f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
kehilangan

Kehilangan yang Menguatkan

Sebenarnya aku tidak ingin menuliskan semua ini tentangmu. Bukan aku takut terluka, bukan aku tak ingin mengingatnya, bukan pula karena takut ada orang yang salah tangkap perihal rasa. Aku hanya tidak ingin kelak tulisan ini membuat jodohku di seberang sana cemburu. Akan tetapi, laju perputaran waktu tidak boleh menggerus namamu dalam buku diary kehidupan milikku.

Bertemu denganmu adalah sebuah petunjuk yang memberi warna lain dalam duniaku yang baru. Di mana kala itu aku mulai memberanikan diri melangkahkan kaki untuk menjajaki dunia yang menurutku layak untuk jadi bahan uji coba eksperimenku. Layaknya gadis kecil pada umumnya yang mendambakan seorang yang bisa memberi arahan dan menguatkan tangannya di saat ia bimbang.

Tidak mudah bagiku untuk memberi kepercayaan kepada seseorang apalagi menuruti perkataannya. Layak tidak untuk didengar dan dilaksanakan terletak tidak hanya sekedar kemampuan memahamkan akan tetapi menyadarkan. Bisa saja melaksanakan namun jika tanpa kesadaran yang merasuki jiwa, berjalan memang berjalan. Akan tetapi, tetap saja pincang dan tidak sempurna, gampang lelah dan berakhir patah. Karena bagiku tidak mudah untuk mengikuti perintah seorang tanpa tahu maksud dasarnya. Namun, tutur kata penuh kelembutan dan kebijaksanaanmu meluluhkan keras kepalaku.

***

Trauma masa kecil yang masih aku bawa sampai saat ini, membuat kepercayaanku pada seseorang sangat rentan. Ketidaknyamanan yang terjadi selama ini tersadar berasal sosok diri kecilku yang masih terluka. Tersiksa? Jelas aku tidak nyaman dengan semua ini. Namun, engkau tidak perlu merisaukan keadaanku, aku juga tidak tinggal diam seperti yang engkau lihat dari kejauhan sana.

Sorotan kepedulianmu bagai matahari siang ini. Aku masih merasakan sama seperti kala itu. Hanya saja mendung yang menghalangi sinar untuk sekedar menyapa tubuh yang kedinginan karena kehilangan kehangatannya. Tidak mengapa aku berusaha memahaminya. Berjalan sendirian dulu untuk mengukur seberapa kuat dan tangguh dalam menghadapi dunia yang acuh. Aku yakin, semua skenarionya tidak akan salah sasaran dan semua pasti akan berakhir indah jika kita tidak menyerah dan cepat mengaku kalah.

Baca Juga  Harapan

Sosokmu yang menjadi tempat bagiku untuk berlabuh menanyakan hal sepele yang masih membingungkan bagiku atau terkadang sekedar mencuri perhatianmu sebagai tanda kalau aku ingin seperti itu tapi malu dan tidak tahu mulai dari mana dulu. Berharap tanganmu menjadi perantara bagiku untuk menepis ragu. Aku memang manja atas segala sesuatu yang kau beri dan sediakan untukku kala itu. Curahan perhatian, arahan, dan nasihat bijak yang selalu menghangatkan telingaku dan memberi ketenangan dalam batin sebelum diri terjaga di akhir malam yang mulai kelelahan lalu sekedar berbaring tidak sadar hanyut tertidur dalam dekapan kehangatan kebijaksanaanmu.

***

Tersadar pula bahwasanya kau memang pria baik yang melakukan itu ke semua orang tanpa terkecuali. Kesabaran dan kegigihanmu dalam memperjuangkan apa yang kau percayai sebagai kebenaran itu yang membuatku kagum sekaligus membuatku berkerut kening heran dan berusaha ingin meneladani sikapmu. Sayang, lagi-lagi aku merasa tidak sanggup karena ketidakberdayaanku. Aku tahu engkau sangat benci sesuatu yang bernama ragu, karena yang aku lihat keyakinan adalah sobat setiamu dalam mengarungi kehidupan ini.

