f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
good

Good Looking dan Good Rekening Jadi Standar dalam Memilih Calon Suami?

Memilih calon suami memang tidak semudah membalikan telapak tangan. Karena ketika salah memilih, maka bisa berakibat pada penyesalan yang tidak akan pernah terlupakan. Itulah sebabnya, bukan suatu perkara yang bisa kita sepelekan ketika menentukan pendamping hidup. Karena ini sama halnya dengan memutuskan bangunan keluarga seperti apa yang akan kita lakukan di masa depan. Olehnya, itu ada banyak pertimbangan yang harus kita pikirkan secara matang, tidak bisa asal-asalan.

Dalam menentukan calon suami sendiri, tentunya setiap muslimah memiliki kriteria yang berbeda-beda. Kriteria itulah nantinya akan menjadi pedoman hidup dalam memilih calon imam keluarga mereka. Ada yang ingin mendapatkan suami yang good looking layaknya Cha Eun Woo, tapi banyak juga yang mengidamkan suami good rekening seperti Hotman paris dan beragam kriteria lainnya.

Namun di balik bermacam-macam kriteria yang ada, pastinya setiap orang mempunyai alasan tersendiri. Mungkin saja ada seorang muslimah yang mengidamkan pasangan good looking, karena mereka ingin agar suaminya kelak enak dipandang dan bisa memperbaiki keturunan. Atau bisa saja yang menginginkan bersanding dengan calon suami yang good rekening karena mendambakan keluarga yang sejahtera secara perekonomian. Yahh, semua alasan bisa saja bermunculan.

Tetapi apapun yang menjadi kriterianya, itu sah-sah saja. Tinggal bagaimana seorang muslimah dalam menentukan standarnya masing-masing. Karena semua orang berhak memutuskan sendiri akan seperti apa masa depannya kelak. Termasuk urusan menentukan pasangan hidup. Namun yang menjadi pertanyaan, apakah tolak ukur yang baik dalam memilih calon suami hanya cukup dari good looking dan good rekening saja?

Good Looking Tapi Bad Attitude

Tentunya menjadi suatu kebanggaan tersendiri jika mempunyai suami yang tampan rupawan layaknya para artis korea yang terkenal. Tetapi apakah hal ini bisa menjamin dapat menghasilkan rumah tangga yang bahagia? Belum tentu. Apalagi jika yang enak dipandang itu buruk dalam hal kepribadian, pastinya akan sangat sulit untuk mencapai keluarga yang harmonis.

Baca Juga  Childfree dalam Pandangan Istihsan

Karena tidak jarang kita temukan ada seorang laki-laki yang menarik secara fisik tapi buruk sikapnya. Ada yang mempunyai segudang pacar dan hanya main-main saja ketika membangun suatu hubungan dengan lawan jenis. Yang pasti jika seorang muslimah memilih calon suami dengan tipe ini, bisa saja seiring berjalannya pernikahan sang suami melakukan perselingkuhan atupun perceraian. Jadi tentunya sudah bisa kita pastikan bahwa lelaki seperti ini sangat tidak baik jika kita pilih menjadi calon imam dalam keluarga.

Tetapi terkadang banyak juga muslimah yang tidak memperhatikan tentang karakter dari pasangannya. Asal tampan rupawan, maka layak untuk dilanjutkan ke jenjang pelaminan. Banyak yang hanya mengutamakan penampilan visual sebagai faktor memilih calon suaminya. Yang terpenting tidak memalukan saat diajak ke pesta undangan, pasti dijadikan pilihan. Wahh, sayang sekali.

Padahal tidak sedikit kita temukan pasangan yang setelah tiga bulan pernikahan, muncul sebuah berita perceraian. Karena memang biasanya dalam jeda waktu tersebut, sifat dari masing-masing pasangan baru terlihat bentuk aslinya secara utuh. Maka dari itu, penting rasanya memperbaiki standar dalam memilih calon suami. Jangan hanya menjadikan good loking sebagai patokan utama dalam memilih calon pendamping hidup, jika tidak ingin berakhir pada menyesalan.

Good Rekening TapiBad Attitude

Karena prioritas utamanya adalah ekonomi yang menjanjikan, tak jarang kita temukan banyak pasangan yang rasanya tidak sesuai jika dipandang. Ada yang masih muda menikah dengan yang sudah tua, ada pula muslimah cantik namun suaminya biasa aja dan berbagai kejanggalan lainnya. Tapi itulah realitas kehidupan, kerap kali uang menutupi segala kekurangan dan pandangan.

