f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
jiwa yang bersedih

Makna Teologis dalam Lagu “Jiwa yang Bersedih”

Namanya hidup, memang tidak selalu tentang merasa bahagia. Kadang kala, di tengah jalan kehidupan, kita menemukan perasaan sukar yang namanya kesedihan. Perasaan lelah, letih, terluka, merasa tidak didengar dan dihargai, bersikap seolah-olah kuat dan baik-baik saja. Tersenyum walaupun hati menangis tentu pernah dirasakan semua orang.

Lewat lagu “jiwa yang bersedih”, Ghea Indrawari menyemangati orang-orang yang perasannya sedang bersedih dan berusaha tegar menjalani kehidupan di dunia yang mengabaikan. Sekilas, lirik lagu ini berisikan untaian kata-kata optimis, untuk tidak larut dengan kesedihan yang berkepanjangan.

Namun, kalau kita coba renungi kembali makna lagu ini, ternyata relate dengan pesan yang disampaikan Allah Swt. dalam ayat al-Qur’an. Bagaikan surat cinta, Allah Swt. juga menyemangati hamba-hamba-Nya yang beriman karena ditimpa kesedihan dan menunjukkan jalan kembali kepada-Nya untuk mengobati rasa sedih itu. 

Dalam tulisan ini, penulis akan menarik makna teologis dalam lirik lagu “jiwa yang bersedih” dengan menghubungkan ayat di dalam al-Qur’an. Disclaimer,  penulis tidak sedang coba “cocokologi” lagu ini dengan pesan di dalam al-Qur’an. Tetapi penulis juga melandaskan ayat-ayat al-Qur’an yang relate dengan lagu tersebut berdasarkan penafsiran al-Qur’an dalam kitab tafsir.

***

Menangislah
Kan kau juga manusia
Mana ada yang bisa
Berlarut-larut
Berpura-pura sempurna

Menangis merupakan hal yang fitrah bagi manusia. Bahkan kata menangis disebutkan Allah Swt. dalam al-Qur’an sebanyak 8 kali, salah satunya dalam Q.S An-Najm ayat 43; “Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis”. As-Sa’di dalam tafsirnya menyebutkan bahwa Allah lah menciptakan sebab-sebab manusia menangis yaitu kesedihan, namun dibalik tangisan tersebut Allah menyimpan hikmah yang tinggi di dalamnya. Menangis bukan berati kita lemah dan tidak berdaya. Mengutip sebuah novel yang ditulis Tere Liye; menangis dalam situasi tertentu justru adalah simbol kekuatan, kesabaran dan kehormatan. Maka menangislah, ketika harus dan membuatmu lega!

Baca Juga  Ibumu, Engkau, dan Temanmu (2)

Selain itu, lagu ini mengajarkan kita untuk mensyukuri apa yang kita punya. Memang tidak ada manusia yang sempurna, tetapi Allah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya (Q.S At-Tin ayat 4). Karena itu, manusia diperintahkan oleh Allah untuk bersyukur, karena kesyukuran manusia kepada Allah sesungguhnya ia bersyukur kepada dirinya sendiri (Q.S Luqman ayat 12). Manusia tidak akan berhenti dan selalu mencari kesempurnaan untuk dirinya, menjadi orang lain hingga lupa untuk mencintai dirinya sendiri. Padahal, kebahagiaan yang sejati akan kita dapatkan ketika kita mampu untuk bersyukur dari hal-hal yang kecil.

***

Sampaikan pada jiwa yang bersedih
Begitu dingin dunia yang kau huni

Allah Swt. menjadikan dunia sebagai tempat ujian. Bukan Allah tidak sayang kepada Hamba-Nya, justru dengan ujian yang Allah berikan akan menaikkan tingkat kemuliaan manusia bagi yang sabar. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Q.S Al-Baqarah ayat 155; “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”.

