f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
manusia intelektualitas

Manusia, Intelektualitas dan Humanitas

Kitab suci Alquran telah mengatakan bahwa yang namanya manusia itu nyaris sempurna. Bahkan tanpa cacat, berada dalam posisi yang lebih mulia derajat dan kedudukannya. Sebagaimana tercantum dalam Alquran surat Fushshilat ayat 53 “sesungguhnya akan kami tunjukkan tanda-tanda (ayat) kami, di ufuk-ufuk (alam semesta) dan pada diri mereka sendiri”.

Ayat Alquran di atas dengan jelas memberikan gambaran secara lengkap tentang betapa pentingnya akal dan renungan atas diri sendiri dari segala tanda-tanda alam yang ada di alam semesta ini. Tentang tumbuhan, hewan dan segala alam yang terbentang luas, juga tentang lautan dan langit yang begitu tinggi. Sudah menjadi hal yang wajib bagi seorang muslim untuk menyakini kekuasaan Allah Swt. sebagai maha pencipta.

Manusia Pemimpin Dunia

Allah Swt. dengan kuasanya memberikan amanah kepada manusia sebagai pemimpin atau khilafah di bumi ini sebagaimana termaktub dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 30 “ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “mengapa engkau mejadikan (khalifah) di bumi itu orang yang membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji engkau dan mensucikan engkau?” tuhan berfirman: “sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” .

Dalam hal ini penulis menganalisis bahwa Allah Swt. menciptakan manusia dengan welas-asih yang luar biasa, dengan memberikan tugas kepada manusia untuk menjadi pemimpin dunia. Meski pada tingkatan yang paling bawah yakni menjadi pemimpin bagi diri sendiri, keluarganya maupun lingkungannya. Tentu hal semacam ini jika tidak diiringi dengan ilmu pengetahuan yang luas, tentu akan merasa kesulitan. Maka dari itu pemahaman atas akal-intelektual harus betul-betul di mengerti dengan baik. Sebagaian dasar pula untuk kemanfaatan bagi sesama umat manusia. Sebagaimana sabda rasulullah Saw. “sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.”

Baca Juga  Hak Pekerja Perempuan dalam Bayang-Bayang RUU Cipta Kerja

Allah Swt juga berfirman “jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri” QS Al-Isra : 7. Intisari dari kedua dalil tersebut ialah bagaimana kita sebagai manusia kususnya sebagai seorang muslim saling memberikan kemanfaatan bagi sesama umat manusia dan segala ciptaan Allah Swt. baik kepada hewan maupun tumbuhan yang memang sama-sama makluk ciptaan Allah Swt.

Menumbuhkan Humanitas

Sebagaimana yang penulis singgung pada judul di atas “intelektual dan humanitas” bahwa dua hal ini harus saling bersamaan. Baik sebagai manusia yang cerdas dan memiliki pengetahuan luas, hendaknya menghadirkan kepekaan terhadap isu-isu kemasyarakatan. Contohnya analisis sosial kita pada masyarakat miskin, yang mana kehidupannya dibawah rata-rata. Sehingga kepedulian kita terhadap mereka sangatlah nihil. Padahal kita mengetahui, ada tetangga sebelah yang dalam hidupnya saja penuh dengan keprihatinan. Namun, kita sendiri dengan enaknya tidur tanpa memikirkan hal itu. Seharusnya kita tolong dan kita bantu, entah itu membantu mencarikan pekerjaan dan lain sebagainya.

Kita sering lalai atas itu, kerana sifat ke-egoisan kita sebagai manusia. Begitu juga tidak pernah belajar benar tentang arti kehidupan, seolah kita terlalaikan dengan kenyamanan hidup dan segala kemewahannya. Ironinya aktor yang tenggelam dalam kenyamanan dunia adalah mereka yang mengedepankan intelektual. Kecerdasannya tidak mereka manfaatkan dengan baik dan tidak juga memberikan kebermanfaatan bagi masyrakat. Hal ini patut kita soroti, kususnya bagi mereka yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Seorang yang berpendidkan seharusnya menjadi garda terdepan bagi perubahan masyarakat. Minimalnya menjadi contoh kecil bagi kemanfataan lingkungannya.

Kesadaran individu atas lingkungan harus menjadi perhatian bersama, lantaran kita sebagai makluk sosial seyogyanya memperhatikan masyarakat dan lingkungan kita. Dengan perhatian dan kiprah kita kepada masyarakat dapat menjadikan kita muslim yang baik bagi diri sendiri dan lingkungan. Menjadi seorang muslim yang cerdas, berdaya dan mandiri adalah nilai yang ideal bagi masyarakat dewasa saat ini. Ini menjadi bahan renungan kita bersama sudah sebaik apa di lingkungan kita? Dan sudah sebermanfaat apa diri kita pada masyarkat atau lingkungan kita. Semoga tulisan ini menjadi cambukan bagi diri sendiri maupun masyarakat umum.

Baca Juga  IMMawati dan Generasi Strawberry: Bagaimana Nasib Penerus Nyai Walidah dan R.A Kartini?

Editor : Fadhil Azhar Permana

Bagikan
Post a Comment