f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
islam wasathiyah

Perempuan Millenial Memandang Islam Wasathiyah

Indonesia terkenal dengan bangsa yang majemuk mulai dari budaya, suku hingga agama. Ketika membicarakan keragaman budaya, sering dianggap sebagai kekayaan suatu bangsa; dan kekayaan budaya ini dapat meningkatkan perekonomian Indonesia melalui sektor wisata.

Namun hal ini bertolak belakang jika berbicara tentang keragaman agama yang cenderung rentan terhadap kerukunan dan kemajemukan suatu bangsa.

Kekerasan atas nama agama sering terjadi di berbagai negara di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Fakta yang menjadi perhatian bersama bahwa kekerasan tersebut mengatasnamakan Islam sebagai agama yang mendukung perilaku kekerasan.

Misalnya, kita sering mendengar istilah Islamophobia yang menjadi masalah penting di berbagai negara. Islamophobia, kebencian terhadap Islam yang kini terwujud di dalam banyak kebijakan di berbagai negara, menjadikan Islam dan umat Islam sebagai objek ketakutan. Sehingga, sering terjadi kebencian yang tidak berdasar alasanya, umat Islam yang termarjinalkan hingga tertindas.

Konsep Islam Wasathiyah

Kehadiran dan wujud Islam di berbagai negara yang mayoritas penduduknya muslim memiliki karakter yang khas. Islam di Indonesia pun terkenal karena kekhasannya; yaitu wujud Islam yang moderat yang dapat berbaur dengan berbagai agama lain di Indonesia. Islam wasathiyah diartikan sebagai Islam tengah-tengah, Islam yang tidak mengarah ke kiri maupun ke kanan.

Wasathiyah adalah Islam yang tetap berpijak pada teks dengan pemahaman dan pengalaman yang kontekstual dan membumi. Yang berarti, Islam yang adil, benar dan menjadi pertengahan yang tetap mengkaji Al-Qur’an dan As-sunah dengan akal yang difungsikan sesuai dengan kebutuhan.

Keberagaman budaya Indonesia justru menjadikan Islam yang moderat karena pada dasarnya gagasan Islam wasathiyah tidak terbatas yang tidak hanya moderat namun juga modern. Islam wasathiyah sebagai Islam yang inklusif, terbuka dengan adanya perbedaan dan berorientasi pada masa depan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Baca Juga  Meneropong Islam Berkemajuan di Muhammadiyah
Prinsip Washatiyah

Wasathiyah memiliki beberapa prinsip, yaitu:

Pertama, Tawassut yang berarti mengambil jalan tengah.

Tawassut ini penting dalam beragama agar tidak terjadi berlebih-lebihan dalam agama maupun mengurangi ajaran agama.

Kedua, I’tidal yaitu berperilaku proporsional dan berlaku adil penuh tanggung jawab.

Istilah adil ini yang nanti menjadi landasan kenapa Islam wasathiyah ini sangat dekat dengan perempuan.

Ketiga adalah Tasamuh yaitu bagaimana kita menghargai dan menghormati perbedaan

Karena keberagaman merupakan sunatullah, sehingga Islam wasathiyah sangat penting dengan kehidupan keberagaman di Indonesia.

Penting sekali untuk mengakui dan menghormati perbedaan, baik itu dalam aspek keagamaan dan berbagai aspek kehidupan lainya sehingga diharapkan memiliki sikap netral dan dapat diterima di semua kelompok atau golongan.

Keempat yaitu Shura (musyawarah) dalam melakukan pendekatan masalah atau dalam menyikapi suatu masalah.

Islam wasathiyah mengedepankan bagaimana menyelesaikan masalah bukan mencari masalah atau menimbulkan masalah baru, karena dalam Islam ini mencari jalan tengah atau menggunakan dialog yang merupakan salah satu yang khas dari Islam wasathiyah.

Kelima yaitu Ishlah.

Ishlah ini sangat dekat dengan perempuan berkemajuan. Yaitu mengutamakan prinsip reformatif untuk mencapai keadaan lebih baik yang mengakomodasi perubahan dan kemajuan zaman dengan berpijak pada kemaslahatan umum.

