f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
pandemi

Mengatasi Kebosanan Belajar di Masa Pandemi

Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang begitu siginifikan pada seluruh sektor dalam tatanan masyarakat. Berbagai perubahan kondisi dalam aktivitas masyarakat saat ini, merupakan akar dari upaya penerapan protokol kesehatan guna meminimalisir penyebaran virus Covid-19. Misalnya dengan tidak bolehnya aktivitas berkerumun, interaksi satu sama lain harus berjarak, kebersihan dan sterilisasi diri serta benda-benda yang ada di sekitar harus senantiasa terjaga. Kondisi tersebut merupakan hal yang sangat bertolak belakang dari kebiasan masyarakat sebelum adanya pandemi Covid-19. Sehingga membuat masyarakat dengan segala ketidaksiapannya memang dituntut untuk harus berfikir cepat dan bangkit agar tatanan kehidupan tetap berjalan sebagaimana mestinya.

Di dalam otak manusia terdapat bagian yang bernama amigdala, bagian ini memiliki peran sebagai pemberi isyarat tanda bahaya yang membuat manusia mengeluarkan respon pertahanan diri yaitu bisa mengelak ataupun melawan. Dan suatu kebiasaan baru di era pandemi ini ditangkap oleh otak sebagai bahaya karena belum pernah mengalami ini sebelumnya, dan karena itu pula manusia harus mengupayakan diri untuk tetap bertahan.

*

Pendidikan merupakan salah satu sektor yang juga ikut terdampak dalam perubahan aktivitas pada pandemi ini. Sekolah-sekolah yang notabenenya mengumpulkan masyarakat dengan mobilitas yang banyak menjadikan sistem tatap muka secara langsung itu terpaksa berhenti dan berubah menjadi pembelajaran daring (online). Pembelajaran daring mulanya memang menjadi solusi alternatif yang paling efektif guna menyelematkan keberlangsungan pendidikan. Namun di sisi lain pembelajaran daring juga menimbulkan keresahan baru bagi masyarakat entah itu pada guru, orang tua maupun siswa.

Keresahan dalam pembelajaran secara online ini ditambah dengan keharusan bagi para siswa maupun pendidik untuk memiliki fasilitas yang memadai, yaitu media elektronik seperti gadget, sinyal dan kuota. Yang kemudian kita ketahui bahwa pemerataan tersebut belum maksimal di Indonesia, mengingat masih banyak wilayah di Indonesia yang kurang terjangkau oleh sinyal.

Baca Juga  Sekolah di Rumah, Anak Jadi Pintar atau Bodoh ?

Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk tetap berjuang dalam kondisi mengkhawatirkan di tengah pandemi ini, yang tak lain adalah upaya untuk tetap menyelamatkan pendidikan Indonesia.

Jika pada lazimnya masyarakat sering mengeluhkan “sistem” yang terlihat meng-anak tiri kan masyarakat menengah ke bawah ataupun ia yang tinggal di lokasi 3T (terluar, terdalam dan tertinggal). Namun yang patut kita ubah dari persepsi tersebut adalah sebagai masyarakat biasa kita seharusnya memfokuskan hal-hal yang bisa berubah secara langsung, daripada membuang tenaga dan fikiran untuk ranah yang memang di luar kendali kita sebagai rakyat biasa.

Tips Mengatasi Kebosanan dalam Pembelajaran Daring

1. Sesuaikan dengan gaya belajar siswa

Ada beberapa tipe gaya belajar siswa yang sepatutnya setiap pendidik ketahui, dengan begitu pendidik bisa menyesuaikan metode belajar agar tidak selalu mengacu pada satu cara saja yang biasa, tergolong monoton dan menimbulkan kebosanan. Beberapa tipe itu antara lain:

