f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
muhammadiyah perempuan berkemajuan

Muhammadiyah Membawa Perempuan Berkemajuan

Tanggal 18 November, menjadi hari lahirnya salah satu organisasi terbesar di dunia, Muhammadiyah, sehingga sudah pastilah besar pula perannya dalam kehidupan umat manusia. Di usianya yang ke-108 tahun, tidak membuatnya menua, namun seakan semakin menegaskan eksistensinya di berbagai aspek kehidupan.

Meski hadir dari inisiatif seorang laki-laki bernama KH. Ahmad Dahlan, tetapi Muhammadiyah memberikan perhatian lebih bahkan khusus terhadap kaum hawa. Ini terlihat dari adanya ‘Aisyiyah dan Nasyi’atul ‘Aisyiyah yang menjadi organisasi otonom di bawah naungan panji Muhammadiyah, di mana Siti Walidah, istri dari Kiai Dahlan yang menjadi pelopor gerakan perempuan Islam tersebut.

Lahir di kampung Kauman 108 tahun yang lalu, Muhammadiyah hadir bak oase di tengah kegersangan pemikiran. Menjadi pencerah dalam kegelapan pikiran, dan sebagai penggerak Islam berkemajuan. Perempuan pun merasakan pengaruh dari adanya Persyarikatan tersebut, di mana para perempuan mendapatkan porsi yang sama dalam setiap aspek kehidupan, tentunya dengan adanya ketentuan yang telah diatur dalam syari’at.

Salah satunya di bidang pendidikan, perempuan memiliki kesetaraan dalam menuntut ilmu, perempuan bukan hanya tentang memasak, mengurus anak, atau berdiam diri di rumah saja. Namun Muhammadiyah menempatkan kaum hawa sebagai manusia yang memiliki hak yang sama dengan lelaki, ia berhak mendapatkan pendidikan yang layak, serta perlakuan yang berbudi luhur.

***

Mengingat kata Nyai Dahlan, “Perempuan punya hak untuk menjadi pintar”, sudah pastilah Nyai Walidah juga memperjuangkan emansipasi perempuan. Dalam perkembangannya, perempuan Muhammadiyah memiliki andil yang besar bagi bangsa, bukan cuma dalam kehidupan rumah tangga. Sehingga membuatnya menjadi sosok yang lembut nan tangguh, serta memiliki intelektualitas yang berkualitas.

Muhammadiyah membawa dan mengantarkan perempuan menuju serta mengikuti kemajuan zaman, seperti melalui pendidikan, pembinaan di organisasi, serta menjadi wadah dalam mengembangkan diri. Kiai Dahlan jauh hari sudah memandang kesetaraan gender (feminisme), meski memiliki tempat yang sama, namun tidak melupakan kodrat dan tugasnya sebagai perempuan. (Abdul Munir Mulkhan, Kiai Ahmad Dahlan: Jejak Pembaruan Sosial dan Kemanusiaan, 2010:286).

Baca Juga  Sekolah Bukan Sekedar Nilai

Muhammadiyah juga tidak mempermasalahkan ketika perempuan menjadi seorang pendakwah (keagamaan), berperan dalam masalah sosial, sampai pendidikan. Adanya ‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan di Muhammadiyah bukan untuk memisahkan antara perempuan dan laki-laki, tetapi justru ‘Aisyiyah hadir untuk mengiringi gerak langkah Muhammadiyah.

Persyarikatan ini bukan hanya menempatkan perempuan dalam kesetaraan, tetapi juga memperlakukan perempuan secara terhormat dan memuliakannya. Tak pelak, banyak perempuan yang ‘jatuh hati’ kepada Muhammadiyah, karena Muhammadiyah memberikan ruang bagi kaum hawa dalam mengembangkan serta memajukan dirinya.

