f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
energi cinta

Melihat Pernyataan Kontroversial Emmanuel Macron

Islam agama yang sedang krisis di dunia.” Emmanuel Macron

Membaca pernyataan Emmanuel Macron di atas, sosok non muslim yang sedang menjabat sebagai Presiden Prancis, tentu saja menggores akal dan kalbu saya sebagai muslim. Pernyataan yang terkesan sarkasme.

Cukup lama saya merenung, kok bisa ya, seorang Presiden membuat pernyataan yang sangat melukai iman dan keyakinan umat Islam diseluruh dunia. Bahkan membenarkan tindakan oknum warganya yang membuat dan memviralkan karikatur Nabi Muhammad Saw.

Semenjak saya masih balita, kedua orang tua telah mengajarkan dan mencontohkan agar saya selalu bersalawat untuk Nabi Muhammad Saw, sebagai wujud rasa hormat, kecintaan yang sungguh-sungguh, dan komitmen yang kuat untuk mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an dan Sunah Nabi dengan paripurna.

Selanjutnya hal yang paling mendasar bagi setiap umat Islam adalah mengikrarkan kalimat kesaksian tauhid, “Tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan-Nya. Keimanan setiap muslim dibuktikan dengan ikrar syahadatnya.

Apakah umat Islam dapat menerima pernyataan Emmanuel Macron, yang kapasitasnya sebagai Presiden Prancis bahwa Islam agama yang krisis dan membenarkan perbuatan membuat dan memviralkan karikatur Nabi Muhammad Saw?

Kita telah saksikan, ternyata, setelah sebulan pidato itu ditayangkan dan viral, reaksi pemimpin negara-negara Islam di Timur Tengah, Pakistan, Banglades, Rusia, dan Indonesia menyampaikan sikap dengan memprotes Presiden Prancis. Bahkan beberapa pemimpin negara Islam telah memboikot produk ekspor yang bermerk dan berlabel Prancis.

Seturut dengan itu, umat Islam dibelahan dunia melakukan aksi protes dengan mendatangi kedutaan besar Prancis. Mereka tidak menerima dan keberatan atas perbuatan yang terindikasi tidak etis dan merupakan perbuatan penghinaan kepada nabi dan rasul pembawa risalah Islam ini.

Baca Juga  Kreatifitas Pendidikan di Masa Pandemi: Penunjang Keterampilan Anak

Bahkan ekses dari peristiwa ini telah terjadi perbuatan anarkis yang berujung pembunuhan. Dan saat ini, pihak otoritas Prancis sedang melakukan penyidikan dan telah menangkap pelakunya.

Bagaimanakah sikap umat Islam di Indonesia yang jumlah pemeluknya terbanyak di dunia?

Aksi protes pun telah terjadi dengan cara berunjuk rasa; mendatangi kedutaan besar Prancis di Jakarta untuk menyampaikan protes keras atas kejadian ini. Pimpinan Ormas dan komunitas Islam, melakukan protes atas kekonyolan oknum yang telah membuat karikatur Nabi Muhammad Saw dan memviralkannya; serta kepongahan seorang Emanuel Macron selaku Presiden Prancis. Akibat peristiwa ini, persaudaraan antar umat beragama di dunia menjadi terganggu dan terkoyak.

Sejujurnya akal dan kalbu saya terusik dan ada kelindan pikiran yang mengganggu. Namun, pandangan dan pendapat saya atas kelakuan oknum yang membuat karikatur Nabi Muhammad Saw dan pernyataan Emmanuel Macron sebagai Presiden Prancis, ada semacam lompatan berpikir dan hikmah untuk berdamai dengan diri sendiri. Melihat dengan mata hati yang jernih dari arsiran dan sudut pandang yang lain.

Hal ini tentu saja dilatari proses penempaan dan pembelajaran yang panjang. Melintasi ruang dan waktu pada usia lebih setengah abad ini, terjadi kontribusi besar yang membuat akal, kalbu, dan jiwa untuk menyikapi fenomena dan segala kejadian dengan permakluman dan memaafkan, sepanjang itu tidak anarkis dan mengancam nyawa saya, keluarga, dan sesama saudara seiman.

Ada semacam pencerahan yang membuat jiwa ini tenang dan damai, saat membaca tulisan Habib Ali al-Jufri, “Memukul musuhmu itu tidak harus melukai apalagi membunuhnya.”

