f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
perempuan

Menyuarakan Kemerdekaan Untuk Perempuan

Wanita di manapun harus bersatu untuk menguatkan dan meluaskan gerakan mereka menuju kemerdekaan.”

 Begitulah penuturan Nawal el-Saadawi dalam bukunya yang berjudul “Perempuan Dalam Budaya Patriarki”. Buku yang menceritakan bentuk ketidakadilan dunia atas perempuan dan merampas hak-hak perempuan dengan mengatasnamakan agama dan kesucian.

Nawal el-Saadawi merupakan pejuang hak-hak wanita, tokoh, aktivis, feminis, dan dokter yang lahir di desa bernama Kafr Tahia Mesir. Sebuah desa yang terletak di tepi Sungai Nil pada 27 Oktober 1931. Pada 21 Maret 2021 pada usia 89 tahun Nawal el-Saadawi wafat.

Lalu apakah perjuangannya untuk memerdekakan perempuan di seluruh dunia berhenti begitu saja? Tentu tidak.

***

Melalui tulisan-tulisannya, Nawal el-Saadawi mengajak seluruh masyarakat untuk lebih memperhatikan perempuan yang selama ini menerima ketidakadilan dalam hidupnya. Penulis merangkum sebuah kisah nyata dari Nawal el-Saadawi mengenai salah satu bentuk ketidakadilan yang perempuan sering alami.

Pada bagian awal dalam bukunya yang berjudul “Perempuan Dalam Budaya Patriarki,” Nawal el-Saadawi menceritakan, ketika berusia enam tahun Nawal el-Saadawi mengalami ketakutan yang luar biasa. Di saat tidur menjadi waktu untuk beristirahat ada tangan-tangan yang meraba dan memaksanya untuk bangun. Dan merasakan sakit yang luar biasa pada daerah kewanitaannya. Ia hanya bisa menangis pasrah dan tidak bisa berbuat apa-apa karena kedua orang tuanya mendukung perbuatan ini yaitu Female Genital Mutilation (FGM) atau sunat perempuan.

Setelah beranjak dewasa Nawal el-Saadawi melanjutkan pendidikannya pada bidang kedokteran setelah melewati fase yang memaksanya untuk menikah mudah saat usianya 10 tahun. Dalam penelitiannya mengenai sunat perempuan yang katanya bertujuan agar dapat menjaga kesucian ataupun keperawanan alih-alih menemukan kesucian. Nawal el-Saadawi memperoleh sebuah fakta bahwa praktik sunat perempuan merupakan sumber tekanan psikologis dan seksual dalam realitas hidup bagi seorang perempuan hingga menyebabkan frigiditas (disfungsi seksual wanita) seksual menurut kondisi perempuan yang bersangkutan.

Baca Juga  Perempuan di Tengah Badai (3): Kesalahan
***

Lalu setelah mengetahui bahaya tersebut adakah solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut?

Nawal el-Saadawi menyebutkan pendidikan dapat menjadi solusi untuk  membatasi praktik sunat terhadap perempuan, karena dalam penelitiannya menemukan apabila orang tua berpendidikan lebih cenderung untuk tidak menyunat  putri-putrinya karena mengetahui bahayanya. Tafsir dari kata pendidikan dari Nawal el-Saadawi ialah pendidikan untuk mendapatkan pengetahuan dan kebudayaan yang bermanfaat bukan hanya mendapatkan gelar atau sekedar sertifikat.

Setelah pendidikan mencapai tujuannya maka tahapan selanjutnya adalah membenahi realitas pemahaman yang telah melekat pada masyarakat. Seperti pengaruh dari tradisi-tradisi terkhusus ketika memperbincangkan seks, keperawanan para gadis dan kesucian wanita. Wilayah-wilayah yang menyangkutpautkan norma dan agama yang telah mengontrol kehidupan masyarakat selama bertahun-tahun lamanya.

Selama ini, Nawal el-Saadawi menganggap sunat untuk perempuan yang mana dokter memotong klitoris yang terdapat pada organ vital perempuan. Para orang tua menilai, sunat sebagai sebuah bentuk perlindungan dan penjagaan karena kekhawatiran yang begitu tinggi terhadap putri-putrinya.

***

Tidak tepat untuk membenarkan pola pikir semacam ini, karena untuk melindungi seorang anak dari kesalahan tidaklah dengan memotong daging kecil dari bagian tubuhnya. Melainkan harus orang tua harus konsisten untuk membimbing serta mengarahkan anaknya ke dalam perbuatan baik serta menjadi teman bagi anak-anaknya. Agar dapat menunjukkan nilai-nilai kehidupan yang benar dan bermanfaat bagi anak.

Penuturan tersebut bukanlah tanpa alasan. Karena dalam kehidupan memiliki kesadaran yang tinggi maka semakin baik pula keinginan untuk melakukan kebajikan terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Lalu, taraf kehidupan yang seperti itu dapat meningkatkan kualitas kehidupan sehingga dapat menyisihkan kepuasan duniawi atau jasmani walaupun itu juga penting.

Perempuan kerap kali mengalami ketidakadilan dalam kehidupannya. Contoh di atas merupakan salah satunya. Maka selayaknya kita harus mendalami kembali apa maksud dan tujuan dari gerakan kemerdekaan untuk perempuan. Perempuan terlebih perempuan Muslimah harus selalu menyuarakan kemerdekaan. Karena sering kali mendapat perilaku buruk dari laki-laki dengan alasan tertentu yang menguntungkan satu pihak saja. Pihak tersebut laki-laki tentunya.

Baca Juga  Menenangkan Istri yang Tidak Tenang

Hakikatnya, gerakan kemerdekaan perempuan menurut Nawal el-Saadawi bukanlah “pemikiran bebas” menentang “keimanan agama”, bukan pula “hak-hak feminis” yang bertentangan dengan patriotisme pria, ataupun aspek-aspek modernisasi dari bentuk dunia. Semua itu tidaklah penting. Karena bagi Nawal el-Saadawi berjuang untuk mengambil alih kembali potensi ekonomi yang selama ini para kapitalis berhasil menguasainya. Merebut kembali warisan budaya dan keadilan dalam bidang pendidikan yang maksimal bagi perempuan dan laki-laki serta menghilangkan sekat-sekat pembeda yang selama ini mendominasi dalam kehidupan.

***

Maka dari itu, seorang perempuan yang cerdas baik secara agama dan intelektual dan mendapatkan kemerdekaan dalam dirinya. Maka hasrat seksual yang selama ini menjadi perbincangan masyarakat tidaklah menduduki posisi yang tinggi dalam kehidupannya melainkan hanya sebatas norma-norma yang berlaku. Lalu sebaliknya, yang akan terjadi jika memperlakukan perempuan dengan tidak adil, mengalami penindasan serta mendapatkan ketakutan-ketakutan secara berkelanjutan maka hasilnya ialah hasrat seksual dapat menguasai seluruh kehidupannya.

Nawal el-Saadawi sudah kembali untuk bertemu tuhannya. Sebagai generasi penerus harus terus memperjuangkan gagasan-gagasan dan cita-cita dari Nawal el-Saadawi. Agar tiap perempuan menemukan kemerdekaan serta mendapatkan kebebasan dalam dirinya. Dan tentu melahirkan tokoh-tokoh yang terus menyuarakan kemerdekaan perempuan seperti Nawal el-Sadaawi.

Bagikan
Comments
  • Rochmah

    Bagus..

    Agustus 13, 2021
  • Atikah

    Wihh. Mantap, Ka… 👍

    Agustus 23, 2021
Post a Comment