Setiap Hari adalah Hari Ibu: Madrasah Pertama yang Tak Tergantikan

Pendidikan adalah salah satu fondasi penting dalam pembentukan karakter dan kepribadian seseorang. Dalam tradisi Islam, ibu dianggap sebagai madrasah pertama atau sekolah pertama bagi setiap individu. Peran seorang ibu tidak hanya terbatas pada memberikan nutrisi fisik, tetapi juga melibatkan pengajaran nilai-nilai moral, spiritual, dan kultural yang menjadi landasan kehidupan.

Dalam Islam, pentingnya peran seorang ibu dalam pendidikan anak-anaknya diakui sebagai sesuatu yang sangat mulia. Kalau suami salah memilih atau membina istri menjadi baik, maka keadaan anakmu ikut serba salah. Kalau suami menyerahkan pada istri yang salehah, anaknya jelas ikut saleh.

Karena yang sehari-hari bertemu dengan anak di rumah adalah ibunya. Makanya orang Arab mengatakan,

الأُمُّ هِيَ المدْرَسَةُ الأُوْلَى فِي حَيَاةِ كُلِّ إِنْسَانٍ

“Ibu adalah sekolah pertama bagi kehidupan setiap insan.”

Ibu bukan hanya memberikan pelajaran formal, tetapi juga menciptakan lingkungan yang penuh kasih, membentuk karakter, dan mendidik anak-anaknya dengan nilai-nilai keimanan.

Allah SWT dalam Al-Qur’an menekankan kepada seluruh manusia untuk memberikan penghargaan dan ketaatan kepada ibu. Allah berfirman dalam Surah Luqman :14.

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ

“Dan Kami wajibkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu; hanya kepada-Kulah kembalimu.”

Rasulullah ﷺ menyatakan keutamaan ibu dan memberikan petunjuk untuk menghormatinya. Beliau bersabda,

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَدْتُ أَنْ أَغْزُوَ وَقَدْ جِئْتُ أَسْتَشِيرُكَ فَقَالَ هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَالْزَمْهَا فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا

Wahai Rasûlullâh! Aku ingin ikut dalam peperangan (berjihad di jalan Allâh Azza wa Jalla ) dan aku datang untuk meminta pendapatmu.” Maka Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kamu mempunyai ibu?” Dia menjawab, “Ya.” Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tetaplah bersamanya! Karena sesungguhnya surga ada di bawah kedua kakinya.” (HR Nasa’i)

Menghargai jasa seorang ibu dapat kita mulai dengan memberikan kasih sayang dan pengertian. Memahami peran dan pengorbanan yang telah seorang ibu lakukan membantu kita menghargai nilai-nilai yang telah ia tanamkan.

Taat kepada ibu adalah bentuk penghormatan yang paling mendasar. Melaksanakan kewajiban, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan memberikan dukungan adalah tindakan konkret yang menunjukkan ketaatan dan pengabdian kepada ibu.

Berdoa untuk kesehatan, kebahagiaan, dan kesuksesan ibu adalah wujud penghargaan. Selain itu, mengucapkan kata-kata penghargaan dan terima kasih secara terbuka juga dapat meningkatkan keberkahan.

Ibu bukan hanya penyelenggara pendidikan pertama tetapi juga pencipta fondasi kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupan keluarga. Menghargai jasa seorang ibu adalah tindakan wajib bagi setiap individu yang diilhami oleh ajaran Islam. Dengan memberikan penghargaan dan kasih sayang kepada ibu, kita membangun fondasi keluarga yang kuat dan penuh berkah, serta meneruskan nilai-nilai luhur yang telah diajarkan oleh madrasah pertama, yaitu ibu.

Hari Ibu, sebagai momen yang secara resmi diperingati untuk menghormati dan mengenang peran ibu dalam kehidupan kita, seharusnya bukanlah hanya satu hari dalam setahun. Sebaliknya, setiap hari seharusnya diisi dengan rasa syukur dan penghargaan kepada sosok yang penuh kasih tersebut. Setiap hari adalah Hari Ibu, sebuah kesempatan untuk merenung dan bersyukur atas hadirnya kebaikan dan kasih sayang yang tak terhingga.

Sebagai manusia, kita sering kali terjebak dalam kesibukan sehari-hari. Tuntutan pekerjaan, kehidupan sosial, dan berbagai kewajiban lainnya dapat membuat kita terlalu sibuk untuk merenungkan betapa berharganya kehadiran seorang ibu. Namun, setiap hari seharusnya menjadi pengingat bahwa ibu adalah pilar yang tak tergantikan dalam kehidupan kita.

Ibu bukan hanya figur yang menyediakan kebutuhan fisik kita, tetapi juga sumber kasih sayang yang tak terhingga. Setiap hari, ia menyajikan kehangatan pelukan, memberikan nasihat bijaksana, dan mendukung kita dalam setiap langkah perjalanan hidup. Ibu adalah tempat kita berlindung dan taman di mana bunga-bunga cinta dan pengertian mekar.

Terjebak dalam kehidupan yang sibuk, sering kali kita lupa untuk menyisihkan waktu sejenak untuk mengekspresikan rasa terima kasih dan cinta kepada ibu. Kesibukan tidak seharusnya menjadi penghalang, melainkan tantangan untuk menciptakan momen-momen kecil yang istimewa setiap hari. Sebuah senyuman, ucapan terima kasih, atau bahkan sekadar panggilan telepon singkat dapat menggambarkan bahwa setiap hari adalah Hari Ibu.

Refleksi ini mengajarkan kita untuk menyadari kebesaran dalam kehalusan. Tidak perlu momen-momen besar atau kado mewah untuk mengungkapkan rasa terima kasih. Sebaliknya, penghargaan terletak pada kesederhanaan tindakan-tindakan kecil yang dilakukan dengan tulus dan penuh rasa sayang.

Mengapa kita harus menunggu satu hari dalam setahun untuk menghormati ibu kita? Sebaliknya, setiap hari adalah kesempatan untuk membawa tradisi penghargaan dan kasih sayang ke dalam keseharian. Tindakan-tindakan kecil seperti membuat secangkir teh, memberikan bunga, atau hanya berbicara dengan lembut dapat menjadi bagian dari kebiasaan harian yang menghargai peran ibu.

Jadi, mari rayakan setiap hari sebagai Hari Ibu. Biarkan setiap momen diisi dengan rasa syukur dan penghargaan. Biarkan ibu kita merasakan betapa tak ternilai harganya kehadirannya setiap saat. Setiap hari adalah kesempatan untuk memberikan cinta tanpa batas kepada sosok yang memberi kita kehidupan dan kasih sayang.