f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
ayah

Walang Sangit dan Kantong Semar

Dahulu kala, di hutan tropis hiduplah sebuah serangga yang sombong lantaran memiliki wangi tubuh yang khas. Dialah Walang Sangit. Konon katanya wangi yang berada di tubunya merupakan berkah pemberian dari Tuhan, karena keberaniannya menyelamatkan serangga lain dari berbagai pemangsa. Namun kehebatannya malah membuatnya lupa bahwa semua itu berkat pemberian dari Tuhan.

Hingga di suatu perkumpulan serangga, Walang Sangit mulai menunjukkan kehebatnnya. Bahkan dengan berani ia menantang hewan-hewan pemangsa untuk melawannya. “Hahaha, ayo siapa yang berani melawanku,?” kata dia tertawa puas. Seketika hewan pemangsa pun terpancing untuk melawannya. Pertarungan pun terjadi dan kemenangan berpihak pada Walang. Para hewan pemangsa lari dan tidak kuat dengan aroma tubuhnya. “Ayo, siapa lagi yang mau maju haha,” tantangnya kembali.

Nasehat Sahabat

Melihat hal itu sahabatnya, yaitu Kepik merasa khawatir dengan keselamatan Walang Sangit. Kepik pun mencoba untuk menasihat sahabatnya, bahwa kehebatan yang dialaminya sekarang merupakan hadiah dari Tuhan yang tidak baik jika diperlakukan seenaknya. Namun, nasihat itu tidak dihiraukan, malah ia semakin sombong dan tidak mau menerima saran dari siapa pun. “Tidak ada yang akan bisa mengalahkan ku,” katanya.

Keesokan harinya, Walang Sangit melakukan perjalanan ke arah timur hutan. Di perjalanan tiba-tiba ia mencium aroma yang sangat wangi. Bahkan aroma wangi dari tubuhnya tidak seenak dari aroma wangi yang menarik perhatiannya itu. Dia pun penasaran dan mencoba untuk mencari sumber dari aroma wangi itu.

Langkah Walang Sangit pun terhenti di depan sebuah tanaman besar yang berbentuk kantong. “Tanaman apa ini,?” sahut Walang Sangit. Tanaman itu pun terbagun mendengar perkataan serangga yang berada tepat di depannya. “Aku adalah Kantong Semar, kamu siapa berani datang kemari?,” tanya Kantong Semar. “Aku menyukai aroma mu yang mengenakan, bisakah kita berteman?” jawabnya.

Baca Juga  Menolong Anak Yatim

Mendengar tawaran Walang Sangit membuat Kantong Semar memanfaatkan ketidak tahuannya, bahwa Kantong Semar adalah tanaman pemakan serangga. “Hahaha, boleh saja mari kita berteman,” kata Kantong Semar. Mereka pun bersalaman dan berpelukan, tanpa sadar Walang Sangit masuk ke dalam kantong tumbuhan pemangsa itu.

Berkah untuk Saling Menolong

Ketika kantong mulai tertutup Walang Sangit baru menyadari kalau dirinya telah terjebak. “Lepaskan aku! Tolong! Tolong!,” jerit dia. Ia pun kemudian mengeluarkan aroma wangi andalannya, akan tetapi hal itu tidak mampan lantaran Ia sudah terjebak dalam perangkap Kantong Semar. “Hahaha percuma saja kamu mengeluarkan bau wangi mu, itu tidak akan mempan bagiku,” sahut Kantong Semar.

Walang pun menangis dan menyesali perbuatannya, ia mencoba untuk berdoa kepada Tuhan namun ia sudah tidak berdaya. Kantong Semar pun melahapnya tanpa tersisa. Hal ini mengajarkan pada kita semua, bahwasa apa yang telah diberikan kepada Tuhan untuk kita itu tidak baik untuk dipamerkan atau digunakan dengan tidak wajar. Sebab berkah yang diberikan Tuhan itu digunakan untuk saling tolong menolong dan berbuat kebaikan. Jadi, jangan menganggap kehebatan diri sendiri bukan karena pertolongan Tuhan, agar kita tidak menyesal nantinya.

Bagikan
Post a Comment