f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
bobroknya moralitas

Bobroknya Moralitas Bangsa, Siapakah yang Bertanggung Jawab?

Perkembangan zaman hampir meliputi seluruh lini kehidupan. Dinamika kehidupan yang terus mengalami perkembangan memberikan perubahan yang signifikan dalam interaksi sosial masyarakat. Bangsa Indonesia memiliki ciri khas dalam interaksi sosialnya. Sejak dahulu, bangsa Indonesia terkenal sebagai bangsa yang moralitasnya tinggi baik dalam tingkah laku dan tutur bahasanya. Hal ini sebagaimana yang diakui dunia internasional melalui para turis yang acap berkunjung dan berwisata ke Indonesia. Inilah kepribadian Indonesia yang dikenal oleh dunia internasional.

Namun, laju perkembangan zaman tidak mungkin dapat terhindari. Hal ini tentu memberikan dampak positif sekaligus dampak negatif terhadap pergaulan anak bangsa. Dampak laju perkembangan zaman yang semakin pesat, antara lain pengaruh cyberspace yang sangat mendominasi, tampak paradoks dan menjadi bumerang tersendiri terhadap mentalitas anak bangsa yang kian jatuh tersungkur.

Indonesia yang awalnya terkenal sebagai bangsa yang santun serta menjunjung tinggi norma-norma sosial, seakan hari ini menjelma bagai bangsa yang kehilangan arah. Keramahtamahan masyarakat Indonesia perlahan mulai pudar tergerus lajunya perkembangan teknologi informasi.

Budaya asing yang tak mampu difilter menjadi salah satu faktor penyebabnya. Padahal sifat ramah bangsa Indonesia membentuk suatu budaya yang khas dari bangsa Indonesia itu sendiri. Budaya ramah dan sopan santun di Indonesia ini terjadi secara universal. Dengan kata lain, budaya ini terjadi atas seluruh keberagaman dan perbedaan yang ada di tengah masyarakat Indonesia.

Sifat ramah dari masyarakat Indonesia menjadi suatu ciri khas yang dapat ditemui dengan mudah. Namun, dewasa ini ciri khas sopan santun dan ramah tamah masyarakat Indonesia mulai tergerus dan rusak tergerogoti dengan kemerosotan moral dan krisis akhlak. Hal ini berakibat dari sistem pendidikan Indonesia yang belum mengarah kependidikan akhlak. Sehingga maraknya kasus bullying, tawuran, sikap tidak sopan terhadap guru bahkan hal remeh seperti bolos dan datang terlambat juga merupakan hal negative yang perlu adanya arah perbaikan dan perubahan. Lalu, siapakah yang harus bertanggung jawab terhadap bobroknya moralitas bangsa hari ini?

Baca Juga  Melihat Drama Korea “The World Of The Married” Sebagai KDRT Berlanjut
Komponen Inti dalam Memperbaiki Moral

Keluarga adalah pihak yang paling bertanggung jawab terhadap pendidikan generasi selanjutnya adalah orang tua sebagai madrasatul ula memiliki peran utama dalam menanamkan pendidikan moral yang baik kepada anaknya. Sebagai lingkungan belajar pertama dan utama, keluarga sangat berperan penting dalam membentuk karakter anak. Upaya orang tua dalam memberikan pendidikan moral kepada anaknya merupakan suatu upaya penanganan dan pencegahan dekadensi moral atas bobroknya moralitas generasi muda hari ini.

Dalam praktiknya, orang tua barangkali dapat memanfaatkan waktu bersama anak untuk sekedar mengobrol atau berdiskusi tentang suatu hal. Dengan adanya waktu bersama mereka, sedikit banyaknya bisa menanamkan nilai-nilai moral dan etika yang baik. Sehingga mereka paham bagaimana bersikap yang baik di lingkungan masyarakat. Sebagai langkah awal dalam memberikan pemahaman terhadap anak, orang tua dapat membekali mereka dengan ilmu, wejangan, dan nasehat.

Selain itu, mereka juga perlu adanya contoh keteladanan. Sebab, anak cenderung meniru sikap dan perilaku orang-orang di lingkungan sekitarnya, terutama orang tua sendiri. Para pakar pendidikan anak menegaskan bahwa sebagai guru pertama dalam kehidupan, maka kepribadian, sikap, perilaku dan cara hidup orang tua merupakan unsur pendidikan tidak langsung yang dengan sendirinya akan masuk dalam kepribadian anak.

Kontribusi Lembaga Pendidikan dan Pemerintah Negara

Selanjutnya yaitu lembaga pendidikan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki peran serta dalam upaya penanganan dekadensi moral yang menggerogoti generasi muda. Guru sebagai orang yang langsung bersentuhan dengan muridnya memiliki peran dalam menanggulangi dekadensi moral yang semakin merebak di lingkungan masyarakat.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik ialah dengan memberikan pemahaman mengenai sikap saling menghormati, saling memberi, saling membantu hingga saling menghargai perbedaan. Jika hal-hal kecil seperti ini tertanam sejak dini, dan adanya dukungan dari lingkungan keluarga, maka kebobrokan moral perlahan akan dapat teratasi.

Baca Juga  Pusaran Liberalisasi Pendidikan

Selain memberikan pendidikan materi, seorang guru juga harus mampu menjadi teladan yang baik bagi muridnya. Sebab, materi tanpa adanya contoh teladan dari sang guru hanya akan menjadi pengetahuan belaka. Namun dengan adanya contoh teladan dari sang guru akan memberi dampak perubahan pula kepada murid-muridnya. Itulah mengapa seorang guru bukan hanya sekedar mentransfer ilmu yang ada di otak, tetapi yang lebih penting adalah mentransfer budi pekerti luhur yang ada di dalam hati.

Kemudian, peran pemerintah. Negara dalam hal ini harus hadir untuk membangun karakter anak bangsa. Sebab pembentukan karakter jauh lebih penting dari pada pembangunan fisik. Apabila karakter generasi bangsa sudah baik, mentalitas pemudanya berkualitas, maka akan memberikan dampak yang berkemajuan bagi bangsa. Oleh karena itu, pemerintah yang berwenang dalam pembentukan arah pendidikan bangsa perlu membuat kebijakan yang mengarahkan pada pendidikan karakter.

Kebijakan terhadap kurikulum pendidikan hendaknya mulai menerapkan siswa untuk memiliki akhlak terpuji. Tidak melulu prestasi akademik yang medapatkan apresiasi, namun menghilangkan pendidikan karakter dari diri siswa. Maka tugas pemerintah selaku pembuat kebijakan untuk mengatur arah pendidikan nasional menuju pendidikan karakter yang berkualitas.

Apabila tiga komponen inti saling berfokus dalam memberikan pendidikan terbaik kepada generasi bangsa, maka bobroknya moralitas perlahan akan dapat teratasi. Penanganan yang cepat dan tepat terhadap merosotnya nilai etika ini tentu sangat perlu adanya kerjasama antar berbagai individu dan kelompok. Terlebih dalam hal ini pemerintah memiliki peran dalam mengatur perundang-undangan untuk menentukan arah pendidikan di Indonesia. Sebab kunci utama perubahan karakter suatu bangsa adalah pada pendidikan.

Editor : Irvan Chaniago

Bagikan
Post a Comment