Meskipun buruk secara kepribadian tapi baik secara perekonomian, kerap kali teranggap layak menjadi pilihan bagi sebagian kaum perempuan. Khususnya bagi mereka yang sekedar memikirkan serba berkecukupan, tetapi tidak mempertimbangkan aspek lain dalam kehidupan.

Akhirnya karena sikap seorang suami pilihannya yang buruk, sering kali menjadi penyebab munculnya konflik dalam keluarga. Banyak kasus sepeti ini berakhir pada perceraian, KDRT dan segudang peristiwa menyedihkan lainya. Maka dari itu, tak elok rasanya jika standar memilih calon suami hanya mementingkan faktor kemapanan secara finansial tanpa memperhatikan hal lainya. Terlebih jika calon suami buruk akhlaknya, ini sangat tidak layak untuk dijadikan pilihan.

Baca Juga  Miss Independent, Apakah Hanya Wanita Karier Saja?

Lantas, Calon Suami Seperti Apa yang Layak Dijadikan Pilihan?

Yang pastinya yang tampan rupawan, baik sikapnya dan mapan ekonominya. Tetapi tipe suami seperti ini merupakan idaman semua muslimah yang sangat sulit untuk ditemukan. Olehnya itu, tidak baik rasanya jika berekspektasi terlalu tinggi tanpa berkaca diri. Jangan sampai karena kriteria yang terlampau tinggi akhirnya tidak mendapatkan suami selamanya.

Dalam islam sendiri dianjurkan mencari pasangan yang sekufu (sepadan atau setara). Entah itu sepadan dalam hal agama, ekonomi, pendidikan dan lain sebagainya. Sebab dengan kesetaraan ini, diharapkan pasangan suami istri akan dengan mudah beradaptasi dan menjalin komunikasi dalam berumahtangga nantinya. Sehingga dapat terciptanya rumah tangga yang harmonis dan ideal.

Namun makna sekufu tidak bisa kita simpulkan hanya berdasarkan kesetaraan kaya atau miskin semata, tetapi banyak faktor. Karena para ulama sendiri mempunyai banyak pendapat tentang makna sekufu seorang muslim dan muslimah ketika yang hendak menikah.

***

Berdasarkan para ulama mazhab Hanafi menilai pasangan bisa dikatakan sekufu apabila setara dalam hal bergama (Islam), nasab, kualitas beragama, strata ekonomi, pekerjaan, dan merdeka atau budak. Sementara dalam mazhab Maliki berpendapat pasangan dikatakan sekufu jika kualitas agamanya setara dan keduanya sehat jasmani. Dalam mazhab Syafi’i berpandangan bahwa sekufu yaitu setara dalam hal agama, nasab, strata sosial dan pekerjaan. Namun para ulama mazhab Hambali berpendapat bahwa sekufu yaitu sepadan dalam perkara agama, nasab, strata social dan pekerjaan.

Meskipun banyak pendapat tentang makna dari sekufu, sebaiknya seorang muslimah mendahulukan perkara agama dan ahlaknya. Apalagi jika seorang muslimah harus dihadapkan dengan pilihan antara calon suami yang good looking, good rekening dan good attitude, maka sebaiknya yang harus diutamakan adalah adalah good attitude. Sebab cerminan kualitas keimanan dan agama seseorang bisa dilihat dari akhlaknya yang baik.

Baca Juga  Ucapan Hari Raya; Mengapa Minal Aidin Wal Faizin?

Itulah mengapa islam sendiri lebih mendahulukan agama dan ahlak sebagai standar utama agar tercipta sebuah pernikahan yang membahagiakan. Jadi kiranya sangat dipandang penting tentang perkara agaman dan akhlak dalam memilih calon suami. Sebagaimana dalam hadis nabi Muhammmad SAW disebutkan bahwa “Bila datang seorang laki-laki yang kamu ridhoi agama dan akhlaknya, hendaklah kamu nikahkan dia, karena kalau engkau tidak mau menikahkannya, niscaya akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang meluas.” (H.R. Tirmidzi dan Ahmad).

Bagikan
Post a Comment