f

Get in on this viral marvel and start spreading that buzz! Buzzy was made for all up and coming modern publishers & magazines!

Fb. In. Tw. Be.
taaruf

Taaruf Holistik Kunci Kesuksesan dalam Pernikahan

Banyak cara bagi seseorang untuk mencari pasangan hidup. Salah satunya yakni dengan jalan taaruf. Jalan ini menjadi alternatif demi menghindarkan diri dari gaya pacaran yang lebih berpotensi mengarah pada kemaksiatan.

Taaruf sendiri merupakan tahap perkenalan sebelum melanjutkan ke jenjang pernikahan. Jalan taaruf dinilai  lebih “aman” karena landasannya bersumber dari nilai dan ajaran agama dan terdapat perantara dalam menjembatani prosesnya. Perantara dalam taaruf biasanya adalah orang tua atau saudara.

Kehadiran perantara dalam proses taaruf berperan sebagai kontrol agar proses pengenalan tidak berlangsung berduaan oleh calon pasangan yang khawatir akan mengarah pada tindakan yang tidak terpuji.

Namun, keadaan tersebut juga membawa dampak pada kurangnya kesempatan untuk menyelidiki lebih jauh terkait kepribadian calon pasangan karena keterbatasan dalam berinteraksi dan batas waktu taaruf yang biasanya tergolong singkat. Sehingga, proses pengenalan menjadi tidak komprehensif.

Kurangnya penjajakan intens sebelum pernikahan meningkatkan risiko perselisihan dan konflik yang berujung pada perceraian. Padahal, pernikahan merupakan sebuah ibadah yang bertahan sepanjang hayat.

Bahkan, Allah SWT menyebut pernikahan sebagai Mitsaqan Ghalidza yang memiliki arti “Perjanjian Agung” yang berarti bahwa pernikahan merupakan perjanjian yang serius, bukan ajang untuk coba-coba, pernikahan merupakan tanggung jawab berat yang membutuhkan komitmen level tinggi dalam menjalankannya.

Untuk itu, butuh formula taaruf yang dapat meningkatkan kesiapan dalam menopang tanggung jawab tersebut. Setidaknya terdapat beberapa proses taaruf yang tidak boleh terlewatkan sebagai upaya meminimalisir kemungkinan terjadinya konflik dalam pernikahan dengan proses taaruf.

Utamakan taaruf dengan diri sendiri.

Sebagaimana ungkapan Lao-Tzu, “Kenalilah diri Anda, maka Anda akan memenangkan semua pertempuran.” Mengenal diri sendiri atau istilah lainnya self awarness adalah sebuah kunci untuk memenangkan pertempuran. Pertempuran di sini tentu saja bukan hanya terkait pertempuran fisik.

Baca Juga  Ketika Diajak Komitmen, Perempuan Bisa Apa?

Pertempuran dalam hal ini adalah kemampuan untuk bertempur melawan ego dan ketidakdewasaan dalam berpikir agar menghindarkan kita dari pengambilan keputusan yang tergesa-gesa dan tidak matang.

Pengenalan dengan diri sendiri harus menjadi bagian utama dalam proses taaruf. Sebelum berusaha mengenali orang lain sebaiknya seseorang harus mengenali diri terlebih dahulu. Karena orang yang tidak bisa mengenali diri kemungkinan besar juga tidak bisa mengenal orang lain.

Aristoletes, seorang filsuf Yunani mengatakan, “Mengenal diri sendiri merupakan awal semua kearifan.” Pengenalan terhadap diri sendiri dapat membawa seseorang pada pemahaman mendalam tentang diri.

Seseorang yang berusaha mengenali diri akan melakukan analisis dan evaluasi terhadap diri sendiri, kemudian memahami bagaimana karakteristik diri, kelebihan dan kekurangan, serta potensi dalam diri.

Dengan begitu, seseorang akan mengetahui dengan jelas mengenai apa yang ingin ia capai dalam pernikahan. Mampu memahami kelemahan pasangan karena meyakini ia juga memiliki kekurangan, dan memberikan pasangan kesempatan untuk mengembangkan potensinya.

 Taaruf intelektual, emosional dan spiritual. 

