f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
generasi strawberry

Fenomena Generasi Strawberry: Generasi Indah namun Bermental Lemah, Benarkah?

Generasi strawberry adalah generasi yang dianggap mudah rapuh, mudah hancur, dan mudah menyerah sebagaimana mirip dengan buah strawberry yang terlihat indah di luar namun mudah hancur di dalamnya. Salah satu faktor yang menyebabkan hal ini dapat terjadi ialah pola asuh orang tua. Pola asuh yang tidak tepat menyebabkan kurang seimbangnya pemenuhan kebutuhan dalam diri manusia. Manusia akan tangguh apabila terpenuhi 3 unsur yang ada di dalam diri, yakni : akal (mind), jasad (body), dan ruh (soul). Tiga unsur tersebut merupakan kewajiban dari orang tua untuk memberikan kepada anak-anaknya.

3 Unsur Kebutuhan Asupan Manusia

Asupan akal (mind) dapat berupa berdialog, berdiskusi dan berpikir. Anak-anak yang tidak pernah diajak berpikir dan berdiskusi di masa kecilnya akan membentuk anak yang malas untuk berpikir (lazy mind). Salah satu ciri anak malas berpikir ialah ia akan lebih sering menjawab dengan kata “terserah”. Hal ini disebabkan untuk urusan-urusan yang sepele saja mereka malas untuk memikirkannya, apalagi untuk hal-hal yang lebih berat ke depannya. Ketika mereka memilih untuk menjawab terserah itu dikarenakan mereka tidak mau ribet, serta tidak memiliki daya kreativitas untuk mengatasi masalah.

Seorang ayah memiliki peran yang besar dalam memberikan asupan berpikir. Hal ini karena laki-laki merupakan makhluk berpikir atau makhluk logika sehingga apabila ingin melatih anak agar terlatih daya pikirnya, maka memerlukan peran ayah. Ayah yang tidak terlibat dalam pengasuhan membuat anak akan berpikir buntu dan lebih mudah untuk menyerah. Asupan jasad (body), merupakan salah satu asupan yang dibutuhkan juga dalam diri manusia berupa olahraga, makan-makanan yang bergizi seimbang, pola hidup sehat dsb yang juga senantiasa perlu untuk dijaga.

Baca Juga  Teknologi Menyerang Mentalitas

Selain asupan akal dan jasad manusia juga membutuhkan asupan ruh. Asupan ruh (soul) merupakan asupan yang sering kali dilupakan untuk dipenuhi kebutuhannya. Anak-anak yang tidak mengenal tuhannya maka akan lebih rentan untuk menyerah. Maka dari itu, pendidikan tauhid sangat penting untuk ditanamkan sejak dini. Sehingga, anak tidak akan kehilangan arah dan tahu ke mana tumpuan yang harus mereka tuju, kepada siapa mereka mencurahkan segala keluh kesanya.

Pengaruh Dunia Digital

Selain itu, generasi strawberry juga terpengaruh dengan dunia digital atau bisa kita sebut dengan istilah native digital. Kelemahan dari perilaku anak native digital ialah perilaku mereka di dunia maya akan mereka bawa ke dunia nyata. Salah satu di antaranya ialah melalui penggunaan handphone maka anak-anak akan terlatih menjadi seorang raja. Melalui  handphone tersebut mereka bisa menentukan nasib seseorang hanya dengan  sebuah tombol, yaitu tombol block, unfriend, unfollow, leave group, rating satu dsb. Melalui hal-hal tersebut mereka akan terbiasa apabila mereka tidak suka dengan seseorang mereka merasa berhak untuk ngeblock sesukanya. Kemudian apabila mereka membeli sesuatu dan tidak sesuai dengan ekspektasinya mereka berhak untuk memberi rating satu disertai dengan komen-komen yang dapat mereka berikan dengan semaunya.

Dengan kebiasaan perilaku tersebut tanpa sadar mereka akan merasa bahwa berhak untuk menentukan hidup mereka demi kenyamanan hidupnya. Akibat dari perasaan “demi kenyamanan hidup” itulah yang menyebabkan mereka ketika berada di dunia nyata mudah untuk mundur, menghindari, dan mudah untuk menyerah. Sehingga, ketika berada di dunia kerja yang menurutnya tidak sesuai dengan ekspektasinya maka generasi ini akan lebih rentan untuk resign dari pekerjaannya. Bahkan tidak hanya di dunia pekerjaan saja mereka juga akan rentan atau mudah bercerai apabila pasangan hidupnya tidak sesuai dengan harapan/ekspektasinya.

Baca Juga  Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Generasi Strawberry
Penanaman Penguatan Mental dan Psikis, Masih Perlukah?

Maka dari itu penting bagi generasi strawberry untuk dididik agar tidak hanya memiliki kekuatan dari segi pengetahuan dan teknologi saja. Melainkan perlu adanya penanaman penguatan mental dan psikis agar tidak mudah goyah sehingga mereka dapat terbiasa untuk menghadapi berbagai tantangan dan tuntutan bukan malah menghindarinya. Karena pada kenyataannya bahwa persoalan mental telah menjadi persoalan utama yang sedang generasi muda saat ini hadapi.

Pola didik yang otoriter dan overprotective akan sangat mempengaruhi kondisi emosional serta mental anak yang dapat mengakibatkan mereka menjadi lebih mudah rapuh dan sifat kepribadiannya akan cenderung lebih manja. Anak-anak juga perlu untuk dibangunkan kesadaran bahwa hidup perlu perjuangan. Dan kegagalan bukanlah hal yang menakutkan namun ia hanya bagian dari pelajaran. Selain itu memahami karakteristik anak juga merupakan salah satu hal yang penting. Karena, generasi yang tumbuh saat ini merupakan generasi yang tumbuh di zaman yang semakin modern dan berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya.

Referensi

Rahayu, D. (2023). Strawberry Generation: Self Reward Bagi Mahasiswa Antropologi Unimed Dalam Mengatasi Stres Akibat Tugas Kuliah. Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora, 8(1), 103-108.

Aulia, S., Meilani, T., & Nabillah, Z. (2022). Strawberry Generation: Dilematis Keterampilan Mendidik Generasi Masa Kini. Jurnal Pendidikan31(2), 237-244.

Bagikan
Post a Comment