f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
globalisasi budaya

Pendidikan dalam Arus Globalisasi Budaya dan Ilmu Pengetahuan

Globalisasi laksana sebuah konsepsi yang mampu mengambil banyak peran di era modern dan telah masuk di berbagai elemen kehidupan manusia dalam bermacam-macam bidang, tanpa terkecuali budaya dan keilmuan. Dampak nyata dari globalisasi terhadap budaya salah satunya dibuktikan dengan lahirnya budaya global yang menjadi sebuah mode di berbagai negara di dunia seperti westernisasi.

Saat ini, muncul westernisasi versi asia sebagai rival dari budaya westernisasi barat. Kenudian dinamakan korean wave. Hal ini memunculkan sebuah krisis identitas yang diakibatkan oleh budaya global. Apabila kita tidak mempunyai kekuatan untuk bertahan dan menyesuaikan terhadap arus deras globalisasi. Arus globalisai menjadikan segala hal menjadi lebih prkatis dan lebih mudah dijalankan.

Zaman dahulu belanja harus menempuh perjalanan yang tidak dekat, entah itu dengan jalan kaki ataupun menggunakan transpotasi umum. Sekarang, belanja cukup duduk sambil santai bermodalkan gawai dan aplikasi situs belanja online. Cukup sekali klik dan transaksi melalui transfer, maka kegiatan belanja selesai dalam waktu singkat dan efisien. Hal ini juga berlaku pada dunia pendidikan saat ini di tengah arus globalisasi budaya dan ilmu pengetahuan yang kuat.

Pedidikan mengalami penyesuaian dalam segala aspek. Kurikulum, bahan ajar, media pembelajaran dan lainnya. Hal ini terjadi agar sistem pendidikan tidak kalah oleh perubahan. Apakah di masa depan pendidikan bisa hilang? Mungkin secara wujud tidak, namun bisa jadi esensi dari pendidikan akan lambat laun terkikis apabila tidak beradaptasi dengan peradaban dunia.

Esensi Pendidikan

Esensi pendidikan sejatinya adalah adanya suatu proses pemberian pengetahuan, nilai dan keterampilan yang diberikan kepada generasi muda oleh para generasi tua agar mereka mampu survive di kehidupan yang sebenarnya. Menurut Mastuhu, turbulensi arus global dapat menimbulkan gejala kontras moralitas atau sebuah paradoks, yakni pertentangan dua sisi moral secara diametral (Mashum). Seperti guru mendidik untuk selalu berlaku jujur dalam ucapan ataupun perbuatan. Namun di pemerintahan para wakil rakyat korupsi, di sekolah dikampanyekan gerakan anti narkoba, tapi para publik figur banyak tertangkap karena menggunakan narkoba.

Baca Juga  Media Sosial dan Pendidikan Islam

Contoh di atas menjadi bukti bahwa arus globalisai bisa membawa sebuah paradoks untuk praktis pendidikan. Pendidikan dengan kearifan lokal adalah konsep yang penulis secara subyektif merasa sesuai untuk dikuatkan kembali dalam dunia pendidikan sebagai bentuk pertahanan atas adanya budaya global, yaituwesternisasi. Sehingga tertanam kuat dalam generasi muda tentang budaya lokal bangsanya sendiri. Namun, jika hanya dengan konsep kearifan lokal, lama kelamaan akan melemah bahkan tergerus arus. Maka perlu adanya sebuah kedisiplinan yang dimasukkan di dalamnya.

Dengan demikian perpaduan antara pendidikan dengan kearifan lokal dan kedisiplinan, akan memunculkan sistem pendidikan yang kuat dan konsisten namun tidak kaku. Sehingga pendidikan mampu menjadi pilar dalam membentuk masa depan bangsa terutama dalam aspek kebudayaan dan ilmu pengetahuan

Pendidikan Islam di Tengah Globalisasi Budaya dan Ilmu

Penelitian terkait dengan pendidikan sebagai kekuatan di tengah arus globalisasi sudah dilaksanakan oleh berbagai peneliti. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Pandu Hyangsewu (2019) yang mengkaji mengenai tantangan dan antisipasi pendidikan agama Islam di tengah arus globalisasi.