Dalam Tafsir At-Tanwir Muhammadiyah, ayat ini sebagai penegasan bahwa Allah pasti akan menguji setiap manusia dengan berbagai cobaan yang dihadapinya. Setidaknya dalam ayat ini kita menyadari satu hal, bahwa bukan cuman kita sendiri yang mendapatkan ujian di dunia. Tidak ada manusia di dunia ini yang tidak Allah uji. Hal ini juga Allah nyatakan dalam Q.S Al-Ankabut ayat 2; “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?”. Menurut Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa tiap-tiap manusia akan diuji sesuai kadar keimanannya.

Baca Juga  Degradasi Marginalisasi Menuju Perempuan Multiperan

Terkadang ujian atau cobaan membuat manusia bersedih dan sukar menerimanya. Tetapi ketahuilah, ketika Allah menghibur dengan memberikan kabar gembira kepada hamba-Nya yang beriman dan percaya bahwa ujian ini adalah tanda kasih sayang Allah. Begitu lembut Allah katakan dalam Q.S Ali-Imran ayat 139; “Janganlah kamu lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, karena kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.

Hamka dalam Tafsirnya Al-Azhar mengomentari ayat ini, bahwa keimanan yang membuat manusia ketika diuji akan diangkat derajatnya. Sayangnya kebanyakan manusia ketika diuji membuat ia semakin jauh dari Allah, menganggap ujian merupakan kebencian Allah dan merasa beban ujian yang diterima terlalu berat. Semua itu terjadi karena kosongnya iman di hati ketika ujian itu datang.

***

Jika tak ada tempatmu kembali
Bawa lukamu biar aku obati

Mengutip kalimat dalam sebuah buku yang pernah dikasih oleh seorang teman, “Kita hanya cukup mengingat, bahwa Allah Maha Besar untuk masalah kita yang kecil”. Jika yakin semua masalah atau ujian yang kita kembalikan kepada Allah, maka pertolongan Allah akan datang kepada siapapun yang menyerahkan kepada-Nya. Pesan ini Allah sampaikan dalam Q.S Ali-Imran ayat 173; “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung“.

Menjadikan Allah sebagai pelindung (wakil) dalam ayat tersebut, menurut Quraish Shihab merupakan bentuk penyerahan kita sebagai manusia yang memiliki keterbatasan dan ke-Maha mutlakan Allah yang mengatur segala persoalan. Karena dengan menjadikan-Nya sebagai pelindung atau wakil, manusia telah terlebih dahulu sadar, bahwa pilihan Allah adalah pilihan yang terbaik.

Tidak kah letih kakimu berlari
Ada hal yang tak mereka mengerti
Beri waktu tuk bersandar sebentar
Selama ini kau hebat
Hanya kau tak didengar

Lirik lagu ini, jika kita kontekskan pada Allah akan menyadarkan kita untuk jangan berharap kepada manusia, karena pasti akan kecewa. Sebaliknya, berharap kepada Allah maka Allah tidak akan mengecewakan bagi yang berharap dan bergantung kepada-Nya. Hal ini senada dalam al-Qur’an surah Al-Insyirah; “Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”. Selain itu, mengharapkan pengakuan manusia di dunia sesungguhnya tidak banyak manfaat kita dapatkan. Tetapi, mengharapkan pengakuan dari Allah Swt. maka kebahagiaan hakiki yang kita dapatkan, tidak hanya di dunia melainkan juga di akhirat.

Baca Juga  Ibumu, Engkau, dan Temanmu (1)

Ini merupakan janji Allah yang diabadikan dalam Q.S Al-Baqarah ayat 186; “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi-Ku, dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. Menurut Al-Maraghi dalam tafsirnya, ayat ini menegaskan janji Allah akan mengabulkan permintaan orang yang berdo’a kepada-Nya. Jika Allah telah berjanji, tidak mungkin Allah yang Maha Mengetahui dan Mendengar tidak menepati janji-Nya.

***

Makna lagu “jiwa yang bersedih” yang dinyanyikan Ghea Indrawari ini bisa saja sesuai ataupun tidak dengan ayat di dalam al-Qur’an. Namun terlepas itu semua, memaknai lagu ini ke dalam makna teologis akan memberi pemahaman bahwa kesedihan yang dialami manusia dengan cobaan adalah tanda Allah sedang mencintai hambanya.

Bagikan
Post a Comment