f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
RT

Bu RT; Perisai yang Mendewasakan

Bisik-bisik di lingkungan RT saya sudah mulai membesar. Tidak lagi menjadi bisik-bisik dan kasak-kusuk, namun sudah seperti berita yang menggema di toa-toa. “Bu Sri kena covid?” Yang lain bertanya-tanya dengan heran. “Kenapa? Kok bisa?” ada lagi bumbu-bumbu lain. “Bu Sri datang dari luar kota. Dari rumah keluarganya yang sedang mantu. Sebelumnya mereka juga kena.” yang diam-diam tanpa komentar pun banyak membatin. Semua menjaga untuk tidak bertemu Bu Sri. Dan memang Bu Sri juga sedang isolasi mandiri. Bahkan untuk lewat depan rumahnya saja kalau bisa mereka menghindar.

Itulah kondisi masyarakat kampung kami. Selama ini kampung kami aman dan nyaman, meski berita Covid terus berdengung. Di mana-mana Bu RT memberikan saran untuk memasang bendera hijau.  Awalnya kami mengira seperti biasa bendera hijau, sebagai berita duka. Lantas muncul pertanyaan, siapa yang meninggal? Ternyata bendera hijau tidak lagi tanda ada warga meninggal. Tetap lebih membanggakan bahwa lingkungan kami masuk zona hijau. Tetapi kebanggaan bu RT sekarang harus jatuh, dan  Bu Sri yang tertuduh menjatuhkannya. 

***

Semua warga kasak-kusuk dan takut dengan sakitnya Bu Sri. Namun, sesuatu yang lain terjadi. Di grup PKK yang digawangi Bu RT dan tentunya ada Bu Sri di dalamnya, terjadi suasana lain. Diawali dari usaha Bu RT membangkitkan semangat Bu Sri dengan memberikan pesan di grup. “Tidak ada yang mau sakit. Semua orang pasti ingin sehat. Tapi apa yang Bu Sri alami ini…bla bla bla.” demikianlah tulis Bu RT. 

Siapapun yang membacanya akan terpukau. Saya sendiri merasakan apa yang Bu RT tulis dalam pesannya adalah pelukan hangat pemimpin kepada warganya. Sampai-sampai saya melihat sosok Bu RT seperti seorang Oprah Winfrey yang kelebihannya ada pada rasa simpati yang besar.  Ia mampu menyampaikan kata-kata yang menghangatkan dan bisa merangkul serta menghibur lawan bicaranya.  Sehingga bisa menjadikan acara Oprah Winfrey Show menjadi acara bincang-bincang terbaik di Amerika.

Baca Juga  Dilema Ibu Hamil Bekerja di Masa Pandemi

Ajaib.  Ibu-ibu warga RT saya yang tadinya banyak bisik-bisik, kasak-kusuk, saat itu langsung berubah.  Ungkapan hangat yang menghibur dan membesarkan hati Bu Sri susul menyusul muncul di grup WA PKK.  Masih juga dilengkapi dengan doa-doa.  Bu Sri komentarnya juga bersemangat. Seperti biasa mengucapkan terima kasih dan masih dilanjutkan saling memberi semangat dan guyonan-guyonan gayeng yang menyenangkan.

***

Selebihnya, hari-hari dilalui dengan bergiliran mengirim makanan.  Lagi-lagi, Bu RT yang menggerakkan. Membuatkan jadwal biar tidak bentrok. Juga menjelaskan hingga teknis penyampaiannya. Dengan apa makanan dikemas, sehingga Bu Sri tidak terbebani mengembalikan wadah. Juga agar tidak terjadi kontak mencantolkan di pintu pagar rumah Bu Sri.  Cukup begitu, selanjutnya Bu Sri mengambilnya.  Maka warga semampunya bergerak melakukannya. 

