f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
media sosial

Mewaspadai Media Sosial sebagai Kanal Penyebaran Narasi Radikal

Baru-baru ini tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Pendidikan Indonesia sebagaimana dalam berita Detik News (2021); melaporkan hasil penelitiannya bahwa 44 dari 100 siswa tingkat Sekolah Menengah Atas di Kota Bandung terpapar paham radikalisme.

Penelitiannya pada rentang Juli hingga Agustus 2021. Lebih lanjut, radikal yang termaksud terbagi ke dalam beberapa tipe, antara lain 16% mengarah pada radikal model Al-Qaeda dan ISIS, 15% dengan karakteristik berupa gerakan keagamaan garis keras secara fisik, 4% bertipe radikal dalam bentuk ideologi, dan terakhir 2 % terindikasi terpapar paham radikal bersenjata.

Hasil penelitian tersebut terang membuat kita kaget dan beberapa pihak mungkin akan menyangsikan temuan itu. Namun, menurut saya, penelitian itu bisa menjadi bahan evaluasi sekaligus warning. Agar kita lebih mengencangkan tingkat kewaspadaan terhadap fenomena tumbuh suburnya radikalisme di kalangan anak muda, baik di sekolah maupun perguruan tinggi. Kalau ini dibiarkan, sebagaimana peribahasa “bagai api dalam sekam”.

Bisa saja jumlahnya kian membesar, menggelinding terus seperti bola salju, dan menjangkau sebanyak mungkin orang. Ujungnya akan mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara sekaligus mencoreng citra Islam yang terliputi kedamaian.

Berkaca pada kemungkinan yang akan terjadi di masa depan terkait dengan potensi membesarnya paham radikal dan ekstremis; upaya-upaya penindakan dan pencegahan secara bersamaan harus menjadi agenda prioritas kita bersama dengan tetap memperhatikan persoalan bangsa lainnya.

Media Sosial: Dampak Baik dan Buruknya

Pesatnya perkembangan teknologi, yang salah satunya internet telah membuahkan produk menakjubkan berupa media sosial. Lewat media sosial, penggunanya bisa saling berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang-orang yang dikehendaki kapan dan di manapun; tidak terbatas wilayah, asalkan koneksi internet lancar. Kawan lama bisa dengan mudah terdeteksi dan terhubung kembali lewat media sosial. Begitu pun jaringan pertemanan baru bisa juga terbangun melalui media sosial.

Baca Juga  Media Sosial dan Dua Mata Pisau

Selain itu, media sosial dapat pula kita manfaatkan untuk berbagai kepentingan dari mulai personal branding, media promosi bisnis, keperluan politik, donasi untuk kepentingan sosial, sarana penunjang pendidikan, hingga penyebaran dakwah Islam. Hal ini mengingat media sosial yang berfungsi sebagai medium penyebaran informasi. Media sosial juga memiliki beberapa manfaat lain sebagaimana dalam web Techmaish.com oleh Ahmad (2021), yaitu dapat menjadi pemicu kesadaran untuk senantiasa berinovasi, membantu pemerintah serta lembaga keamanan untuk memerangi kejahatan, dan membantu dalam membangun tumbuh berkembangnya berbagai komunitas

Akan tetapi, di samping memiliki sejumlah manfaat, media sosial juga, masih dalam sumber yang sama; bisa mendatangkan sejumlah dampak buruk. Ini tergantung siapa yang menggunakan dan untuk kepentingan apa media sosial tersebut. Beberapa kerugian itu yakni dapat menyebabkan cyberbullying, peretasan, kecanduan, penipuan, masalah keamanan (melalui tereksposnya data-data diri); kemudian, permasalahan dalam hubungan, isu kesehatan baik fisik maupun mental, memicu kematian (karena terpengaruh dengan konten yang dibagikan), terpengaruh untuk menggunakan narkoba dan alkohol melalui akun yang diikuti (Ahmad, 2021).

Media sosial pun ternyata menjadi alat propaganda yang sangat efektif bagi kelompok-kelompok radikalis-jihadis-teroris untuk menyemai benih-benih pemahaman dan aksinya kepada konsumen konten. Mereka menyenangi platform ini karena cakupan penggunanya yang sangat luas. Pakar siber dan digital forensik, Ruby Alamsyah sebagaimana dalam KompasTekno dari AntaraNews (10/4/2017) menyatakan kalau media sosial itu terbuka untuk publik dan penggunanya sangat banyak. Hal itu sangat mendukung tujuan mereka (Tekno.kompas.com, 2017).