Habib Ali al-Jufri salah satu contoh dan teladan bagi ulama dan umat muslim.

Dia, mendatangi dan menemui Kurt Westergaard, seorang penulis karikatur Nabi Muhammad Saw. Kurt Wertergaard bertanya pada Habib Ali al-Jufri, “Mengapa Anda tidak marah dan benci terhadap saya, seperti umat Islam lainya?” Habib Ali al-Jufri menjawab dengan lembut, “Mengapa harus marah, kalau pun Rasulallah masih hidup dan bertemu Anda, saya yakin beliaupun tidak akan marah pada Anda.”

Baca Juga  Yakin dia Jodohmu? Atau Jodohmu Dia?
***

Dialog singkat Habib Ali al-Jufri dengan Kurt Wartaard pada momen pertemuan itu, menstimulan pikiran saya, untuk tidak reaktif dan cepat merespon berita buruk dan berita baik sekalipun. Ada semacam  peningkatan kapasitas kesadaran, untuk bersikap bijaksana, proporsional, terukur, dan  tabayyun dalam menyikapi lalu lintas arus informasi media sosial dan media digital yang bersicepat memenuhi mata dan telinga di era milenial ini.

Pada bagian lain, saya pun membaca mutiara hikmah dari ahli tafsir Al-Qur’an di Indonesia. Sebagai ulama besar yang salih dan arif, beliau adalah M. Quraish Shihab. Inilah mutiara hikmah itu “… di sinilah berperan sikap aktif wasathiyyah, sebagaimana berperan pula kata padanannya yakni ‘adil’ dalam arti menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.

Dari ayat-ayat Al-Qur’an yang menganjurkan bersikap tegas kepada orang-orang munafik dan kafir, tidak serta merta sikap tegas itu dipahami sebagai sikap kasar yang harus dilakukan kepada semua orang yang munafik dan kafir kapan pun, di manapun, dan bagaimanapun keadaan mereka.”

“Nabi Muhammad Saw, enggan menjatuhkan hukuman kepada Abdullah bin Ubay bin Salul yang sangat jelas kemunafikan dan gangguannya terhadap Islam dan kaum muslimin. Beliau menolak menjatuhkan hukuman mati terhadapnya atas usul Sayyidina Umar r.a. Bukan karena ia tidak wajar dijatuhi hukuman itu, tetapi berdasarkan pertimbangan yang disampaikan nabi, “Nanti orang akan berkata bahwa Muhammad Saw membunuh ‘sahabatnya’-nya,” (H.R. Bukhari).

***

Rentang waktu perjalanan panjang hidup saya. Tuhan telah mentakdirkan pertemuan dan perkenalan dengan banyak orang dari berbagai etnis, suku, dan bangsa. Baik sebagai sesama bangsa Indonesia maupun dari manca negara. Sebagai teman, relasi bisnis, mitra kerja, dan sahabat. Bahkan sebagai saudara kandung.

Baca Juga  Bahagia Menjadi Wirausaha Tanpa Mengenal Usia

Walau faktanya iman dan keyakinan kami berbeda. Namun, kami saling menghormati dan tidak pernah mempersoalkan iman dan keyakinan masing-masing. Hubungan pun terjalin dengan rukun, guyub, solid, dan saling menghormati.

Sebagai seorang muslim, mestinya sikap dan karakter hidup kita plural, humanis, egaliter, dan harmoni dalam perbedaan iman. Kita jadikan patron dalam menjalin temali komunikasi persaudaraan antar sesama insan ciptaan Tuhan. Perbedaan itu adalah sunatullah yang fitrah dan given. Tentu saja ini adalah anugerah yang paling indah dari Tuhan Yang Maha Menghimpun.

Empat belas abad telah berlalu dan waktu terus akan berpacu. Babad segala rupa penistaan, penghinaan, pelecehan, dan fitnahan yang ditujukan oleh orang-orang yang anti Islam kepada manusia agung, insan kamil, pembawa ajaran penuh energi mengasihi dan menyayangi, juga nabi dan rasul yang membawa rahmat untuk semesta alam. Menurut pendapat saya justru membuat ajaran tauhid Islam menjadi jalan hidayah. Faktanya jumlah muslim di dunia dari waktu ke waktu kian bertambah dengan masif dan signifikan.

Bagikan
Post a Comment