f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
ekonomi perempuan

Perempuan Penyangga Ekonomi Indonesia 

Dalam strata apapun perempuan memiliki banyak peran dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari lingkup terkecil keluarga sampai pada lingkup negara. Dalam lingkup keluarga sebagaimana kita pahami bersama perempuan menjadi manajer dalam segala bidang penghidupan. Mulai dari manajer pendidikan hingga pengaturan ekonomi keluarga.

Pada era emansipasi hari ini, perempuan berhadapan dengan peran istimewanya untuk mampu menyeimbangkan waktunya di dunia domestik dan publik. Dalam menghadapai semuanya itu maka para wanita hendaknya memiliki otonomi dalam kesehariannya. Menciptakan hal tersebut menjadi pekerjaan yang besar, terlebih Indonesia memiliki jumlah penduduk keempat di dunia. Berdasar hasil Sensus Penduduk 2020 jumlah penduduk perempuan sebanyak 49,42 persen.

Meningkatnya jumlah penduduk perempuan seiring dengan pertumbuhan tenaga kerja perempuan di Indonesia yang aktif dalam perekonomian. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Perempuan dari tahun ke tahun. TPAK perempuan pada Februari 2022 sebesar 54,27 persen. Namun, angka tersebut berada jauh di bawah TPAK laki-laki sebesar 83,65 persen. Sektor pekerjaan menjadi satu di antara banyak hal lain yang menarik untuk dibincangkan. Bagaimana capaian hidup yang diraih oleh kaum wanita dan laki-laki akan selalu menarik, terutama yang berkaitan dengan kesetaraan gender

Realitas Wanita Indonesaia

Salah satu indikator ketidaksetaraan gender secara global menggunakan GII (Gender Inequality Index) yang terdiri dari dimensi kesehatan reproduksi, pemberdayaan perempuan dan pasar tenaga kerja. Besaran GII Indonesia tahun 2019 menurut data UNDP adalah sebesar 0,48 yang memposisikan Indonesia berada di atas angka rata-rata global dan bahkan di ASEAN pun masuk negara yang cukup tertinggal untuk hal ini. Angka TPAK Indonesia keempat terendah di antara negara di ASEAN. Kurang baiknya GII Indonesia salah satunya didorong oleh masih tingginya disparitas capaian wanita dan laki-laki dalam dunia ketenagakerjaan.

Baca Juga  Kami Perempuan, Setara Di Hadapan Allah

Indikator lain yang menunjukkan rendahnya keterlibatan perempuan dapat dilihat pada angka EPR (Employment to Population Ratio) yaitu sebesar 51,51 persen. Jadi rasio perempuan yang bekerja terhadap jumlah perempuan usia kerja masih lebih rendah dari laki-laki yaiatu sebesar 78,37. Dengan kata lain perempuan masih kalah bersaing dalam pasar tenaga kerja.

Rendahnya keterlibatan perempuan dalam dunia kerja diduga disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, pada saat dilakukan pendataan sering kali usaha informal yang dilakukan oleh kaum perempuan hanya dianggap sebagai keisengan dalam mengisi waktu. Padahal pada kenyatannya tetap menyumbang untuk pemenuhan kebutuhan keluarganya. Kedua, seringkali kepemilikan usaha keluarga dikuasakan kepada suaminya meski pada kenyataanya mulai dari yang inisiasi, pengelolalan dan pengembangan semuanya dikendalikan oleh perempuan.

Banyaknya pekerja wanita yang menerima pendapatan rendah atau di bawah UMP mendorong munculnya fenomena pekerja miskin wanita. Yaitu pekerja wanita yang memiliki penghasilan atau pendapatan tetapi belum mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri beserta anggota keluarganya sehingga belum bisa mencapai kesejahteraan. Secara lebih spesifik, wanita sebagai pekerja penuh atau pekerja paruh waktu yang berusia 15-64 tahun dengan pendapatan bersih individu di bawah 60 persen dari median pendapatan di wilayahnya.

Di balik permasalahan tersimpan sisi lain perempuan yang mampu mendongkrak perekonomian. Menurut We Are Social 2021 perempuan memiliki share waktu terbanyak dalam menggunakan internet hariannya. Kebiasaan ini menjadi potensi perempuan yang dapat diarahkan untuk mengembangkan UMKM berbasis digital. Kenapa demikian?

Sebanyak 43 persen perempuan Indonesia merupakan pemilik UMKM. Merujuk pada hasil riset profil bisnis yang dilakukan oleh Bank Indonesia, di Indonesia UMKM mampu berkontribusi cukup besar yaitu lebih dari 60 persen terhadap PDB. Selain itu, UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 97 persen. Artinya Perempuan Indonesia memiliki kekuatan dalam berpartisipasi meningkatkan perekonomian.

Baca Juga  Keresahan Ibu : Anak-Anak Back to School, Benarkah?

Fakta lainnya, keterlibatan perempuan dalam parlemen mengalami peningkatan di tahun 2021 sebsar 0,8 persen. Dengan semakin banyak perempuan di parelemen maka akan tercipta kebijakan-kebijakan yang tidak memihak salah satu kelompok. Maka perempuan dan laki-laki memiliki peluang yang sama dalam berperan serta di sektor ekonomi. Selain itu peran perempuan sebagai tenaga professional mengalami kenaikan sebesar 1, 23 persen. Hal ini mampu mendorong perempuan terhindar dari status buruh ataupun pekerja miskin.

Solusi Strategis Meningkatkan Peran Perempuan dalam Sektor Ekonomi

Banyak hal yang perempuan lakukan untuk mendorongnya lebih aktif dalam sektor perekonomian. Pertama berikan hak otonomi pada perempuan dalam menentukan aktivitasnya untuk memilih sector pekerjaan. Berilah keleluasaan kepada perempuan untuk dapat mampu mengelola keuangan sendiri dan keluarga, sehingga dapat menopang pengembangan potensi usaha berbasis keluarga.

Perlu adanya inisiasi dan kolaborasi pemerintah dan masyarakat dalam membentuk suatu program pemberdayaan wanita dengan program padat karya berbasis kearifan lokal seperti pembuatan kerajinan tangan terutama di daerah perdesaan. Harapannya program tersebut mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) wanita. Dan juga meningkatkan pendapatan pekerja wanita sehingga pekerja miskin wanita menjadi berkurang.

Meminimalisir penindasan terhadap pekerja wanita dalam memperoleh upah yang lebih rendah dari laki-laki, maka perlu kebijakan terkait pemberian sanksi bagi perusahaan/instansi yang masih memberikan upah di bawah minimum yang telah ditetapkan di wilayahnya. Selain itu, adanya sanksi untuk perusahaan/instansi yang melakukan diskriminasi pada wanita di bidang ketenagakerjaan. Seperti memberikan upah yang lebih rendah pada pekerja wanita dibandingkan laki-laki pada jenis pekerjaan yang sama.

Dengan dilakukan upaya-upaya di atas diharapkan mampu mengangkat status perempuan dalam bidang ekonomi. Semakin banyak perempuan Indonesia yang berdaya dalam menggali potensi diri bidang kewirausaan demi menopang kebutuhan ekonomi untuk dirinya sendiri ataupun keluarga.

Baca Juga  Islam dan Perempuan dalam Bingkai Perdamaian

Bagikan
Post a Comment