Proses taaruf tidak bisa berhenti pada pengenalan fisik saja. Di era saat ini, masih terdapat fenomena taaruf yang menjalani pengenalan yang hanya sampai pengenalan fisik saja, yakni dengan melihat calon pasangan secara sekilas, melihat bagaimana wajahnya, lalu memutuskan apakah merasa cocok atau tidak.

Biasanya proses ini terjadi pada saat pihak laki-laki akan berkunjung ke rumah calon pasangan, keduanya akan bertemu dengan pendampingan oleh keluarga yang aktif berperan sebagai perantara. Sedangkan calon mempelai biasanya hanya memiliki sedikit kesempatan untuk mengungkapkan pendapat.

Bahkan, ada juga fenomena taaruf  atau mengenal melalui foto oleh perantara, lalu dengan yakin melangsungkan pernikahan. Cara ini mungkin efektif bagi sebagian orang dan kehidupan pernikahannya berjalan lancar meski dengan proses pengenalan yang singkat.

Baca Juga  Cara Islam Memandang Cinta

Namun, tetap saja sangat berisiko karena aspek yang dikenali dari calon pasangan baru sebatas lapisan terluar saja. Padahal, kita akan tinggal seumur hidup dengan orang yang akan kita nikahi tersebut.

Orang yang akan kita nikahi akan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan. Mulai dari kebahagiaan, kesedihan, kemarahan, hingga kesehatan mental kita. Sehingga kita perlu memikirkannya dengan matang.

***

Taaruf intelektual membantu kita agar kita bisa mengetahui bagaimana pola pikir atau pengetahuan seseorang terhadap sesuatu. Dalam konteks rumah tangga misalnya pandangan terhadap harta, kesehatan reproduksi, pola pengasuhan anak dan lain sebagainya.

Taaruf emosional berguna untuk mengetahui bagaimana respon seseorang terhadap berbagai tekanan yang terjadi dalam kehidupan. Sebagaimana kita ketahui, pernikahan tidak hanya berisi romansa antar dua insan. Pernikahan seringkali berhadapan dengan goncangan-goncangan yang menguji kesabaran.

Taaruf spiritual akan membimbing kita untuk mengetahui bagaimana penghayatan religiusitas seseorang terhadap Tuhan yang biasanya termanifestasikan dalam bentuk perilaku seperti menaati perintah Tuhan, bersikap jujur, dan lain sebagainya.

Ketiga aspek tersebut harus kita pahami dengan baik sebelum melangsungkan pernikahan agar kita bisa mengetahui dan menimbang apakah  aspek intelektual, emosional dan spiritual calon pasangan relevan dengan kita, atau apakah kita dapat bernegosiasi dengan aspek intelektual, emosional dan spiritual calon pasangan.

Taaruf sepanjang hayat

Perlu diketahui bahwa proses pengenalan tidak berhenti sampai tahap pernikahan saja. Pernikahan justru menjadi pintu awal bagi pasangan untuk lebih memahami karakter masing-masing.

Akan banyak hal baru yang terungkap setelah pernikahan, entah itu kebiasaan buruk atau pemikiran yang berseberangan. Jika tidak dapat berkompromi dengan baik tentu akan berdampak buruk bagi kehidupan rumah tangga seperti merenggangnya hubungan, rumah tangga tidak harmonis, bahkan sampai perceraian.

Baca Juga  Penikahan : Dakwah dan Perkembangan Islam

Untuk menjaga keharmonisan keluarga, maka taaruf pasca pernikahan menjadi amat penting agar komitmen awal pernikahan dapat terjaga. Kita memang tidak akan mampu memahami manusia seutuhnya, tetapi bukan berarti kita bisa berhenti berusaha.

Dari pemaparan di atas bisa dipahami bahwa sebuah pernikahan harus dipersiapkan dengan matang. Persiapan matang tersebut dimulai dari pra-nikah hingga pasca menikah. Karena sejatinya pernikahan merupakan ajang untuk berproses bersama menjadi pribadi yang lebih baik dan tentunya membutuhkan kerja sama yang baik antar kedua belah pihak.  Semua hal tersebut bermuara pada tujuan mulia pernikahan yakni sakinah, mawaddah, warahmah.

Bagikan
Comments
  • Sylvicld

    Masyallah Manteppp

    Januari 13, 2022
Post a Comment