Terima kasih telah hadir dan sempat membangunkan saat diri ini tidak sadarkan, membangkitkan saat diri jatuh dalam keterpurukan, mengobati luka saat tergores tajamnya kerikil kegagagalan. Saat ini kita sudah tidak lagi saling berinteraksi sekedar menyapa pun sangat sulit apalagi menguatkan kala diri ini melemah. Mungkin takdir Tuhan menginginkan aku belajar berjalan sendirian dulu agar tangguh dan tidak ketergantungan olehmu.

Ada satu raguku yang sampai detik ini aku berusaha untuk menepiskannya. Masih teringat jelas tangis yang pecah malam itu saat menyadari bahwa kau akan meninggalkanku dalam kurung waktu yang tidak sebentar, bahkan selamanya. Kehilangan inspirator yang menjadi salah satu penggerak saat diri ini mulai lelah dan ingin menyerah.

Baca Juga  Tentang Kehilangan
***

Saat itu keraguan terbesarku, bisakah aku berjuang tanpamu lagi di sisi, pembimbingku?

Kita dipertemukan di dunia tidak lama, masih banyak sebenarnya wejangan hidup yang ingin aku dengarkan darimu. Masih banyak ragu ku yang berharap engkau yakinkan. Aku hanyalah gadis kecil yang tidak tahu apa-apa dan hanya bisa menangis sendu karena kehilangan bahu tempatku ketika tak lagi tahan ujian dunia yang semakin melelahkan.

Kini gadis kecilmu sudah beranjak dewasa. Maafkan aku yang lancang membuka buku diary milikmu. Aku hanya ingin terus selalu mendekat denganmu. Sedikit banyak tulisanmu menjadi saksi nyata ketika lelah menggerayangi dan kau tak tega satupun telinga mengetauhi kegundahan hatimu.

Tulisan ini bukan sebagai harapan atas ekspektasiku yang berlebihan, hanya saja aku rindu akan kebijaksanaanmu dalam menyakinkan raguku. Kali ini mencoba menepiskan segala kegelisahan dan keraguan sendirian. Berat? Tidak perlu kau tanyakan, hanya saja aku tidak ingin mengecewakan dan melewatkan segala ilmu dan wejangan hidup yang sedikit banyak kau sampaikan padaku dalam waktu yang singkat kala itu.

***

Meskipun begitu, aku yakin doamu masih mengucur deras dan mendekapku selalu, sorotan sinar bulan masih mendamaikan meski tidak seindah kala itu. Tetap saja aku bersyukur karena masih ada secercah sinar. Meski sedikit tetap saja menenangkan dan memberi keyakinan bahwa tidak semua harapan harus aku benci dan musnahkan.

Karena dengan adanya harapan yang kita mampu bangun. Hanya saja kali ini harus aku alamatkan pada diri sendiri untuk perubahan menjadi insan yang lebih matang. Ada semangat yang terus membara dalam jiwa untuk perbaikan. Ada hikmah terbesar dari semua itu, memberitahu padaku bahwa bersandar ke makhluk tidak akan sekokoh menyandarkan harapan dalam sujud yang berisi ketenangan. Dan perubahan untuk perbaikan diri tergantung hanya pada kemauan sendiri. Pengaruh dari luar tidak akan mampu bertahan dengan kekal.

Baca Juga  Sebuah Percakapan Perjalanan Hijrah Ekologis

Terima kasih Ayah, aku rindu pelukan kasihmu, pria hebatku. Gadis kecil ini akan terus berusaha menjadi yang terbaik bagimu. Sebagai balasanku untuk bisa menebus dan menguatkan pernyataan pada Tuhan bahwa kau layak mendapatkan surga yang selama ini kita ini kita idamkan.

Bagikan
Post a Comment