f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
army

Fenomena BTS Meal, Kita Pun Serupa dengan Army

Fenomena 9 Juni 2021 kemarin benar-benar mengagetkan banyak pihak kecuali para Army yang memang sudah menantikan moment itu. Tidak perlu saya uraikan lagi bagaimana kondisi real di lapangan. Abang ojol lebih paham daripada saya. Pun nitizen bisa melihat dari banyak unggahan video di internet. Kondisi tersebut memancing banyak sorotan dari berbagai pihak.

Ada yang menanggapi dengan senang seperti driver ojol yang berhasil menyelesaikan ordernya begitu pula dengan Army yang akhirnya mendapatkan apa yang mereka harapkan. Adapula yang kaget dengan antusias Army seperti pihak produsen BTS Meal. Ada yang hanya menanggapi dari sisi prokes yang banyak terlanggar akibat membludaknya antrian, siapa lagi kalau bukan pemerintah. Ada yang berpendapat atau komentar santai ada pula yang sibuk nyinyirin para Army.

“Ngefans boleh, bego jangan!”

“Aku tuh sedih liat mereka gitu Bund, buang-buang uang aja.”

“Duit mereka ini, ojolnya seneng, kenapa lo yang ribut? Kan gak ngerugiin hidup lo.”

“Selera orang mah beda-beda.”

Untunglah Indonesia ini negara demokrasi, jadi masih bebas berpendapat, entah kalau nanti oligarki makin berkuasa, bisa jadi kita tak lagi bisa berpendapat.

***

Secara keseluruhan, terlihat seolah masyarakat terbagi menjadi dua kubu yaitu mereka yang nyinyirin Army BTS dan mereka yang membela Army BTS. Menurut pendapat saya tidaklah elok jika kita terlalu membela Army sebab memang apa yang terjadi juga tidak terlalu membawa dampak yang baik. Tetapi juga tak elok bila terlalu nyinyir terhadap para Army yang memiliki antusias tinggi terhadap BTS Meal. Sebab menurut saya mereka adalah bagian dari wajah kita sebagai sesama manusia.

Mengapa demikian? Sebab kitapun sebagai generasi yang lebih tua ini, juga pernah mengalami hal yang sama. Bahkan sebagian dari kita sampai setua kakek nenek pun masih mengalami dan melakukan hal yang sama hal yang sama.

Baca Juga  Dari Quarantine, Kpopers Hijrah hingga Qur’an Time (1)

Tidakkah anda percaya? Fenomena BTS ini terjadi bukan yang pertama kali dan bukan pula yang terakhir. Hanya saja sekarang sedang masanya BTS. Menengok ke belakang, bukankah ada masanya Westlife, Backstreet Boys, N-Sync? Puluhan tahun lalu bukankah ada The Beatles, Queen atau Elvis? Sekarang ini mungkin masanya K-Pop dengan BTS, Blackpink dan lainnya.

***

Ada baiknya kita melihat kembali pada gambaran kita saat ini. Apakah kita sebagai generasi tua lebih baik daripada generasi muda seperti para Army? Menurut saya jawabnya tidak. Kita pun melakukan hal yang sama seperti mereka itu. Sebagian besar dari kita tetap melakukan hal fanatik terhadap idola atau sesuatu yang kita idolakan sampai sekarang.

Yang namanya ‘Idol’ bukan hanya manusia, karena apapun bisa jadi idola atau favorit. Tanaman, hewan, barang mewah, baju, sepatu, game bahkan sampai wadah plastik. Bahwa rasa ingin memiliki apa yang ada yang ada pada Idola kita atau sesuatu yang diidolakan, itu sudah mendarah daging pada manusia. Gak percaya?

Ada saatnya Aglonema, Anthurium dan Monstera menjadi rising star atau idola di antara pecinta dan kolektor tanaman. Pastilah kita pernah ingat beberapa waktu lalu atau tahun kemarin betapa tanaman ‘Janda Bolong’ atau monstera ini harganya melejit tinggi melebihi harga BTS Meal. Bagi pecinta tanaman, Aglonema dan Janda Bolong ini memiliki daun yang eksotis serta menakjubkan. Sedangkan bagi mereka yang bukan pecinta tanaman, Aglonema dan kawan-kawannya itu hanyalah dari tanaman penghasil oksigen. Sama seperti tanaman pelindung di pinggir jalan, tidak lebih tidak kurang.

