f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
disabilitas

Aku Ingin Jadi ABK

“Adik Fariz suka usil sama Fariz,” kata seorang ibu dari dua anak, dan salah satunya adalah penyandang autis.

Ibu Fariz adalah salah satu dari orang tua anak disabilitas (anak berkebutuhan khusus atau ABK) yang saya temui secara berkala. Sebagai pengelola sekolah inklusi tingkat TK dan SD, saya menjadwalkan pertemuan khusus dengan orang tua anak disabilitas. 

Dari pertemuan-pertemuan dengan orang tua disabilitas, hal yang menarik perhatian saya adalah  hubungan anak disabilitas dengan saudara sekandungnya. Selain ibu Fariz, orang tua lain pun bercerita tentang perilaku sibling disabiltas. Mereka mencubit, merebut mainan, atau mengganggu tidur kakak atau adiknya yang disabilitas itu.

Inilah yang ibu Fariz sebut dengan “usil”. Saya berpikir keusilan itu adalah ekspresi cemburu kepada saudara disabilitas karena yang mendapat perhatian besar dari orang tua mereka.

Betapa tidak, ia melihat orang tuanya sibuk mengantar jadwal saudara disabilitasnya ke tempat terapi, les berenang, atau les musik. Sementara si sibling, ikut menunggu sesi terapi di lobi dengan rasa bosan. Mungkin juga dia diikutkan les berenang dan musik, mungkin juga hanya menunggu di mobil atau ruang tunggu.

Kemungkinan juga dia disekolahkan di sekolah yang gratis, atau yang dekat rumah. Berbeda dengan saudara disabilitas yang bersekolah di tempat yang khusus, sekalipun perlu upaya antar jemput. Mungkin juga ayah bundanya lebih sering menghadiri undangan di sekolah disabilitas dibanding di sekolahnya.

Ada kemungkinan dia melihat cara berkomunikasi yang berbeda antara dirinya dengan saudara disabilitasnya. Ibunya akan memuji bila saudara disabilitas itu menghabiskan makan, atau mengembalikan mainan ke tempatnya. Dia merasa tidak mendapatkan ekspresi yang sama dari ibunya bila menghabiskan makanan atau merapikan mainan.

Baca Juga  Ngaku Kena Covid, Memang Salah Ya?

Mungkinkah perbedaan penanganan membuat sibling disabilitas menjadi lebih disabilitas? Kalau  anak disabilitas belajar segala sesuatu  –motorik halus, motorik kasar, gelap terang, kasar halus, perencanaan motorik, ritme, komunikasi– secara terstruktur, maka anak yang tumbuh normal dibiarkan belajar sendiri karena dianggap akan bisa berkembang dengan alami.

***

Dari pengalaman di sekolah, saya melihat  ada sibling disabilitas yang menjadi caper (cari perhatian) di sekolah dengan berlaku kasar, bersuara keras dan meniru kata-kata yang biasa diucapkan kakak adik disabilitasnya. Misalnya, “Rama tidak mau, Rama tidak mau.”  Misbehavior sibling disabilitas ini menjadi bumerang bagi perkembangan anak disabilitas, karena stimulasi negatif dari sibling.

Bila sudah terjadi penularan perilaku dari anak disabilitas kepada sibling, kami akan meminta pertimbangan orang tua untuk menyekolahkan anaknya di tempat kami, atau tetap di sekolah lama, namun ada upaya dari sekolah untuk menangani perilaku sibling dengan tepat; seperti memberikan peran, perhatian dan aturan. Setidanya agar kakak dan adik mendapatkan pola penanganan yang sama. Misalnya, soal keteraturan dalam meletakkan tas, atau mengambil dan merapikan mainan.

Alternatif kedua tampaknya sulit, karena kita tidak bisa mengatur lembaga lain kan. Ya, pilihannya adalah menyekolahkan siblingitu di tempat kami. Kami sendiri merasa bila saudara sekandung anak disabilitas bersekolah di tempat yang sama, keduanya akan lebih bisa saling menularkan perilaku yang baik, karena keduanya akan bergerak dalam pola yang sama dan punya kesempatan yang sama untuk berkembang.

Kembali ke cerita Fariz. Pada akhirnya Fariz pindah ke sekolah kami. “Aku senang bersekolah di sekolah Abang,” katanya di hari pertama bersekolah.

Sebelumnya, dia hanya diam saja di mobil bila diajak menjemput abangnya, atau dia akan bereksplorasi di seluruh area sekolah tanpa bisa dicegah. Setelah bersekolah di tempat kami, dia menjadi lebih tenang di rumah, dan di sekolah mengikuti kegiatan kelas dengan semangat. Bahkan saat pentas sekolah, menurut ibunya, untuk pertama kalinya dia mau menari di panggung. Di sekolah lamanya, dia hanya berkeliling di arena bila ada acara pentas.

Baca Juga  Penguatan Hak Dan Kewajiban dalam Perkawinan Disabilitas, Perspektif Kompilasi Hukum Islam

Saya tidak mengatakan sekolah kami lebih baik daripada sekolah lamanya. Hal yang membuat sibling itu berubah adalah rasa bahwa dia mendapatkan perhatian yang sama dengan abangnya.

Fariz tak lagi berpikir, “Lebih enak jadi Abang.”

Bagikan
Post tags:
Comments
  • Menarik sekali kak, cerita sibling hampir dirasakan oleh semua keluarga yang memiliki lebih dari 1 anak. Setuju sekali dengan cerita di atas sibling disabilitas akan lebih menarik perhatian kepada anak yang berkebutuhan khusus sementara anak lain juga membutuhkan perhatian yang sama.

    September 21, 2021
  • Titis

    Cerita yang adem dan menarik. Saling memahami dan mensyukuri

    September 21, 2021
  • DY

    Cerita yang menginspirasi. Belajar dari cerita ini, tidak hanya untuk sibling disabilitas, kita juga yg mempunyai putra/i dengan perkembangan normal berupaya memberikan perlakuan yang sama tanpa membedakan.

    September 21, 2021
  • Rusto Wibowo

    Menarik, uraian tulisan di atas. Memotret, memberikan perhatian, dan penanganan khusus, justru bukan pada anak disalilitas/ABK tetapi pada anak siblis disabilitas. Hal ini justru lupa mendapat perhatian baik oleh orang tua si anak ataupun lembaga pendidikan yg menaungi anak tersebut. Semoga tulisan ini menjd inspirasi bagi orang tua dan juga lembaga pendidikan di mana anak tersebut menimbang/mencari pengalaman hidup. SUKSES selalu untuk Bu Endang dgn lembaga pendidikannya dan terus berKARYA. Salam….

    September 22, 2021
  • Hal-hal yang sering luput ya. Anak yang “baik-baik saja” sehingga cenderung terabaikan karena memang tidak terlalu menuntut perhatian

    September 22, 2021
  • Tengku Malinda

    Perkembangan setiap anak pasti berbeda. Itu saja sudah cukup menantang. Dalam kondisi sepert ini peran orang tua sangat penting supaya perkembangn masih optimal ya

    September 22, 2021
Post a Comment