f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
kolik bayi

Upaya Meredakan Kolik Pada Bayi

Apakah bunda pernah mempunyai bayi yang menangis hingga berjam-jam dan bahkan menolak tenang meskipun bunda sudah melakukan berbagai cara? Ah, sepertinya itu keluhan umum bagi setiap orang tua yang mempunyai bayi, khususnya pada jam 18.00 WIB atau pada tengah malam. Saat di mana bunda juga sedang merasa teramat lelah dan menginginkan segera istirahat. Biasanya lama bayi yang menangis seperti ini mencapai puncaknya sekitar tiga jam sehari selama enam minggu, kemudian menurun menjadi satu hingga dua jam pada tiga sampai empat bulan saja. Selama bayi tenang, maka bunda perlu khawatir. Rewelnya adalah normal.

Masa-masa rewel pada bayi ini mungkin akan terasa sangat menyiksa, apalagi kalau bunda juga seorang pekerja yang memiliki tumpukan deadline, atau bunda memiliki balita lain yang membutuhkan perhatian juga. Ya, pasti bunda sangat kewalahan. Beruntungnya, periode rewel ini tak memakan waktu lama.

Namun, suatu hari pada beberapa minggu kemudian bunda mungkin mendapati bayi tiba-tiba menangis kencang, suaranya melengking hingga memekakkan telinga serta kedua tangan mengepal seolah sedang meninju ke udara, dan kaki yang terayun-ayun atau menendang. Wajahnya tampak tidak bahagia, seolah tidak peduli sekalipun bunda sudah melakukan berbagai cara untuk menghiburnya. Bukan itu saja, bahkan bayi mengulangi episode memilukan dan menegangkan itu setiap malam pada waktu yang sama, seolah-olah episode ini akan berlaku selama sisa usia bunda. Maka ketahuilah, sesungguhnya bunda sedang menghadapi kenyataan bayi mengalami kolik.

Apa itu Kolik?

Senyatanya, menangis adalah satu-satunya cara bayi mengomunikasikan tentang semua yang kebutuhan dan perasaaannya. Sebagai orang tua, secara biologis kita diprogram untuk merespons sehingga kebutuhan itu terpenuhi. Tetapi pada bayi dengan kolik, dia tiba-tiba menangis tanpa sebab yang jelas, dan tindakan yang diperlukan pun tidak jelas. Kolik bukanlah penyakit, tetapi kombinasi dari perilaku yang membingungkan. Kolik hanyalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan di mana bayi sehat menangis berlebihan, sedangkan tidak ada satupun solusi untuk menanganinya kecuali menunggu berlalunya waktu. Keadaan ini umum, terjadi pada sekitar satu dari lima bayi.

Penyebab Kolik pada Bayi

Sayangnya, tidak ada penjelasan pasti mengapa hal ini terjadi. Penjelasan yang paling sering disampaikan bahwa, kolik terjadi karena bayi sangat sensitif terhadap rangsangan. Bagi bayi yang menyusu langsung pada ibu, terkadang kolik merupakan tanda kepekaan terhadap makanan dalam diet ibu. Yang bunda perlu ketahui, ketidaknyamanan karena kolik ini jarang disebabkan oleh kepekaan terhadap protein dalam susu formula. Perilaku kolik pada bayi juga dapat menandakan masalah medis, seperti hernia atau beberapa jenis penyakit lain.

Baca Juga  Memahamkan Anak tentang Menjaga Rahasia
Cara Meredakan Kolik pada Bayi

Periode rewel ini bisa berlangsung berjam-jam, terkadang hingga larut malam. Sangat sulit menenangkan bayi dengan kolik. Bunda hanya perlu mencoba segala hal yang bunda mampu dan cukup semampunya. Alih-alih menenangkan, hal terburuk yang bisa terjadi bukan membuat bayi kolik mereda, yang ada justru bunda malah frustasi, khawatir berlebihan, dan lelah yang berpanjangan.