Keenam yaitu qudwah.

Adalah tentang bagaimana kita menjadi teladan yang sebagaimana dilakukan oleh Muhammadiyah dengan mengambil inisiatif-inisiatif untuk mengambil sikap untuk menciptakan keadilan, sebagaimana ‘Aisyiah memiliki inisiatif-inisiatif untuk menghadapi permasalahan perempuan, kesenjangan antara laki-laki dan perempuan untuk menciptaksn kemuliaan laki-laki dan perempuan.

Ketujuh yaitu Muwaton atau mengakui eksistensi negara dan menjadi warga negara yang patuh terhadap hukum dan peraturan.
Pandangan Perempuan Berkemajuan

Dengan melihat nilai-nilai Islam wasatiyah ini dapat kita simpulkan bahwa Islam washatiyah ini bersifat tengahan. Mengedepankan kedamaian karena saling menghargai perbedaan, bersifat toleran bukan intoleran, dan memiliki inisiatif untuk menyelesaikan masalah dengan gerakan-gerakan pencerahan seperti memberdayakan, memajukan dan mencerahkan.

Baca Juga  Perempuan Berpendidikan Tinggi dan Segala Dramanya

Selain itu, menjadi hal penting juga untuk tidak mengkafirkan atau merasa paling benar sendiri serta memuliakan laki-laki dan perempuan. Inilah titik temu antara Islam wasathiyah dan upaya pemuliaan perempuan atau yang sering kita sebut dengan perempuan berkemajuan.

Perempuan berkemajuan didasarkan pada nilai-nilai Islam karena pada dasarnya Islam sangat memuliakan perempuan. Islam hadir di tengah budaya yang tidak pro terhadap perempuan. Salah satu ciri wasathiyah memiliki pandangan yang berkemajuan tentang perempuan, sebagaimana dengan adanya Muhammadiyah. Pada tahun 1917 sejak ‘Aisyiah berdiri Muhammadiyah sudah berbicara tentang kesetaran beramal shaleh, pada saat itu perempuan dicukupkan untuk hanya sekedar di rumah dan tentang belajar yang tidak perlu jauh-jauh.

Pada saat itu K.H Ahmad dahlan mendorong perempuan untuk belajar, mendorong perempuan berada pada peran-peran publik kemasyarakatan sehingga salah satu nya melahirkan ‘Aisyiah, itulah yang menjadi salah satu pertimbangan ketika K.H Ahmad Dahlan mendapat gelar sebagai pahlawan nasional dan itu menunjukkan bahwa Islam wasatiyah benar-benar memuliakan perempuan.

Keadilan, kesetaraan, kemaslahatan, nilai-nilai inilah yang sangat penting ketika memahami tentang agama yang bersifat memuliakan terhadap perempuan.

*

Dalam pokok pikiran ‘Aisyiah abat ke 2 disebutkan Perempuan berkemajuan adalah tipikal atau model bagi para aktivis ‘Aisyiyah. Dalam pandangan Islam, perempuan berkemajuan adalah bagaimana kehidupan dan derajat perempuan yang sama mulia dengan laki-laki tanpa diskriminasi yang ukuran kemuliaannya terletak pada tingkat ketakwaannya.

Perempuan berkemajuan dalam Islam menjalankan fungsi utama sebagai khalifah di muka bumi seperti halnya laki-laki.

Kehidupan perempuan berkemajuan diwarnai nilai-nilai akhlak yang utama, ketika berbicara mengenai upaya untuk memajukan perempuan sebagaimana menjadi poin penting dalam Islam wasathiyah adalah bagian dari tugas peradaban untuk meningkatkan kualitas peradaban umat manusia sehingga kehidupan di dunia ini lebih adil dan setara.

Baca Juga  Kaidah Dasar Rumah Tangga (1): Hak Suami dan Kewajiban Istri

Sebab sebenarnya, kesetaraan atau pemuliaan laki-laki dan perempuan itu bukan hanya menjadi agenda perempuan namun agenda bersama antara laki-laki dan perempuan.

Bagikan
Post a Comment