Muhammadiyah Ramah Perempuan

Banyak ruang yang diberikan Muhammadiyah bagi kaum hawa, dapat dilihat dari adanya ortom yang membina harkat perempuan seperti ‘Aisyiyah dan Nasyi’atul ‘Aisyiyah. Belum lagi peran serta mereka di berbagai Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), mungkin disebagian AUM didominasi para kaum putri dan emak-emak. Ada yang mengabdikan diri menjadi guru, tak sedikit pula yang mendedikasikan hidupnya dibidang sosial dan kesehatan.

Mereka dapat mengaktualisasi diri dengan nyaman dan aman bersama Muhammadiyah, tidak hanya tercerahkan namun juga Persyarikatan turut serta memajukan peran dan pikiran para perempuan. Sehingga dalam Muhammadiyah, perempuan sangat diperhatikan dan diberikan kenyamanan. Perempuan Muhammadiyah terdidik dan juga mendidik kehidupan, ini selaras dengan cita-cita konstitusi, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Begitulah kiranya Muhammadiyah dalam memperlakukan perempuan, memberikan tempat, dan memajukan perempuan dengan tetap memperhatikan hakikatnya.

Maka, usia lebih dari seabad Muhammadiyah, bukan hanya memberikan sumbangsihnya bagi negeri tanpa pamrih. Di tahun yang berbeda dengan sebelumnya, di kala pandemi masih membayangi negeri. Muhammadiyah masih turun tangan berta’awun bagi negeri, ketika kita menyaksikan tak sedikit relawan-relawan Muhammadiyah dari kaum perempuan ikut andil dalam membantu masyarakat. Sehingga pada kenyataannya, perempuan mampu bergerak dan menggerakan, perempuan dapat menjadi teladan, dan perempuan terdidik dan mampu mendidik bersama Muhammadiyah. 

Baca Juga  Bukan Negeri atau Swasta, Tetapi Hati yang Terjaga
Perempuan Pelopor Gerakan

Perempuan bukan soal bumbu dapur atau hanya teman tidur, perempuan tidak hanya soal mengurus rumah tangga. Tetapi bersama Muhammadiyah, kaum hawa dapat memberikan manfaat bukan hanya untuk keluarga, tapi untuk seluruh masyarakat luas. Muhammadiyah menganggap bahwa perempuan merupakan elemen penting dalam mengemban dakwah islam, para puteri Muhammadiyah dan ibu ‘Aisyiyah menjadi pelopor pergerakan Islam terutama di akar rumput (Ranting).

Pandangan Muhammadiyah yang sebagaimana uraian di atas terhadap perempuan, membuat Persyarikatan turut membantu meningkatkan harkat dan martabat kaum hawa sebagai makhluk yang dapat memberi manfaat. Bukan hanya berkutat soal rumah, tetapi memberikan kontribusi bagi umat serta bangsa di berbagai bidang.

Oleh karena itu, Muhammadiyah telah mengantarkan perempuan menuju arah berkemajuan, berkemajuan dalam pikiran melalu pendidikan. Berkemajuan dalam mendidik dengan ilmu agama yang mumpuni, berkemajuan dalam perannya terhadap lingkungan dan kemasyarakatan. Sehingga perempuan tidak hanya berpangku tangan, bersama Muhammadiyah perempuan dapat lebih berkembang dalam mengaktualisasi diri, mempunyai kualitas serta integritas dalam landasan keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hanya ucapan terima kasih yang paling tidak dapat kita sampaikan kepada Persyarikatan, dan Muhammadiyah pastinya akan tetap istiqomah dalam membina dan memuliakan perempuan. (*)

Selamat Milad 108 Tahun Persyarikatan Muhammadiyah.

Bagikan
Comments
  • Siti Mukhilifah

    Luar Biasa mas Hendra, tulisan yang berbobot sangat mebginspiradi kami kaum hawa dalam wadah gerakan perempuan Aisyiyah tercinta.

    November 19, 2020
Post a Comment