Dari hasil penelitiannya, Pandu menyimpulkan bahwa problematika pendidikan agama Islam yang ada di tengah arus globalisasi terdiri dari tiga garis besar; yaitu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengakibatkan genersi muda muslim wajib memahami dan menguasai teknologi agar tidak mengalami ketertinggalan; demokratisai di mana pendidikan islam yang semula bersifat sentralistik diubah menjadi lebih otonom, beragam dan independen; dan pergeseran nilai dan moral budaya yang dibuktikan dengan budaya barat yang lebih unggul dari budaya lokal dan budaya Islam sehingga kebanyakan generasi muda tertarik terhadapnya dan lambat laun mulai melupakan budaya Islam serta budaya lokal.

Baca Juga  Hilangnya Budaya Jalan Kaki

Selanjutnya, Andri Arfani (2020) melakukan penelitian serupa yang meneliti tentang pendidikan islam di era globalisai. Penelitiannya memberikan kesimpulan bahwa pendidikan islam harus mempunyai strategi yang jelas dalam mengjadapi tantangan globalisasi. Menghadapi persoalan yang demikian sudah seharusnya ada lengkah-langkah inovatif berupa transformasi visi, misi, dan tujuan. Mengombinasikan model dan metode pembelajaran yang bercorak behaviorisme dan konstruktivisme serta merekonstruksi visi misi dan tujuan pendidikan islam secara komprehensif.

Hambatan Pendidikan di Era Globalisasi

Dalam dimensi keilmuan, globalisasi juga mempunyai pengaruh terhadapnya. Era global sekarang ini, pendidikan berhadapan dengan tantangan yang cukup besar. Terlebih apabila dihubungkan dengan bagaimana pendidikan berperan dalam proses pembentukan peradaban dan budaya modern yang sesuai denganperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan secara umum dan pendidikan Islam secara khusus sedang mengalami degradasi fungsional; yang disebabkan karena pendidikan Islam lebih berorientasi kepada aspek batiniah, daripad aspek lahiriah (Munir).

Di era globalisasi, ilmu pengetahuan mempunyai tempat yang bagus untuk berkembang, sehingga di masa depan akan banyak teknologi yang mumpuni yang dilahirkan dari ilmu pengetahuan. Akan tetapi, akan terjadi sebuah ketimpangan apabila tidak diikuti oleh majunya sistem pendidikan kita. Bayangkan secara global ilmu pengetahuan sudah bisa menemukan proses pembelajaran tanpa hadirnya guru di kelas atau dengan hologram, sedangkan kita masih berkutat pada kesejahteraan guru honorer.

Hal ini menjadi hambatan yang menyebabkan stagnansi kemajuan pendidikan bangsa kita. Lebih parahnya lagi, pendidikan berperan sebagai salah satu sistem sosial terkungkung dalam berbagai regulasi oligarki yang menjadikan pendidikan menjadi tidak produktif, tidak efektif, dan konservatif dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan global.

***

Globalisasi sebuah simbol sebuah transformasi besar kehidupan manusia. Drucker dan Stewart, mengatakan pada era ini dan masa depan posisi pengetahuan menjadi suatu hal yang strategis dan pokok. Pengetahuan menentukan masa depan sehingga menjadi berharga dan dibutuhkan oleh dunia. Dalam konteks urgensi pengetahuan pada masa sekarang dan masa depan ditandai dengan berbagai kecenderungan yang bisa berpengaruh dan membentuk masa depan. Dalam konteks budaya, pendidikan berorientasi membentuk manusia yang berbudaya dan menghargai tradisi. Karena mau seberapa maju peradaban suatu bangsa,jika melupakan budaya bangsanya sendiri maka tidak ada artinya peradaban tersebut.

Baca Juga  Perjalananku Meraih Pendidikan Tinggi (2)

Maka adanya pendidikan sebagai sarana untuk proses membudayakan manusia. Pendidikan secara totalitas membangun kemampuan manusia sebagai individu maupun kelompok masyarakat. Kebudayaan menjadi aspek yang punya peranan vital dalam kehidupan manusia. Manusia yang tidak kenal budaya berarti tidak kenal dengan bangsanya sendiri. Dalam konteks ilmu pengetahuan, pendidikan menjadi salah satu pilar dalam membangun khasanah keilmuan. Semakin baik sistem pendidikannya suatu bangsa, semakin baik khasanah keilmuannya. Oleh karena itu dalam hal ini pendidikan sebagai peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam mennyesuaaikan diri terhadap globalisasi ilmu pengetahuan.

Bagikan
Post a Comment