f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.

Balita dan Anak-Anak Mendapatkan Vaksin Adalah Tugas Keluarga dan Negara

Balita dan Anak-anak perlu mendapatkan vaksin sebagai upaya pencegahan penyakit menular. Akhir-akhir ini mucul beberapa penyakit baru. Maka dari itu anak-anak sangat memerlukan vaksin supaya terhindar dari peyakit-penyakit tersebut. Pemerintah menyediakan layanan vaksinasi di posayandu dan puskesmas yang tersebar di seluruh Indonesia. Vaksinasi tidak dipungut biaya.

Berdasarkan data dari WHO, masih ada sekitar 20 juta anak di seluruh dunia yang tidak mendapatkan vaksiniasi. Akibatnya banyak balita dan anak-anak yang mengalami kelumpuhan bahkan meninggal. Penyakit yang menyebabkan kelumpuhan dan kematian pada anak karena tidak mendapatkan vaksin adalah campak, pertusis, difteri, dan polio.

Mitos Vaksinasi

Para balita dan anak yang tidak mendapatkan vaksin bukan sepenuhnya salah pemerintah. Pemerintah berusaha semaksimal mungkin memberikan kemudahan supaya layanan vaksinasi merata. Peran orang tua adalah salah satu penyebab mengapa para balita dan anak tidak mendapatkan vaksin. Biasanya mereka terpengaruh kabar yang tidak benar mengenai vaksinasi.

Orang tua percaya jika setelah mendapatkan vaksin anak akan mengalami demam. Tidak jarang orang tua panik ketika anaknya mengalami demam. Bagi orang tua demam pada anak adalah hal besar dan mengerikan. Orang tua berpikir bahwa demam adalah tanda penyakit yang serius. Maka dari itu, orang tua tidak mengantarkan anak mereka untuk vaksinasi karena khawatir terjadi sesuatu pada kesehatan anak. Faktanya, demam setelah vakisnasi adalah sebuah tanda bahwa imun tubuh dan vaksin bereaksi dengan baik. Anak yang memiliki daya tahan tubuh yang kuat akan mengalami demam ringan.

Efek samping vaksin menyebabkan autis menjadi ketakutan orang tua. Para aktivis yang menentang vaksin menyebarkan isu ini. Vaksinasi sudah pasti menggunakan vaksin terbaik. Vaksin sudah mendapatkan rekomendasi NITAG, lulus kualifikasi WHO, dan lulus uji Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Pemerintah tidak mungkin memberikan vaksin yang tidak lolos uji verifikasi. Sampai saat ini belum vaksin yang menyebabkan autis pada. Vaksin terbuat dari antigen yang berfungsi untuk merangsang pembentukan imunitas tubuh tanpa membuat tubuh terkena penyakit. Selain itu vaksin mengandung antbiotik yang mencegah kontaminasi bakteri saat produksi vaksin.

Baca Juga  Tidak Hanya Tubuh, Mental pun Juga Perlu Divaksin!

Beberapa ibu meyakini bahwa ASI bisa menggantikan vaksin. Keyakinan para ibu ini harus disanggah. ASI dan vaksin memiliki hubungan komplementer. Keduanya bekerja sama untuk membentuk kekebalan tubuh anak. ASI ekslusif dan pemberian gizi seimbang menjadi faktor pendukung keberhasilan vaksinasi. Vaksin akan bekerja jika pemberiannya sesuai dosis dan jadwal.

Resiko Anak Tidak Mendapatkan Vaksinasi

Sudah pasti anak yang tidak mendapatkan vaksin akan mengalami penurunan kekebalan tubuh. Satu penyakit yang sering terdengar karena tidak mendapatkan vaksinasi adalah campak. Ternyata campak berhubungan dengan gizi buruk pada anak. Infeksi penyakit dan asupan gizi pada tubuh saling berkaitan. Balitan dan anak yang mengalami infeksi karena penyakit campak kemungkinan besar nafsu makannya menurun. Gizi yang seharusnya masuk dalam tubuh tidak bisa masuk dengan baik. Akibatnya selain terpapar campak mereka juga mengalami malnutrisi.

Beberapa penyakit karena tidak melakukan vaksin menular. Anak yang terpapar penyakit bisa menularkannya pada anggota keluarga lainnya. Hal ini dikhawatirkan karena kemungkinan besar orang dewasa kesulitan mendapatkan vaksin karena pemerintah mengutamakan anak dan balita untuk mendapatkan vaksin. Hal mengerikan lainnya adalah anak bisa menularkan penyakit pada ibu hamil. Ibu hamil yang terpapar bisa mengalami keguguran dan beresiko melahirkan anak dengan komplikasi bawaan seperti virus rubella.

Kita tidak boleh menyepelekan penyakit campak dan polio. Kedua penyakit ini bisa menyebabkan penurunan kualitas hidup. Beberapa anggota tubuh akan kehilangan fungsinya. Banyak kasus terjadi kedua penyakit ini menyebabkan cacat permanen. Campak bisa menyebabkan kebutaan. Sedangkan polio menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian.

Kematian karena penyakit tentu saja menurunkan harapan hidup suatu wilayah. Populasi manusia suatu wilayah akan berkurang. Maka dari itu supaya tidak berada pada tahap ini vaksinasi adalah upaya preventif. Vaksinasi seharusnya dilakukan sampai anak genap berusia lima tahun.

Baca Juga  Apa Itu Herd Immunity?
Vaksin Tidak Hanya Untuk Balita dan Anak-Anak

Melakukan vaksin adalah bentuk investasi kesehatan jangka panjang. Maka dari itu, pemberian vaksin tidak hanya untuk balita dan anak-anak. Orang dewasa juga memerlukan vaksin. Hanya saja orang dewasa tidak mendapatkan vaksin yang sama dengan balita dan anak-anak.

Orang dewasa harus mendapatkan vaksin. Tidak dapat memungkiri bahwa semakin tambah usia kekuatan tubuh semakin melemah. Vaksin hadir untuk menguatkan kembali sistem kekebalan tubuh. Vaksin yang diterima ketika kanak-kanak akan menghilang seiring bertambahnya waktu. Maka dari itu vaksin berperan sebagai pembaruan vaksin ketika kanak-kanak.

Vaksinasi adalah salah satu upaya pemerintah menjaga kesehatan masyarakat. Selain vaksinasi, seluruh anggota keluarga harus menjaga kebersihan dan kesehatan. Keluarga yang sehat adalah upaya meningkatkan kesejahteraan kesehatan negara. Keluarga yang sehat membantu pemerintah meningkatka indeks kesehatan negara.

Bagikan
Post a Comment