Selain frustrasi dan kelelahan, bunda mungkin memiliki perasaan tidak mampu dan rasa bersalah ketika usahanya sama sekali tidak membuahkan hasil. Tenang, ya satu kata itu terdengar sangat mudah , namun acap kali sulit dilakukan. Namun bagaimanapun, bertenang hati merupakan strategi cukup baik untuk membantu meredakan ketegangan sampai kolik berlalu.

Selanjutnya jangan cepat beralih dari satu cara ke cara lain. Beri jeda ketika bunda ingin mencoba berbagai cara merekadan kolik pada bayi. Alih-alih meredakan kolik, berbagai upaya yang terus berganti dengan cepat justru menambah bayi bingung, kesal dan tangis yang semakin membuncah.

Berikut ini beberapa strategi yang bisa bunda coba untuk meredakan kolik pada bayi:

1.      Biarkan bayi menyusu pelan-pelan dan lebih sering

Memberi susu terlalu banyak dan terlalu cepat, dapat meningkatkan jumlah gas dalam usus akibat pemecahan laktosa yang berlebihan, baik pada ASI atau susu formula. Sebagai aturan praktis, susuilah bayi dua kali lebih sering dan dengan porsi setengahnya. Perut bayi kira-kira sebesar kepalan tangannya. Untuk mengetahui perbedaan antara volume susu biasa dan ukuran perut, letakkan kepalan tangan bayi di sebelah botol berisi empat hingga enam ons susu formula atau ASI.

2.      Kolik Carries

Berikut adalah beberapa posisi menggendong yang sangat cocok untuk para ayah, football hold. Tempatkan bayi tengkurap di sepanjang lengan bawah, dengan kepalanya di dekat lekukan siku, dan kakinya mengangkangi tangan. Tekan lengan bawah ke perut bayi yang tegang. Atau, cobalah membalikkan posisi ini sehingga pipinya terletak di telapak tangan, perutnya di sepanjang lengan bawah, dan selangkangannya meringkuk di lekukan siku.

The neck nestle position. Kepala bayi meringkuk ke dalam alur antara dagu dan dada ayah atau bunda. Sambil bergoyang maju mundur, dendangkan sholawat atau nyanyikan nada rendah, lambat, berulang-ulang, seperti “Nina Bobo”. Seorang ayah bisa sambil menggendong bayi dalam posisi tengkurap, dan membawanya berjalan santai. Tidak hanya menghilangkan ketegangan dari bayi, tapi juga menurunkan berat badan ayah.

Baca Juga  Cegah Anak Tantrum dengan The Pause dan Delay Gratification

3.      Colic Dances

Koreografi yang paling efektif untuk menahan kolik adalah gerakan: naik turun, sisi ke sisi, dan maju mundur. Bayi di dalam kandungan pada dasarnya terbiasa melakukan ketiga gerakan itu. Posisi dance favorit adalah neck nestle, football hold, dan colic curl.

Dr. Bill Sears, mengatakan bahwa “the elevator step” adalah tarian penenangan kolik favorit yang dilakukan dengan cara melompat ke atas dan ke bawah, tumit sampai ujung kaki, saat ayah atau bunda berjalan, sambil menggendong bayi dengan aman dalam posisi The neck nestle. Pantulkan dengan kecepatan 60 hingga 70 denyut per menit (hitung “1-dan-a-2-dan-a…”). Menariknya, ritme ini sesuai dengan denyut nadi darah ke rahim yang biasa digunakan bayi di dalam rahim.

Strategi menghilangkan kolik lain yang berhasil diciptakan  Dr. Bill Sears adalah “dinner dance.”. Beberapa bayi suka menyusu dalam gendongan atau suka berada dalam gendongan saat ayah atau bunda menari. Isapan bayi dan gerakan ayah dan bunda adalah kombinasi yang bagus untuk menenangkan bayi yang paling kesal sekalipun. Bayi biasanya lebih suka menari dengan bunda. Bunda adalah pasangan dansa yang dia kenal bahkan sebelum lahir.

