f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
orang tua kehilangan eril

Tentang Kehilangan

Waktu jadi anak-anak dan beranjak muda, saya jarang kangen dengan orang tua. Saya memiliki dunia sendiri. Tak jarang, saat kuliah S1 di Jogja, saya kerapkali hanya pulang setahun sekali. Jika beberapa kali pulang ke Jakarta, saya memang kebetulan ada acara. Seringkali saya terbersit kangen, meskipun rasa kuat untuk lebih mandiri dan dunia yang berbeda dengan orang tua semakin menguatkan untuk lebih menjauh.

Itu perasaan saya sebagai anak dan juga anak muda. Namun, saat menikah dan memiliki anak. Perasaan itu berbuah sebaliknya. Sejauh-jauhnya pergi untuk sebuah keperluan pekerjaan, hati saya ingin berada di rumah, bersama-sama anak-anak dan istri. Bagi saya, dunia luar sudah tidak menarik. Yang menarik adalah melihat kakak Alesha dan Ziki bertumbuh dengan saya ada di samping mereka. Karena itu, saat Ziki sering saya tinggal untuk keperluan riset lapangan,m dengan waktu yang cukup lama, saya merasakan ada yang bersalah. Apalagi, saya melewati pertumbuhannya yang sangat pesat.  Perasaan bersalah kerapkali muncul saat saya jauh dari mereka berdua.

Di sini, saya mulai mengerti betapa rasa kangen anak kepada orang tua itu memiliki dimensi yang sangat berbeda. Meskipun seorang anak sudah besar, orang tua masih menganggapnya anak; dikangenin, ditelepon, dan bahkan hampir setiap hari menanyakan kabar. Sebaliknya, bagi anak, sikap orang tua yang selalu menanyakan itu, dalam beberapa hal, bisa bikin jengkel. Anak merasa, ia seperti masih anak kecil lagi. Padahal itu merupakan bentuk sayang orang tua saja.

Dengan rasa sayang yang luar biasa ini, orang tua tidak ingin anak-anaknya tertimpa musibah. Kalaupun sakit, misalnya, biar orang tuanya saja yang menanggung, jangan anak-anak. Bagi orang tua, memikul luka dan sakit yang dialami oleh anak-anak jauh lebih bisa ditangguhkan ketimbang anak sendiri yang mengalami. Karena itu, perasaan kehilangan orang tua ketika anaknya meninggal itu jauh lebih berat.

Baca Juga  Buruh Gendong, Wanita yang Menanggung Beban Bertubi-tubi

Mengapa? orang tua merekam semuanya proses dari melahirkan hingga besar. Mereka juga yang tahu detail apa yang dilakukan anak-anaknya. Dengan kata lain, menjadi orang tua adalah sebuah proses  tentang pergulatan dan perjuangan untuk membahagiakan anak-anak mereka, apapun itu usaha yang bisa dilakukan. Istilah kepala jadi kaki dan kaki jadi kepala merupakan cerminan betapa orang tua akan melakukan hal yang terbaik untuk anak-anak mereka.

Sebaliknya, anak mengenal orang tua lebih lekat saat ia belum memiliki semesta di luar orang tuanya. Ketika sudah mengenal semesta lain, proses kelekatan kepada orang tua menjadi berkurang. Dunia yang luas membuatnya menjauh dari orang tuanya, meskipun sesekali anak-anak yang tumbuh dewasa ini merindukan. Karena itu, kehilangan kang Emil dan istrinya mengenai Eril merupakan pukulan berat yang membentuk trauma.

Lebih jauh, meskipun tidak kenal secara fisik, kita sebagai orang tua merasakan tentang kehilangan yang dalam tersebut. Kehilangan yang begitu dalam dan pedih. Kata-kata mengikhlaskan hanya kamuflase untuk meringankan tentang kepedihan mendalam, di mana kata dan visual benar-benar tidak bisa menggambarkan kecamuk hati. Kehilangan eril, bagi saya bukan hanya kehilangan bagi kang Emil dan istri.

Jauh dari itu, ini tentang kita semua, orang tua yang merasakan begitu cinta yang mendalam kepada anak. Meskipun semua itu diingatkan, betapa jika Allah berkehendak, maka siapapun tidak dapat menolaknya. Akhirnya, sebaik-baiknya harapan adalah dengan merelakan. Tindakan terbaik kehilangan adalah doa. Rasa cinta yang mendalam adalah zikir agar Allah memberikan Eril di tempat terbaik di sisi-Nya.

Ziarah ke sungai Aare akan menjadi ritual bagi banyak orang Indonesia yang berkunjung ke sana untuk terus menapaki betapa cinta orang tua kepada anak melampaui keindahan sungai tersebut. Di sungai tersebut, ada doa yang terus dipanjatkan oleh Kang Emil dan Atalia serta masyarakat Indonesia tentang keteguhan dan rasa cinta kepada eril yang kini terus berenang menuju cahaya Ilahi

Bagikan
Post a Comment