkan dari rumah sakit. Dalam hal ini, dokter menyarankan keluarga saya untuk melakukan perawatan paliatif di rumah. Secara medis, penyakitnya sudah tidak bisa disembuhkan. Yang bisa dilakukan hanya meringankan rasa sakitnya saja.

Dua hari setelah menjalani perawatan paliatif, Sang Pencipta memanggil Mama saya. Tepatnya pada waktu Senin pagi atau hari kelima di bulan Ramadan 1439 H. Mama wafat tepat di pangkuan saya yang sedang membantunya untuk bisa bernapas dengan normal. 

***

Kepergian Mama menjadi kehilangan yang begitu besar bagi banyak orang. Bukan hanya keluarga beserta teman-temannya saja yang merasa kehilangan. Para tetangganya di Bandar Lampung juga merasakan hal yang sama. Mereka bahkan sampai mengadakan acara tahlilan selama beberapa hari untuk Mama saya.

Bagi saya pribadi, Mama adalah sosok orang tua paling hebat yang pernah ada. Beliau adalah sosok yang sabar membimbing saya sewaktu kecil hingga dewasa. Meskipun terkadang keras kepada saya, kasih sayangnya kepada anak-anaknya tak perlu diragukan lagi.

Di samping itu, Mama adalah manifestasi nyata dari manusia berhati malaikat. Entah sudah berapa banyak kebaikan yang dilakukannya selama beliau masih hidup. Sebut saja seperti mendirikan Taman Pengajian Al-Qur’an (TPA) di rumahnya, mendirikan Posyandu, hingga menolong orang lain.

Baca Juga  Kesedihan Ternyata Ada Gunanya

Mama, izinkan tulisan ini menjadi pengingat bagi saya sekaligus orang-orang tercinta. Beristirahatlah dengan tenang bersama dengan doa yang selalu dilantunkan untukmu. Semoga kelak kita berkumpul kembali di jannah-Nya yang indah dan abadi.

Bagikan
Post a Comment