4.      Baby Bends

Saat bayi berada di puncak kolik, cobalah pelemas perut untuk meredakan kolik:

The gas pump (pompa gas). Baringkan bayi di pangkuan dengan kakinya menghadap bunda dan kepalanya bertumpu pada lutut bunda. Dorong kakinya ke atas dan ke bawah dalam gerakan bersepeda sambil membuat beberapa ekspresi wajah yang menarik perhatian.

The colic curl. Letakkan kepala dan punggung bayi di dada dan lingkari lengan di bawah pantatnya, lalu tekuk lengan bunda ke atas. Atau, cobalah membalikkan posisi ini dengan meletakkan kaki bayi di dada saat ayah atau bunda saat menggendongnya. Dengan cara ini bunda dapat mempertahankan kontak mata dengan bayi dan menghiburnya dengan ekspresi wajah yang lucu.

5.      Cobalah Tummy Rolls untuk Menghilangkan Kolik

Sambil meletakkan tangan yang aman di punggung bayi, letakkan perutnya di atas bola pantai yang besar dan gulingkan dengan lembut dalam gerakan melingkar. Penggunaan lain untuk bola pantai besar adalah baby bounce. Pegang bayi dengan aman di lengan dan perlahan-lahan bangkit dan turun sambil duduk di atas bola.

Baca Juga  Peran Orang Tua : Penyemangat atau Pematah Semangat?

6.      Mengencangkan Perut

Tempatkan gulungan popok kain atau botol air hangat yang tertutup popok kain di bawah perut bayi. Untuk lebih merilekskan perut yang tegang dan membantu meredakan kolik, baringkan bayi dengan posisi tengkurap di atas bantal dengan kaki menjuntai di tepi sambil menggosok punggungnya. Putar kepalanya ke samping agar pernapasannya tidak terhambat.

7.      Sentuhan Perut

Untuk meredakan kolik pada bayi selanjutnya, bunda bisa mencoba dengan dudukkan bayi di pangkuan dan letakkan telapak tangan di atas pusar bayi, mengusap lembut secara melingkari perut bayi menggunakan jari-jari tangan. Biarkan bayi mencondongkan tubuh ke depan, menekan perutnya yang tegang ke tangan bunda yang hangat. Sebenarnya, tangan ayah yang lebih besar memberikan lebih banyak perlindungan.

Bunda juga bisa melakukannya dengan cara membaringkan bayi telentang, gambarkan “U” terbalik di atas permukaan perut bayi dan gunakan minyak pijat hangat di tangan kemudian uleni perut bayi dengan gerakan melingkar dengan jari-jari yang rata, pijat dari kiri ke kanan sepanjang garis imajiner “U.”

8.      Sentuhan Hangat

Mandi air hangat bersama bunda dan bayi akan membantunya rileks. Atau, sambil berbaring di tempat tidur atau lantai, gantungkan perut bayi ke perut dan kulit ke kulit dengan meletakkan telinganya di atas detak jantung ayah atau bunda. Kehangatan tubuh, naik turunnya dada juga terbukti sangat ampuh menenangkan bayi.

9.      Cermin Ajaib

Bunda dapat mencoba teknik ini saat kolik pada bayi terjadi. Bawa bayi ke depan cermin dan biarkan dia menyaksikan dramanya sendiri. Letakkan tangan atau kaki telanjangnya pada bayangannya di permukaan cermin dan perhatikan bayi yang tertarik itu terdiam.

10.  Meredakan Kolik dengan Babywearing

Banyak penelitian mengungkapkan bayi yang digendong cenderung tidak terlalu rewel. “Babywearing” bukan hanya bermakna menggendong bayi saat dia rewel. Namun, upaya menggendong bayi beberapa jam sehari, sebelum bayi mulai rewel.

Salah satu teori tentang perilaku kolik adalah gejala dari bioritme yang tidak teratur. Selama kehamilan, rahim secara otomatis mengatur sistem bayi. Kelahiran untuk sementara mengganggu kebiasaan ini. Semakin cepat bayi mendapat bantuan dari luar untuk mengatur bioritme ini, maka semakin mudah dia beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim.

Editor: Isnatul Chasanah

 
Bagikan
Post a Comment