f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
sendiri

Cara Bertemu dengan Diri Kita Sendiri

Siapa yang pernah denger lagu? Kebayang ngga, apa jadinya kalo kamu denger lagu terus ngga ada jedanya? Bahkan kalau kata dituliskan tanpa tanda koma, titik, dll?

Sekalipun ada makna, tapi sulit untuk memahaminya. Lagu, kata, kalimat aja butuh titik sebagai jeda, gimana dengan hidup kita yang selalu dan terus-menerus “on” dari bangun sampai tidur lagi.

Padahal, untuk memberdayakan diri kita sendiri, kita butuh take a pause, be gentle with yourself. Inilah kendala orang-orang sibuk atau sok sibuk. Bisa jadi, ngga ada jeda karena ngga paham juga. Mungkin ada jeda, tapi ngga tertuangkan sebagaimana mestinya.

Pemberdayaan Diri

Suatu hari saya berkesempatan ngobrol dengan Roellya A. Tyas, Psychologist jebolan UNPAD. Ia mengatakan bahwa Self-Empowering adalah proses terus menerus, untuk mengenali “apa” dan “siapa” kita.

Jadi, memberdayakan diri berarti bergerak untuk memperkaya pengetahuan tentang diri sendiri, dengan cara aktif mengenali, menelusuri kembali, dan mempelajari lagi siapa diri ini: Apa kekuatannya? Apa yang disukai? Apa yang tidak disukainya, dll.

“Tentu, proses mengenali diri ini, bukan proses sekali jalan. Ibarat baca buku yang sama berulang kali, selalu ada hal baru yang bisa kita ambil dari buku yang sama tersebut. Begitu juga dengan lagu, film, kisah, dan yang sejenisnya,” ibu dari tiga anak ini menjelaskan. 

“Kalau dengan buku, film, lagu saja, kita bisa dapat pembelajaran baru, why not our-self?” 

Pada saat diri anda mengenali siapa dirimu lebih banyak lagi, perhatikanlah, pada saat itulah dirimu mulai punya kemampuan dan berani untuk mengambil kontrol atas diri.

“Kamu mulai punya kontrol untuk menentukan sendiri standar sukses yang khas dan sesuai dengan dirimu. Pada saat itu terjadi, perhatikan deh, kamu mulai merasa nyaman dengan setiap pilihan-pilihan dalam aktifitas/kehidupan seharimu.”

Baca Juga  Semangat Berkedok Toxic Positivity

Menarik, ya?

Metode Points of You

“Di beberapa sesi, saya menggunakan metode dan tools creative dari Points of You. Points of you adalah sebuah metode dan tools creative yang didesain secara inovatif dengan menggunakan bahasa foto.” 

Kenapa harus foto?

Saat ini, semua orang menggunakan foto. Bahkan, tidak ada media sosial yang tidak menggunakan foto.

“Foto memberi kita kesempatan untuk menceritakan kembali suatu kisah, menggunakan foto tersebut. Kita diijinkan untuk merangkai satu kisah, dari foto yang sudah kita tentukan. Tidak ada kisah yang salah, tidak juga ada kisah yang benar. Karena ini, adalah kisah kita,” wanita yang aktif memberikan konseling kepada corporate baik swasta maupun institusi pemerintah ini menambahkan.

Pada saat kita bercerita, semua kata, kalimat, rasa, emosi dan seluruh panca indra kita, bergerak menuju kisah tersebut. Lalu, siapa kita – menjadi tergambar dari setiap narasi tersebut. 

“Proses tersebut, mau gak mau, memaksa kita untuk menelusuri kembali setiap peristiwa yang pernah hadir. Di dalam cerita tersebut, selalu ada kualitas diri kita, sebagai tokoh yang membingkai cerita itu.” 

Dengan begitu, ada banyak insight baru, atas apa dan bagaimana kita pernah menyikapi satu situasi. Apa dan bagaimana, itulah bagian dari proses kita meng-empower diri, melengkapi diri dengan knowledge-knowledge baru, atas diri kita.

“Pada saat kamu mengenali apa dan siapa diri kamu, bayangkan – berapa banyak hal baik yang bisa kamu hadirkan? Berapa banyak kebaikan yang bisa kamu tunjukkan, kepada orang dan lingkungan kamu? Berapa banyak keputusan-keputusan baik yang bisa berdampak baik, bagi orang sekitarmu.”

