Bening Matamu Kekasih
Hatiku begitu tenang saat melihat bening matamu
Lembut bagai kabut dini hari, damai oh kekasih
Sejuk bagai embun mentari, nun meninggalkan butir-butir bening
Dingin oh belai angin fajar
Oh kekasih
Aku termabukan dengan senyumanmu yang memikat diri
Kerling mata yang teduh menaklukkan diri
Pandang teduh penuh teka teki
Tanya tanpa mengetahui balas kekasih
Oh kekasih
Kau membuaiku dalam kerinduanku
Sungguh aku tak berdaya memandangmu
Kabarkanlah berita para pecinta bisu ini
Agarlah lekas menjadi milikku
Matsnawi
Lembar demi lembar kekasih
Aku mabuk kepayang karenanya
Amsal-amsal yang memikat relung hati
Bersatu menderu salip menyalip, saling mabuk dan sirna
Lenyap oh kekasih karena cinta
Menarilah bersamaku, dalam dekapan ayu parasmu
Oh aku mabuk tak berdaya, hilang arah terasa lenyap kekasih,
Katakan kekasih, adalakah pelipur kecuali ayu mu?
Oh atas mata yang bening memikat
Karena bening matamu kekasih
Membiru rasa penuh suka tak terucap
Aku dingin tak berdaya, mengemis hangatmu kekasih
Seniman
Lihatlah yusuf nan tampan nan gagah
Terpikatlah sudah gadis-gadis mesir cantik itu karenanya
Nan gagah penuh gairah cinta, kekasih
Ia hidup nan lestari, ia muda dan bergelora
Oh iblis iblis neraka
Yang bertengger berbisisik, di perempatan neraka
Menggoda menghasut
Menorehkan luka dan kengerian
Seniman nan hebat
Melukis langit dan baranya api
Merasakan pedih dan nikmat hidup!
Oh seniman hidup; kebaikan nan keburukan beriringan
Hanya mata kekasih
Yang mampu melihat
Baik pastilah mengandung keburukan
Dan keburukan mengandung kebaikan
Temaram
Oh sang agung
Malam yang perkasa, gelap tiada tara
Aku kabarkan padamu, sebuah rindu sang pecinta
Nun nestapa termakan dinginmu
Oh malam kekasih
Aku kian terjaga dalam kegelisahan hati
Yang kian kesana-kemari
Dekaplah aku pujaan hati
Agarlah hangat hasrad diri
Oh temaram kabut
Namamu yang ku sebut-sebut
Dalam kebisuan yang kalang-kabut
Oh kekasih
Temaram malam