f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
good looking

Zaman Sekarang Good Looking Saja Tidak Cukup

Belum lama, ada sebuah pernyataan menarik yang pernah disampaikan oleh seorang bapak-bapak yang penulis kenal. Bahwa dulu era 90-an pernah terjadi peristiwa unik, bahwa pemuda desa sekampung naksir kepada seorang tokoh publik bernama Nike Ardila karena cantiknya yang natural atau good looking. Jika saya telaah, ternyata pada era itu cantik natural ataupun cantik dengan makeup belum lumrah dijumpai oleh masyarakat. Terlebih suaranya-pun bagus ketika bernyanyi.

Kemudian jika kita perhatikan lingkungan kita hidup sekarang yaitu abad 20, sadar atau tidak, kita sekarang sudah hidup di zaman di mana orang bernampilan baik (good looking) mudah kita jumpai di mana-mana. Baik itu di dunia nyata, ataupun di dunia maya sekalipun.

Jika di dunia nyata, dapat kita buktikan ketika kita pergi ke kampus misalnya, good looking pasti mayoritas kita jumpai, ke kantor apalagi, ke pasar pun tidak kalah juga. Jika di dunia maya, good looking lebih tidak kalah mendominasinya. Bahkan sebagian pemuda-pemudi millennial merasa tertuntut untuk selalu tampil bagus di sosial media. Demi mendapat followers, like, comment, dan share dari para pengguna sosial media lainnya agar bisa terkenal.

***

Dalam pandangan penulis, fenomena ini bukanlah sesuatu yang buruk, toh dalam Islam juga menganjurkan untuk berpenampilan bagus dan santun. Sebagaimana kita tahu bersama bahwa Allah itu indah dan mencintai keindahan. Malaikat Jibril-pun pernah menemui Nabi saw dalam bentuk menyerupai manusia yang sangat baik dan santun ketika mengajarkan apa itu Iman, Islam, dan Ihsan kepada kaum muslimin.

Namun, yang perlu kita renungkan adalah konsekuensinya kelak. Yaitu semakin hari good looking ini akan semakin menjadi hal yang lumrah, karena akan mudah untuk kita jumpai setiap hari. Konsekuensi selanjutnya, jika sudah menjadi hal yang lumrah dan sudah terbiasa dengannya, maka fenomena good looking ini tidak lagi spesial seperti zaman 90-an dulu, sebagaimana oleh bapak yang penulis kenal di awal tulisan ini sampaikan.

Baca Juga  Kehilangan Membantu Kita Lebih Merasakan Hidup

Oleh karena itu selain good looking di era ini, maka harus ada nilai lebih yang selalu membersamainya, yaitu akhlak yang baik (good akhlak). Karena bukanlah hal yang mustahil untuk melihat kenyataan di era modern ini bahwa orang yang memiliki good akhlak akan lebih sulit kita temukan daripada orang yang good looking. Padahal dalam ajaran agama Islam, bukan good looking saja yang harus diutamakan, tapi good akhlak pun harus lebih diutamakan.

***

Rasulullah saw sudah pernah menasihati kita sejak jauh hari, bahwa ia bersabda:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ

Artinya:  “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan (akhlak) kalian.” (HR. Muslim)

Berdasarkan hadis dan pemaparan singkat di atas, maka dapat kita sadari, bahwa dalam urusan penampilan itu ada batasan cukupnya. Karena akan selalu ada yang lebih cantik dari kita, lebih tampan, lebih baik, lebih kuat, lebih banyak harta, dan sebagainya. Selama kita hidup, kita akan selalu bertemu yang lebih. Tiada henti dan begitu seterusnya.

Hingga pada akhirnya perlu juga untuk kita sadari  bahwa batasan kita adalah rasa cukup dan syukur. Tidak perlu berlebih-lebihan atau bahkan memaksakan diri dalam upaya menjadi pribadi yang good looking dalam upaya memuaskan orang lain. Tapi cukup lah kata “cukup” menjadi batasan. Agar kita juga tidak terlupa atau pura-pura lupa bahwa sebenarnya banyak manusia yang tidak Allah beri nikmat seperti nikmat yang kita punya.

Baca Juga  Ketika Merasa, Kok Aku Begini-Begini Saja?

Sehingga akhirnya kita sadar  juga bahwa kelak keberkahan hidup adalah tentang rasa syukur atas semua nikmat Allah yang telah berikan. Dan untuk mencapai rasa syukur itu, dalam masalah good looking ya… kita perlu menetapkan batasan “cukup”. Adapun tentang masalah good akhlak adalah sebaliknya, jangan pernah merasa cukup. Tapi selalu mau belajar, selalu mau dinasihati, tanpa pernah bosan dan berhenti.

***

Terakhir, agar kita senantiasa semangat dalam memperbaiki akhlak kita ada sebuah kabar gembira dari Nabi saw, bahwa beliau bersabda:

إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا

Artinya: “Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah mereka yang paling bagus akhlaknya di antara kalian.” (HR. Tirmidzi)

Dan sebagai penutup dari opini ini, jangan sampai kita yang sedang berusaha memperbaiki akhlak menjadi rusak niatnya. Misal hanya ingin dinilai baik oleh orang lain, untuk mendapat jodoh, atau yang lainnya. Jangan. Nanti kalau kita tidak mendapatkan itu, kita akan kecewa, sakit rasa hati kita. Tapi kita niat untuk berakhlak baik ini semata-mata untuk mendapat ridha Allah swt. InsyaAllah akan lebih mulia dunia dan akhirat.

Wallahu a’lam bisshawab.

Bagikan
Post a Comment