Yang mampu membantu masakan matang berupa sayur dan lauk, mengirim sayur dan lauk.  Yang senang membuat camilan, mengirim camilan. Hingga yang tidak bisa memasak juga siap mengirim bahan mentah.  Tak lupa pesan sayang Bu RT untuk mengingatkan warga jangan lupa mencuci tangan dan menjaga protokol kesehatan. 

Begitulah kesaktian Bu RT.  Hanya dengan komentarnya yang hangat bisa meredam kasak-kusuk warga.  Ajakannya juga bisa merayu warga dan mengubah kasak-kusuk menjadi hingar-bingar semangat.  Semangat untuk kompak. Apalagi jika memberikan contoh di awal. Maka warga segera mengcopy paste apa yang Bu RT lakukan, tanpa keberatan.

***

Tidak berhenti sampai di sini. Setiap hari selalu ada saja postingan Bu RT mengingatkan tentang pentingnya menjaga protokol kesehatan. Chat menanyakan kabar Bu Sri.  Tak lupa menanyakan kabar warga yang lain.  Bu Sri dan semua warga menjadi bahagia karena ada yang saling memperhatikan satu sama lain.  Inilah imunitas yang besar.  Berharga murah tetapi berkhasiat besar. 

Baca Juga  Saya Dimata-matai Bill Gates!

Ternyata, musibah tak hanya membawa duka. Semangat untuk kompak dan saling bermanfaat buat sesama juga meningkat. Dan yang jelas, peran Bu RT sebagai pemimpin warga memang sangat menentukan.

Tidak terbayang seandainya Bu RT menanggapi kabar Bu Sri terpapar covid dengan diam-diam saja. Datar. Maka saya yakin yang terjadi adalah kasak-kusuk ibu-ibu warga RT pasti sudah membahana. Seperti biasa ketika terjadi sesuatu yang awalnya kecil dibumbui sana-sini akhirnya menjadi besar. Tidak mendapat solusi tapi hanya menunggu semua lelah berkasak-kusuk untuk mengharapkan redanya.

Lebih parah lagi kalau Bu RT bereaksi dengan memberikan tanggapan yang seenak hatinya. Bisa kacau semuanya. Warga tak bisa diredam, Bu Sri yang sakit menjadi semakin parah karena tersiksa.

***

Bu RT, sebagaimana juga pemimpin yang lain.  Kalau di dalam Islam adalah sebagai junnah.  Lebih mudahnya adalah sebagai perisai; tameng; pelindung untuk semua yang ada di bawah kepemimpinannya. Baik warga dengan segala tetek bengek hubungan antar mereka, juga fasilitas umum, potensi daerah dan seabrek urusan lainnya. Peran pemimpin sangat penting dan menentukan.  Semua tergantung bagaimana seorang pemimpin mengemban amanah kepemimpinannya. Tidak semata bangga akan kekuasaan, tetapi lebih kepada pertanggungjawaban atas amanah. 

Pertanggungjawaban yang utama tentunya kepada Sang Maha Pengatur. Semua amanah tidak semata-mata karena pilihan warga. Harus disadari amanah yang didapat oleh seseorang berasal dari Sang Penguasa alam. Selain apa yang kita lakukan didunia ini pasti akhirnya harus kita pertanggungjawabkan kehadapanNya. Juga pertanggungjawaban kepada semua warga yang telah memilih dan percaya padanya.

Suara warga harus tetap didengar tak hanya di awal siklus lima tahunan. Tetapi selama memimpin, pemimpin adalah tameng, pelindung yang siap ngemong dan mengarahkan warga.  Percaya, warga tidak akan macam-macam dan siap patuh kalau diarahkan dengan benar.  Sehingga bisik-bisik, kasak-kusuk akan berubah menjadi perlombaan saling bermanfaat antar warga yang satu terhadap warga lainnya.  Ternyata, tuntutan warga tidak banyak. Asal ada yang ngemong. Warga akan mudah menjadi dewasa.  Dewasa ya, bukan tua, hahaha.

Baca Juga  Islam dan Perempuan dalam Bingkai Perdamaian

Bagikan
Post a Comment