f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
hilang

Cara Hati yang Hilang Merahnya

Kapan terakhir kali kamu merasakan sebuah kehilangan? 10 tahun yang lalu? 5 tahun yang lalu? 1 tahun, 1 bulan, atau bahkan 1 hari yang lalu? Apa yang membuatmu merasa seperti itu? Apa yang hilang dari dirimu? Mungkin, kamu kehilangan teman, orang tua, pasangan, atau benda kesayanganmu. 

Apa yang kamu rasakan ketika kehilangan sesuatu yang begitu berharga? Ya, rasa sedih. Tentu saja kesedihan akan menyelimuti hati yang sedang kehilangan merahnya. Kita tidak bisa mengelak bahwa kehilangan tentu akan terikuti dengan kesedihan.

Seperti hati yang kehilangan merahnya, manusia pun akan merasakan kesedihan ketika kehilangan sesuatu yang berharga baginya. Kehilangan memang satu fase yang cukup menyakitkan untuk siapa saja yang mengalaminya. Entah itu teman, pasangan, orang tua, atau bahkan hewan peliharaan. 

Berbicara mengenai kesedihan ketika kehilangan, apakah harus kita sikapi dengan kesedihan? Jawabannya adalah tidak. Lalu, bagaimana cara untuk menyikapinya? Inilah beberapa cara hati yang kehilangan merahnya.

Tidak Perlu Bersedih Hati

Ketika merasakan kehilangan, mungkin hati akan merasakan kesedihan. Namun, kesedihan bukanlah solusi. Mungkin, menangis akan membuat hati menjadi lebih lega, tetapi rasa lega pun bukanlah solusi yang abadi. Kesedihan justru akan memperburuk suasana hati. 

“Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang yang beriman.” Q.S Ali ‘Imran:139

Manusia adalah makhluk yang paling tinggi derajatnya. Tidaklah kesedihan patut menyelimuti hati seseorang yang beriman. Apapun alasan atas kesedihan itu, tetap saja kesedihan tidak sepantasnya untuk dirasakan. 

Hati yang Senantiasa Berdoa

Hati yang kehilangan merahnya tidak hanya berdiam diri meratapi. Harus senantiasa berdoa kepada-Nya agar terbebas dari kesulitan berupa sebuah kehilangan. Doa adalah salah satu perantara untuk berkomunikasi kepada-Nya. Allah tentu saja memperkenankan umat-Nya untuk berdoa kepada-Nya.

Baca Juga  Tugasmu Beranak? Gunakan Metode Moscow!

“Bukankah Dia (Allah) yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, dan menghilangkan kesusahan dan menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah (pemimpin) di bumi? Apakah di samping Allah ada Tuhan (yang lain)? Sedikit sekali (nikmat Allah) yang kamu ingat.” Q.S. An-Naml:62

Sejatinya, ada banyak nikmat yang telah Ia berikan. Salah satu nikmatnya adalah doa. Sebagai umat-Nya, kita boleh untuk meminta doa kepada-Nya agar kesedihan atas kehilangan yang kita rasa. InsyaAllah, Allah akan mengabulkan doa yang telah dipanjatkan oleh umat-Nya.

Sabarnya Hati Tanpa Dendam

Mungkin, ketika kehilangan karena ditinggalkan oleh seseorang yang disayangi, maka rasa benci dan dendam akan muncul. Perasaan itu bukanlah perasaan yang baik. Benci dan dendam adalah dua sikap yang buruk. Sebaiknya, dua sikap tersebut kita hindari dan gantilah sikap tersebut dengan kesabaran hati.

“Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang sabar.” Q.S. An-Nahl:127

Daripada dengan benci dan dendam, kesabaran jauh lebih baik dari itu. Hati yang senantiasa bersabar akan mendapatkan ketenangan yang tak ternilai harganya. Oleh karena itu, sudah sepantasnya benci dan dendam kita gantikan oleh kesabaran hati.

Kebaikan Hati

Biasanya, ketika merasa kehilangan, maka akan timbul perasaan hancur, marah, sedih, dan kecewa. Kemudian, perasaan-perasaan tersebut akan terlampiaskan pada tindakan-tindakan yang tidak baik. Bukan menerima perasaan lega, melainkan dosa yang akan kita terima. 

“Sungguh, Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” Q.S. An-Nahl:128

Kehilangan tidak seharusnya beriringan dengan tindakan buruk. Sepahit mungkin rasa sakit, kebaikan hati harus tetap menyelimuti. Allah selalu bersama dengan orang-orang yang berbuat kebaikan. Ketika kehilangan, tetapi kebaikan hati selalu tertanam, maka Allah akan memberi pertolongan. 

Baca Juga  Tips Mencari Ide Menulis bagi Pemula
Keikhlasan Hati

Apa itu ikhlas? Ikhlas adalah sebuah ketulusan dan kerelaan hati. Setiap manusia yang mengalami kehilangan, biasanya merasa tidak rela. Padahal, pada setiap hal akan ada hikmah yang menyertai. Fase tersebut tidak perlu diikuti dengan ketidakrelaan hati.

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang dengan ikhlas berserah diri kepada Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan, dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah telah memilih Ibrahim menjadi kesayangan-(Nya).” Q.S. An-Nisa’:125

Jauh lebih baik jika ketidakrelaan hati digantikan dengan keikhlasan hati. Kehilangan memang bukanlah sesuatu yang mudah untuk diikhlaskan. Namun, ketidakrelaan hati ketika merasakan kehilangan justru membuat hati tidak tenang. Ketidakrelaan hati harus dihindari dan diganti dengan keikhlasan hati.

Sudah kita bahas mengenai bagaimana cara hati yang kehilangan merahnya. Ketika merasakan sebuah kehilangan, ada banyak cara yang bijak untuk menyikapinya. Caranya adalah seperti cara-cara yang telah kita bahas. 

Cara hati yang kehilangan merahnya dapat dijadikan sebagai acuan dalam menyikapi sebuah kehilangan, baik kehilangan teman, orang tua, pasangan, dan hal-hal lain yang berharga bagi kita. Semua cara hati yang kehilangan merahnya berpedoman pada kitab ajaran-Nya yaitu Al-Qur’an. 

Sesungguhnya, semua keresahan hati yang kehilangan merahnya dapat ditemukan solusinya dalam Al-Qur’an. Dengan demikian, cara hati yang kehilangan merahnya sangat pantas untuk ditanamkan pada diri kita yang mungkin juga sedang merasakan kehilangan. 

Kehilangan janganlah menjadi alasan untuk bersedih hati dan melakukan hal-hal atau tindakan yang tidak baik. Jadikanlah kehilangan sebagai perantara untuk belajar dalam menyikapi kesedihan secara bijak sesuai dengan ajaran-Nya. Kehilangan pun dapat menjadi perantara untuk lebih dekat dengan Allah.

Sudah sepantasnya rasa sedih, benci, dendam, dan kecewa atas sebuah kehilangan yang sedang kita alami, kita ganti dengan ketulusan dan kesabaran hati yang senantiasa berdoa kepada-Nya, melakukan hal-hal baik, serta jauh dari kesedihan.

Bagikan
Post a Comment