Pentingnya Kontra Narasi Konten-konten Radikal

Media sosial kini seakan telah menjelma menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat modern. Tiap hari dalam berbagai kesempatan baik senggang maupun tidak; bagi mereka yang sudah kecanduan, sulit rasanya untuk tidak membuka media sosial barang sebentar saja. Kebutuhan akan eksistensi diri dengan senantiasa meng-update keseharian harus secara sukarela; kalau tidak, dianggap sebagai sebuah rutinitas yang wajib hukumnya.

Baca Juga  Media Sosial: Peran, Tantangan, dan Masa Depan yang Menantang

Apalagi dengan masa pandemi yang mengharuskan masyarakat untuk lebih banyak diam di rumah demi alasan keamanan. Hal ini membuat anak muda dan remaja punya waktu lebih banyak untuk berinteraksi dengan gawainya. Di sela-sela jam belajar, atau saat libur tiba saat di mana waktu luang banyak tersedia, sulit untuk bisa mengontrol situs apa yang dibuka oleh mereka. Apalagi, orang tua banyak yang juga masih kurang memahami bagaimana internet dengan segala kemewahannya bekerja, nyaris segala hal ada di dalamnya. Belum lagi orang tua pun terbagi perhatiannya untuk mengawasi aktivitas anak-anaknya dengan pekerjaan.

Hal ini sejalan dengan penyampaian Boy Rafli Amar selaku Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terkait tingginya narasi-narasi radikal akhir-akhir ini. Ia menyatakan bahwa propaganda jaringan teroris sangat tinggi di media sosial yang juga ini rentan berdampak ke masyarakat lantaran pembatasan sosial di masa pandemi memungkinkan mereka bisa mengakses berbagai informasi dan konten di internet dengan leluasa (Kompas.tv, 2021; Suara.com, 2021).

***

Dengan demikian, perlu sekali menyusun fondasi mengenai nilai-nilai ajaran Islam yang moderat dan jauh dari eksklusivitas beragama; yang menjadi pintu masuk terhadap perilaku-perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang semestinya. Setidaknya ini menjadi bekal bagi si anak untuk dapat mem-filter ajaran dan paham-paham menyimpang; yang justru menodai Islam sendiri dan membahayakan yang bersangkutan dan lebih luasnya umat manusia.

Dalam konteks di media sosial, peran pencegahan bisa dari lembaga pendidikan Islam; seperti pesantren, ormas-ormas Islam, kampus-kampus. Dengan melalui jurusan yang terkait erat dengan persoalan ektremisme dan radikalisme; juga organisasi lain yang juga memiliki fokus terhadap persoalan ini di samping tentu pemerintah lewat aparat keamanannya. Kontra narasi terhadap ajakan berbuat ekstrem dan radikal lewat akun-akun yang memberikan edukasi lewat informasi di akun media sosial berbasis penelitian ilmiah harus terus dilipatgandakan. Warga net harus punya banyak alternatif konten agar tak terjebak pada progapanda menyesatkan tadi. Konten harus dilawan konten lagi.

Baca Juga  Ketika Televisi Tak Lagi Berguna
Membekali Generasi Muda dengan Sikap Kritis

Kemampuan kritis ini harus menjadi bekal utama bagi para anak muda agar tidak mudah terjerat rayuan konten-konten yang seolah ampuh; memberikan ketenangan hati karena selangkah lebih dekat dengan syurga-Nya. Padahal paham-paham yang tersaji lewat propaganda di media sosial para kaum radikalis-jihadis itu tak ubahnya fatamorgana. Tampak indah dari kejauhan, tapi saat didekati, itu hanya palsu belaka.

Jangan sampai generasi muda kita terjerembab lebih dulu untuk akhirnya sadar kalau kekagumannya akan militansi membela agama Allah tersalahgunakan oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab demi melancarkan aksinya. Cukup pengalaman dari mereka yang pernah terpengaruh lalu akhirnya menyadari bahwa keputusannya keliru serta hasil-hasil penelitian kredibel dan terpercaya yang terpublikasi di berbagai media menjadi pelajaran penting agar tidak sampai terbawa ku sakaba-kaba.

Semangat beragama harus diikuti dengan pencarian ilmu yang benar serta tak lepas dari bimbingan guru. Pun tidak bisa sembarangan orang kita jadikan tempat bertanya dan teladan. Ada kepastian bahwa guru tersebut benar-benar punya pemahaman agama yang moderat dengan keilmuan mendalam; serta diiringi kebijakan dalam bersikap dan memiliki komitmen kebangsaan yang tidak usah diragukan lagi.

Bagikan
Post a Comment