  • Tipe gaya belajar mendengarkan (audiotorik), siswa dengan gaya belajar audiotorik mengandalkan indera pendengarannya sebagai dominasi kesuksesan dalam proses pembelajaran. Siswa dengan tipe ini akan dengan mudah menangkap materi pembelajaran jika guru menyampaikannya secara lisan dan dengan intonasi yang jelas. Guru bisa memvariasikan metode pembelajaran misalnya dengan diskusi, ceramah dan tanya jawab. Atau bisa juga memanfaatkan fitur pesan suara (voice note) dan menggunakan podcast.
  • Tipe gaya belajar penglihatan (visual), pada tipe ini indera yang dominan dalam proses belajar adalah penglihatan/mata. Siswa lebih mudah menangkap materi jika disampaikan secara tertulis, bagan, grafik, dan gambar. Pada intinya siswa akan lebih menangkap materi melalui indera penglihatan. Sebaliknya, ia akan kesulitan apabila berhadapan pada sajian materi berupa suara atau gerakan.
  • Tipe   gaya  belajar  kinestetik/motorik, yaitu siswa akan lebih mudah memahami materi melalui indera perasa dan gerak fisik. Pada cirinya siswa dengan tipe belajar kinestetik cenderung berorientasi pada fisik; banyak bergerak; manipulasi belajar melalui praktik; menggerakkan anggota badan misal jari ketika membaca; dan cenderung tidak bisa duduk dan berdiam diri dalam waktu yang lama. Dalam implementasinya, guru bisa memberikan permainan yang menggerakkan anggota tubuh sebelum memulai kelas, atau tugas yang mengharuskan siswa untuk memperagakan suatu hal.
Baca Juga  Manusia Menyampaikan, Selebihnya Allah yang Mengatur

Dari ketiga tipe belajar di atas yang perlu pendidik perhatikan adalah tidak semua siswa memiliki tipe belajar yang sama, oleh karenanya guru harus memastikan bahwa pada pembelajarannya terdapat tiga tipe belajar di atas. Dengan begitu, semua siswa bisa menangkap materi pembelajaran dengan mudah sesuai dengan dominansi inderanya masing-masing dalam belajar.

*

2. Variasi pembelajaran

Pada pembelajaran online di masa pandemi ini, guru bisa memanfaatkan fitur-fitur yang telah tersedia seperti youtube, zoom, podcast, whatapps, google meet dll. Tentunya guru haruslah memvariasi pembelajaran dan mengatur jadwal untuk menggunakan berbagai macam fitur yang telah ada. Kemudian yang harus pendidik perhatikan adalah untuk tidak hanya fokus pada satu fitur saja misal whattapps saja, karna sudah jelas itu akan menimbulkan kebosanan bagi siswa. Pembelajaran juga harus interaktif dan berdifat dua arah.

3. Komunikasi dengan para orang tua

Pembelajaran dari rumah pasti melibatkan orang tua dalam aktivitas pemantauan dan pendampingannya. Seringkali juga orang tua merasa kualahan jika harus mendampingi anaknya apalagi tidak semua orang tua paham akan materi pembelajaran. Ditambah kesibukan orang tua antara pekerjaan rumah, pekerjaan kantor dan mendampingi anak belajar sering kali menjadi keluhan tersendiri.

Oleh karenanya, pendidik harus menjalin komunikasi dan edukasi pada orang tua siswa tentang pengetahuan mengenai pembelajaran daring. Ada beberapa hal yang mungkin harus pendidik komunikasikan pada orang tua siswa, di antaranya:

  • Orang tua harus mengetahui jadwal belajar anaknya, hal ini dilakukan agar meminimalisir anak dalam penggunaan gadget yang bisa membahayakan kesehatannya. Jika sudah begitu, maka anak tau kapan waktunya ia boleh menggunakan gadget dan kapan harus menjauhi gadget.
  • Orang tua harus memberikan apresiasi pada anaknya untuk usaha sekecil apapun yang telah ia upayakan dalam pembelajaran. Pembelajaran daring yang tidak memungkinkan anak bertemu secara langsung pada guru dan teman-teman menjadikan kedekatan emosional antar sesama menjadi kurang, imbasnya bisa jadi anak menjadi mudah lelah, pesimis dan tidak bersemangat. Jadi orang terdekat yaitu orang tua harus memberikan dukungan emosional pada anaknya.
Baca Juga  Belajar dari Covid-19
Kesimpulan

Pada zaman yang terus bergerak ini menjadikan manusia mau tidak mau harus menyesuaikan diri dengan perkembangannya. Apalagi dampak dari pandemi yang mengubah seluruh aktivitas masyarakat yang serba online, mengharuskan kita untuk terus beradaptasi dan menerima kondisi. Termasuk pada pendidikan yang harus tetap berjalan dengan segala keterbatasan yang ada haruslah selalu semua elemen upayakan dengan maksimal mungkin. Seluruh elemen harus berperan dalam mensukseskannya. Pemerintah dengan kewenangannya memberikan aturan atau sistem pada pendidikan, guru dan dosen pada praktiknya, orang tua sebagai pemantau belajar siswa dan siswa sebagai subjek utama yang harus terus menempa diri dan bersemangat untuk menuntut ilmu bagaimanapun kondisinya.

Bagikan
Post a Comment