f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
suami istri

Tidak Ada yang Terjajah dari Relasi Suami Istri

Momen kemerdekaan ini sering dijadikan guyonan orang-orang tentang merdeka dari pasangan masing-masing. Banyak orang menganggap bahwa pasangan yang belum bebas melakukan apa pun berarti belum merdeka.

Suami dianggap belum merdeka dari istri jika masih takut pergi keluar lama-lama, begitu pun sebaliknya. Semua hal kemudian dikaitkan dengan kemerdekaan diri. Sudah bebas dan merdeka kah kita di hadapan pasangan masing-masing? Kadang ada juga guyonan bapak-bapak yang takut mau beli sesuatu karena tidak diizinkan istri.

Kenapa kita harus membenturkan hal-hal tersebut dengan kemerdekaan? Kenapa kita harus merasa terjajah? Padahal dalam relasi suami istri tidak ada penjajah dan yang terjajah. Relasi suami istri bersifat saling melengkapi dan mendukung.

Belum Merdeka untuk Bepergian

Jika kita telaah lagi, istri saja harus minta izin pada suami kemana pun ia pergi. Apakah itu artinya istri terjajah? Apakah kemudian agama dan norma mengamini penjajahan laki-laki terhadap perempuan?

Padahal istri izin pada suami itu bukanlah bentuk dari penjajahan atau diskriminasi. Sejak menikah, istri menjadi tanggung jawab suami. Mulai dari pakaian, makanan, tempat tinggal, kesehatan, keselamatan, keamananan, semuanya ditanggung oleh suami. Jika suami tidak mampu menjaga istri, maka suami akan dimintai pertanggung jawabannya.

Untuk itu, istri harus izin pada suami agar bisa dilindungi. Jika terjadi apa-apa pada istrinya, maka suami bisa mengambil tindakan. Jika suami tahu kemana perginya istrinya, suami bisa segera menolong ketika terjadi hal-hal berbahaya.

Maka ini bukan suatu bentuk penjajahan, tapi perlindungan. Sebaliknya, istri juga berhak tahu kemana suami pergi. Yang menjadi tanggungan berhak mengetahui kemana penanggung jawabnya pergi. Istri juga bisa menolong suami jika terjadi hal berbahanya. Ia bisa melindungi suami jika sesuatu buruk terjadi.

Baca Juga  Benarkah Perempuan Dilaknat Malaikat jika Menolak ‘Ajakan’ Suaminya?

Istri juga berhak menghubungi suami jika suatu saat ia dan anak-anak membutuhkannya. Pada akhirnya relasi dalam rumah tangga adalah kesalingan. Saling membutuhkan dan saling melindungi. Tidak ada suami yang tidak membutuhkan istri, pun sebaliknya.

Tidak ada suami yang tidak butuh perlindungan istri, dan juga sebaliknya. Maka ketika suami harus cepat pulang, ia bukan sedang dijajah istri. Ia bukan belum merdeka. Tapi orang-orang yang menjadi tanggugannya berhak merasakan keamanan dengan hadirnya penanggung jawab di dekat mereka.

Begitu pula istri, ia tidak boleh pergi tanpa izin karena suaminya harus selalu menjaga dan melindunginya. Penanggung jawab berhak mengetahui keberadaan istrinya. Sama seperti anak-anak yang harus selalu meminta izin pada orang tuanya sebagai penanggung jawab. Minta izin itu bukan berarti anak dijajah orang tua, tapi karena orang tua harus melindungi anaknya.

Hobi dan Nongkrong

Banyak sekali bapak-bapak yang harus merelakan hobinya setelah menikah. Banyak bapak-bapak yang merasa terkekang setelah menikah. Entah guyonan atau bukan. Suami saya juga pernah mengatakan itu, dia sudah sangat jarang bertemu temannya setelah menikah.

Tapi pernahkah kita melihat istri? Setelah melahirkan, pernahkah dia sibuk kumpul dengan teman-temannya? Pernahkah ia bisa menyesap kopi dengan santai? Pernahkan ia bisa mandi berendam atau bernyanyi sambil mandi di bawah aliran shower?

Setelah melahirkan, jangankan keluar rumah, mau nonton drakor dengan leluasa saja tidak bisa. Apalagi melakukan hobi dan nongkrong di luar. Maka bukan hanya bapak saja yang seolah terkekang, ibu jauh lebih terkekang.

Ia bahkan tidak bisa meninggalkan anaknya karena harus menyusui. Saat makan di luar, ibu harus menyuapi anak. Saat jalan-jalan ibu harus mengejar-ngejar anak, sedang bapak bisa asyik buka media sosial atua main game. Tentu ini tidak terjadi pada semua orang tua. Saya yakin banyak orang tua sekarang sudah saling berbagi peran.

Baca Juga  Vaginismus Tidak Bisa Jima’ dengan Suami? Berdosakah?

Tapi mau bagaimana pun juga, ibu tak pernah bisa lepas dari anak. Dan jika membahas kemerdekaan, ibu jelas sangat ‘tidak bebas merdeka’. Maka, marilah kita berhenti dari pembahasan merdeka dan terjajah. Karena pada dasarnya menikah dan berumah tangga memang harus saling berkorban. Siap menikah berarti siap merelakan waktu dan kesenangannya untuk keluarga. Dan ini adalah konsekuensi.

Membelanjakan Uang

Baik laki-laki maupun perempuan, semuanya memiliki kecenderungan untuk membeli barang koleksi atau peralatan hobinya. Misalnya bapak-bapak ingin beli motor, sepeda, alat pancing, atau peralatan gaming. Biasanya bapak-bapak juga koleksi jam atau sepatu mahal. Sedangkan ibu-ibu suka koleksi tas, sepatu, perhiasan.

Jujur saja saya dan suami tidak pernah mengoleksi barang itu, alasan utamanya adalah karena tidak ada uangnya, haha. Tapi saya yakin jika istri melarang suaminya membeli barang mahal itu bukan karena pelit. Tapi karena mempertimbangkan keefektifan dan kegunaannya. Sama halnya dengan suami yang melarang istrinya membeli barang branded, pasti itu karena keefektifan dan kegunaannya.

Bukan karena ingin melarang atau bahkan menjajah. Kita justru bersyukur karena ada orang yang lain ikut mempertimbangkan ketika kita ingin membeli sesuatu. Bisa jadi beberapa hal luput dari pertimbangan kita.

Jadi, tidak perlu lah kita merasa terjajah atau terkekang. Meskipun hanya guyonan tapi hal ini bisa menjadi pola pikir dasar bahwa banyak pasangan yang belum merdeka. Apalagi untuk anak-anak yang belum menikah.

Jika mereka mendengar guyonan seperti ini, bisa jadi mereka merasa bahwa pernikahan adalah relasi saling mengekang. Dan pernikahan mereka nantinya bisa diisi dengan ketidakjujuran karena membelanjakan sesuatu.

Karena takut dikekang maka mereka tidak jujur. Padahal saya yakin, jika barangnya penting dan berguna, serta ada budget untuk membelinya, pasangan pasti akan memakluminya. So, buat suami dan istri, yuk merdeka dari guyonan tidak merdeka dan terjajah.

Bagikan
Post a Comment