***

Mereka Fans berat Queen, The Beatles, Elvis dan lainnya, juga akan rela menggelontorkan uang yang tidak sedikit hanya demi rekaman penyanyi Favorit mereka, atau lelangan benda-benda pribadi milik artis kesayangan mereka. Bukankah ini hal yang sama yang dilakukan dengan para Army, yang rela membayar lebih atau memberi tip besar pada ojol demi mendapatkan BTS Meal

Baca Juga  "Seni Memahami Kekasih": Hubungan Itu Tentang Mau Belajar Bersama

Ada satu contoh yang lagi bahwa penggemar benda ini memiliki kekuatan, keuletan dan tingkat loyalitas terhadap idola mereka melebihi para Army. Siapa mereka? Menurut saya mereka adalah Emak-emak pecinta wadah plastik Tupperware dan sejenisnya. Mengapa demikian?

Bagaimana Emak-emak menjaga koleksinya melebihi para Army, bahkan satu lemari di rumah adalah khusus untuk menyimpan benda ini. Mereka dengan ulet mengumpulkan rupiah demi rupiah sisa uamg belanja untuk membeli koleksi terbaru yang ada pada katalog. Bagaimana mereka akan meluapkan emosinya sampai tembus ke langit saat anak-anaknya atau suaminya menghilangkan wadah makan siang dari koleksinya.

Walaupun yang hilang hanya bagian tutupnya saja. Dalam pandangan Emak-emak, wadah ini serupa emas yang bisa mereka pamerkan ke tetangga. Sedangkan di mata para suami dan anak-anak, benda-benda itu tidak lebih sekedar ‘wadah plastik’.

Ingin tahu seberapa besar berharganya wadah ini? Silahkan mencoba dengan menghilangkan salah satu koleksi yang ada di rumah anda, lihat bagaimana reaksi pemilik dan pemujanya.

***

Dari sini bukankah terlihat, kesamaan para fans BTS atau Army dengan para fans lainnya apapun itu idolanya. Bahkan para Army ini menurut saya hampir bisa disamakan dengan Emak-emak penggemar wadah legendaris itu. Lalu mengapa tidak ada yang mengatakan, “Nge-fans boleh, bego jangan!” atau “Aku tuh sedih lihat gitu, buang-buang saja.” pada Emak-emak fans berat wadah legendaris atau para pecinta tanaman janda bolong?

Sungguh tidak adil jika hanya para Army saja yang ‘di-nyinyirin’ seperti itu. Serius tidak adil. Tapi siapa juga yang berani nyinyirin Emak-emak pecinta wadah legendaris itu, bisa dicoret dari KK.

Saya pribadi pernah berada pada masa-masa seperti para Army sekarang. Hanya saja bukan bukan wadah plastik legendaris ataupun BTS yang mejadi idola saya saat itu. Saya pengkoleksi komik dan segala pernak-pernik Doraemon. Tetapi sekarang tidak lagi. Hanya karena pertanyaan sederhana yang disampaikan oleh seseorang kepada saya. Apa tujuan mengkoleksi semua itu? Apakah yang saya koleksi saat ini membawa manfaat buat diri saya saat ini dan nanti ketika saya mati? Atau malah menjadi beratnya pertanggungjawaban saat di akhirat nanti?

Baca Juga  Dari Lovely Runner Bermuara ke Teologi Al-Ashr

Mungkin pertanyaan itu yang harus disampaikan pada mereka, bukan hanya Army-BTS tetapi pada mereka-mereka yang sudah mengeluarkan banyak uang untuk koleksi sesuatu yang mungkin sudah di luar kewajaran. Entah itu koleksi benda favorit idolanya, baju atau tas branded yang hanya sekali pakai lalu menumpuk di lemari, wadah plastik legendaris ataupun ballpoint mahal dan masih banyak lagi.

Dengan begitu tidaklah perlu kita terlalu nyinyir pada para Army, cukup kita arahkan jika memang sudah dirasa tidak wajar. Karena kita ini serupa dengan mereka, hanya beda selera dan beda masa.

Bagikan
Post a Comment