Konsep Big Ballon

Dalam Points of You, ada  yang namanya konsep Big Ballon. Balon yang besar banget – sampai-sampai besarnya balon menutupi area pandang dari 2 orang yang sedang berdiri berhadap-hadapan. Satu sisi, bilang warnanya merah. Satu sisi lagi, biru. Gak akan ketemu! 

Baca Juga  Aku Bukan Remote Control

Why? Karena area pandang mereka, terbatas! Hanya pada sisi yang mereka lihat saja. So, siapa yang benar? Siapa yang salah?” 

Saat kita tidak paham akan satu kejadian, atau saat kita merasa ragu atas sebuah situasi, itu terjadi karena kita tidak bisa melihat seluruh kejadiannya secara utuh.

“Sama seperti kita melihat secara fisik diri sendiri. Mana bisa kita lihat mata sendiri. Kuping sendiri. Wajah sendiri. So, butuh apa? Butuh bergerak, butuh alat/tools seperti cermin. Butuh bertanya. Kalau untuk fisik saja spt itu, why not for our inner-self?”

Selalu ada sisi baru yang akan kamu temui, saat kamu memberi ruang/ jeda atas perjalanan hidupmu. Coba amati, kamu akan takjub sendiri dengan apa yang sudah pernah kamu alami, termasuk pada apa yang sudah kamu capai, sampai dengan hari ini. Kenali itu, karena itulah bagian dari kamu memperkaya pemahaman tentang diri sendiri.

Bergabung dengan Komunitas

Penyuka warna merah ini menjelaskan bahwa ada banyak cara untuk memberdayakan diri sendiri. Salah satunya, berkumpul dan berteman dengan komunitas, misal  Komunitas Indonesia Sehat-Bahagia.

Coba perhatikan, apa yang membuat kamu memutuskan untuk ada di komunitas itu? Hal baik apa yang kamu lihat lihat dari komunitas itu? Sifat baik seperti apa yang kamu lihat dari salah satu anggota komunitas itu? Apa yang menarik dari dirinya? Coba buatkan list-nya.

“Lalu perhatikan list tersebut. Sadarkah kamu, jika setiap kualitas yang kamu tulis dari list tersebut, sebenarnya, sudah menjadi bagian dari kualitas baik yang kamu miliki.

“Karena, kamu nggak akan bisa menulis kualitas-kualitas itu, kalau kamu belum punya konsep atas hal tersebut. Sama seperti jika saya minta anda untuk gambarkan hanbok. Nggak bisa, kan? Itu karena, konsep hanbok, belum ada di pikiran kita.”

Baca Juga  Self-love Ala Sufi

Menurut Roelly, tidak ada kata salah dalam proses pemberdayaan diri. Sejatinya, orang hanya akan belajar saat dia melakukan kesalahan.

Kek manna caranya bisa bener, kalau belum tau caranya salah?”  

Nikmati Saja Prosesnya

Sebelum menyudahi obrolan kami yang seru, Roelly memberi tips untuk kamu yang ingin memberdayakan dirinya secara utuh.

Take a pause of your busy time just a moment dan be gentle with ourself. One step at a time, do it by yourself. Kita ini kan, tidak sedang sprint, tapi marathon. Lakuin aja prosesnya.” 

Tak hanya itu, Roelly juga berpesan agar kita tetap open mind, terima -feedback, ambil hikmah dari setiap peristiwa, lalu hadirkan makna-makna baru dari setiap momen. Jika saat ini kamu menang, bersiap untuk kalah. Dan, jika saat ini kamu kalah, bersiaplah untuk menang.

“Dengan begitu, kita bisa punya banyak ruang untuk berdamai dan bertemu dengan diri kita. Sejatinya, empowering our self adalah tentang kesediaan kita untuk mengijinkan diri ini sukses, sesuai dengan kekuatan, cara dan standar versi kita masing-masing,” pungkasnya.

Bagikan
Comments
  • Mat Pipa

    Judulnya itu lho… Keren

    Maret 28, 2022
    • terima kasih. semoga manfaat.

      Maret 29, 2022
Post a Comment